Anak dianiaya ibu kandung sampai patah tangan
Merdeka.com - Seorang bocah berusia 2 tahun berinisial SS mengalami patah tangan setelah mendapat perlakukan kasar oleh ibu kandungnya berinisial AM. Diduga penganiayaan juga melibatkan ayah tiri korban.
Kedua pelaku sekarang sudah pulang ke Padang, sedangkan anaknya masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro, Sigli.
Korban dibawa ke rumah sakit oleh pamannya, Tarmizi tanggal 3 Agustus 2017 lalu untuk mendapatkan perawatan. Selain patah tangan, korban mengalami memar di sekujur tubuh dan trauma.
-
Siapa yang ditikam mantan ayah tiri? Seorang remaja putri M (19) tewas setelah ditikam mantan ayah tirinya, SE (53). Sang ibu SR (53) juga terluka parah ditusuk mantan suaminya itu.
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Apa yang terjadi pada bocah tersebut? Tampak kepala seorang bocah tersangkut di kolong roda bus. Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
"Korban mengalami luka memar di sekujur tubuh, kemudian tangan kirinya juga mengalami patah," kata kepala ruangan bedah, Langsanawati Amk, Selasa (15/8).
Menurutnya, kondisi korban sudah mulai membaik setelah ditangani oleh tim medis, bahkan bocah malang itu sudah ceria. Berbeda waktu pertama kali dibawa ke rumah sakit, korban dalam kondisi lemas dan luka-luka.
"Selama dirawat korban hanya dijaga oleh pamannya Tarmizi, sedangkan orangtuanya dikabarkan sudah pulang ke Padang," ujarnya.
Menurutnya, ibu korban beberapa waktu lalu pernah menjenguk anaknya di rumah sakit. Akan tetapi bocah perempuan itu menangis saat digendong oleh ibu kandungnya.
"Saat digendong ia menangis diduga mengalami trauma dan merasa ketakutan. Bahkan saat ini korban terlihat lebih manja sama perawat-perawat yang ada di rumah sakit," tutupnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku APS diketahui adalah ayah tiri dari korban dan ATH adalah ibu kandung dari korban MRS.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaDalam video yang beredar, anak itu memakai baju kaos berwarna merah. Sejumlah warga membantu menenangkan anak tersebut.
Baca SelengkapnyaKPAID Tasikmalaya menyatakan kasus anak berkebutuhan khusus (ABK) meninggal dianiaya orang tuanya menjadi kado pahit di Hari disabilitas.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, keluarga korban dua balita ini berada di Solo dan satu lagi di Papua.
Baca SelengkapnyaVideo anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaTetangga mengaku sempat mendengar adanya benturan ke dinding dan guyuran air dari dalam kontrakan yang dihuni oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaAkibat penganiayaan tersebut, kedua anak itu mengalami benjol dan memar di sekujur tubuhnya.
Baca SelengkapnyaPelaku punya riwayat ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Baca SelengkapnyaAtas perbuatannya itu, RY saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana tersebut.
Baca SelengkapnyaPada saat kejadian tragis itu berlangsung, adik AAMS berada di lokasi juga.
Baca Selengkapnya