Anak buah Susi cegah Kapal Flor de la Mar diangkut pemburu harta
Merdeka.com - Kabar Kapal Flor de la Mar berisi harta karun mewah membuat Indonesia harus makin ketat menjaga keamanan lautnya. Sebab, kekayaan laut kini tidak hanya soal ikan yang berlimpah.
Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saad mengungkapkan, pihaknya telah memerintahkan agar melakukan survei nasional untuk seluruh benda muatan kapal tenggelam (BMKT).
Nantinya akan dipilih kapal mana yang harus diangkut dari dasar laut. Namun, syarat utama untuk lakukan pengangkatan, yakni bertujuan untuk penelitian.
-
Apa yang ditemukan di galangan kapal? Arkeolog Turki, Hakan Öniz, mengumumkan penemuan artefak baru di galangan kapal kuno terbesar dan tertua di dunia.
-
Apa yang ditemukan di perahu? Dalam perahu tersebut, ditemukan juga jenazah saudara laki-lakinya dan keponakannya yang berusia 15 tahun.
-
Apa yang ditemukan di bangkai kapal? Pada masa itu mereka menemukan kerajinan tangan yang berasal dari Zaman Kuno dan Romawi, hingga perahu kayu dan logam yang tenggelam sekitar Perang Dunia II.
-
Apa yang ditemukan di dalam kapal karam? Sekelompok peneliti arkeologi bawah air menemukan dua buah lempengan timah seberat 22 gram dan 44 gram di sebuah kapal karam Zaman Perunggu di lepas pantai Antalya Kumluca,Turki.
-
Siapa yang memiliki kapal harta karun ini? Ribuan artefak ini diyakini hasil jarahan yang tenggelam bersama kapal milik panglima perang Zhang Xianzhong pada abad ke-17.
-
Apa yang ditemukan di dalam perahu di Tarim Basin? Mumi-mumi Tarim Basin ditemukan pada 1990, dan meskipun berasal dari sekitar 4.000 tahun lalu, mereka masih memiliki tubuh dan pakaian yang sama. Karena udara gurun yang kering melindungi wajah dan rambut mereka secara alami, fitur wajah dan warna rambut mereka terlihat jelas.
"Pemerintah harus survei nasional, berapa kapal tenggelam. Mana yang boleh diangkat untuk ilmu pengetahuan," kata Saad di Jakarta, Rabu (7/1).
Kementerian yang dikomandani Menteri Susi Pudjiastuti ini menegaskan akan lebih fokus terhadap persoalan BMKT. Terutama, terhadap kapal tenggelam yang berumur 50 tahun lebih. "Nilainya di situ," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapal Flor de la Mar disebut-sebut menjadi incaran pemburu harta karun. Sebab, kapal milik Portugis itu membawa barang rampasan.
Dilansir dari astroawani.com, kapal yang sempat berlayar selama 9 tahun di Lautan India ini dilaporkan karam pada November 1511 bersama harta rampasan dari Melaka.
Selain itu, kapal itu dikatakan menampung 200 tong dipenuhi batu permata juga berlian berbagai macam ukuran. Untuk mengangkat kapal tersebut, diperkirakan mengeluarkan dana hingga puluhan juta dolar.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyelundupan 99.250 benih lobster ke Vietnam, digagalkan petugas Polresta Bandara Soekarno-Hatta. Dua kurir, S (35) dan M (42), pun turut ditangkap.
Baca SelengkapnyaPangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang menggagalkan penyelundupan 99.648 ekor benih atau baby lobster senilai Rp15 miliar ke Singapura.
Baca SelengkapnyaPelaku membawa 20 kotak stereofoam berisi benih lobster.
Baca SelengkapnyaPetugas curiga dengan paket tersebut saat melewati proses x-ray
Baca SelengkapnyaPara bajak laut menempati kedudukan penting dalam kegiatan penyelundupan perdagangan gelap.
Baca SelengkapnyaPolisi Setop Kijang Innova Angkut 50.000 Lebih Benur Senilai Rp6 M di Palembang
Baca SelengkapnyaBeruntung 14 ABK tugboat dan tongkang Royal 17 selamat usai para kelompok perompak.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan 34.222 ekor benih lobster tujuan Singapura digagalkan petugas Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaPihak berwenang berhasil mengamankan 6 pekerja packing beserta barang bukti benih lobster.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan 256 botol ukuran kecil, dan 32 jerigen berisi 35 liter
Baca SelengkapnyaTim Patroli Laut Bea Cukai gagalkan penyelundupan balepressed
Baca SelengkapnyaPetugas juga menangkp seorang pria berinisial EB (61) asal Jawa Tengah dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Selengkapnya