Anak Berisiko Tinggi Terpapar Covid-19, Orang Tua Diminta Ketahui Gejalanya
Merdeka.com - Jumlah anak tertular Covid-19 terus mengalami peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Orang tua diharuskan untuk lebih waspada. Dokter Siloam Hospitals Palangka Raya, Dokter Agustina menuturkan, di antara risiko penularan virus pada anak adalah dari orang tua dan klaster keluarga.
"Risiko tinggi anak terpapar Covid-19 terutama tertular dari orang tuanya yang pulang bekerja, tertular dari klaster keluarga, terbatasnya akses deteksi dini, dan anak bermain tanpa protol kesehatan. Untuk itu bagi orang tua sebaiknya hindarilah membawa anak keluar rumah, kecuali darurat," kata Agustina dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (1/8).
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui gejala penularan Covid-19 pada anak agar dapat segera mencari bantuan medis.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa anak mudah terkena penyakit menular? Anak-anak mudah terserang penyakit menular karena beberapa alasan, antara lain: Sistem imun yang belum sempurna. Anak-anak masih dalam proses membangun sistem kekebalan tubuh mereka untuk melawan berbagai jenis kuman. Sistem imun yang lemah membuat anak-anak lebih rentan terhadap infeksi virus, bakteri, atau parasit.
-
Apa penyakit yang dialami oleh anak muda semakin meningkat? 'Memang benar bahwa stroke dan penyakit jantung saat ini masih menjadi penyebab utama penyakit tidak menular di Indonesia,' ungkap dokter spesialis neurologi David Pangeran dari RSUI. Dalam praktiknya, ia juga sering menjumpai kasus anak muda yang terkena stroke dan penyakit jantung. 'Tren anak muda yang mengalami stroke dan penyakit jantung semakin meningkat.'
-
Apa jenis kanker yang paling sering menyerang anak di Indonesia? Di Indonesia, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak adalah leukemia (kanker darah), lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak.
-
Apa saja penyakit menular yang umum menyerang anak? Beberapa penyakit menular yang umum menyerang anak-anak adalah: SelesmaSelesma adalah infeksi virus pada saluran napas bagian atas yang ditandai dengan demam, batuk, pilek, dan nyeri saat menelan. Selesma dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, terutama mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin. DiareDiare adalah kondisi di mana feses menjadi encer dan frekuensi buang air besar meningkat. Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi anak. Untuk mengatasi diare, berikan anak cairan yang cukup, seperti air putih, oralit, atau susu formula.
"Adanya gejala seperti banyak tidur dan napas cepat, terdapat cekungan di dinding dada, saturasi oksigen kurang 95 persen, demam lebih dari tujuh hari, kejang, sulit makan dan minum, dan bila ada penurunan kesadaran, maka segera bawa anak ke Rumah Sakit," tutur Agustina.
Selain itu, beberapa tanda dan gejala Covid-19 pada anak-anak di antaranya sakit kepala, gejala saluran napas seperti batuk, fungsi indra perasa atau bau tidak bekerja normal, sesak napas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat disertai pilek, nyeri otot, bisa juga berupa gejala saluran cerna seperti mual atau muntah, diare, sakit perut, nafsu makan buruk, terutama pada bayi di bawah 1 tahun.
Orang tua dapat menerapkan isolasi mandiri pada anak, dengan syarat yang perlu diperhatikan seperti tidak bergejala atau asimtomatik, gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak masih aktif, bisa makan dan minum, menerapkan etika batuk, memantau gejala atau keluhan, pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari saat pagi dan malam, dan lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Namun perlu diperhatikan dalam penerapan isoman bahwa orang tua dapat tetap mengasuh anak yang positif, disarankan yang berisiko rendah. Jika ada orang tua atau anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama disarankan berikan jarak tidur dua meter dengan kasur terpisah. Tetap berikan dukungan psikologis pada anak," imbuh Agustina.
Setelah selesai isolasi, umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari. Namun dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi selama 10 hari ditambah 3 hari setelah bebas gejala. Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.
Agustina juga mengingatkan agar orang tua melakukan vaksinasi untuk menghindari paparan Covid-19 pada anak. Terkait vaksinasi, uji klinis vaksinasi masih dibatasi umur 18-59 tahun, yang merupakan kelompok usia terbanyak yang terpapar Covid-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan, rekomendasi terbaru untuk vaksin Covid-19 saat ini bisa diberikan pada anak mulai usia 12-18 tahun.
"Jadi bagi orang tua agar anak aman dari Covid-19 maka perlu mengenali gejala pada anak, segera bawa ke faskes untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat, jangan membawa bayi dan anak keluar rumah. Serta berikan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaPada cuaca ekstrem dan musim liburan, anak rentan sakit sehingga orangtua perlu lebih menjaganya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPenularan tuberkulosis (TBC) pada anak bisa dicegah dan diwaspadai oleh orangtua dengan memerhatikan kontak erat yang terjadi di lingkungan rumah.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaMeskipun gejalanya sering kali mirip dengan penyakit lain yang lebih umum, penting untuk mengetahui tanda-tanda spesifik yang mungkin mengindikasikan tumor otak
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaMusim hujan sering kali menimbulkan masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaTBC adalah penyakit infeksi oleh kuman mikroorganisme atau mikrobakterium tuberkolosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan.
Baca Selengkapnya