Asap Selimuti Jambi, Dansatgas Ingatkan Pengalaman Buruk akibat Karhutla
Sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi diselimuti kabut asap, termasuk di Wilayah Kota Jambi, akibat dari karhutla pada Senin (4/9).
Sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi diselimuti kabut asap, termasuk di Wilayah Kota Jambi, akibat dari karhutla pada Senin (4/9).
Asap Selimuti Jambi, Dansatgas Ingatkan Pengalaman Buruk akibat Karhutla
Berdasarkan data dari BMKG Jambi, titik panas (hotspot) di Jambi yang terpantau sejak awal Januari hingga 4 September 2023, mencapai 1.301 titik panas data. Sementara lahan yang terbakar mencapai 340 hektare.
Dansatgas Karhutla Brigjen TNI Supriono mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir Jambi sudah diselimuti kabut asap.
"Asap itu salah satu penyumbang polusi udara. Namun sampai saat ini tim masih bisa mengendalikan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap," katanya saat diwawancarai merdeka.com di Polda Jambi, Senin (4/9).
Menurut dia, modifikasi cuaca belum bisa kembali dilaksanakan di Jambi, karena untuk melakukannya harus ada potensi air di awan wilayah Provinsi Jambi.
"Sehingga bisa turun hujan nantinya, yang bisa memadamkan titik api yang terbakar di beberapa wilayah, khususnya gambut," ujarnya.
Selain itu, dalam beberapa hari yang lalu di wilayah Mestong, Kabupaten Muaro Jambi ada sekitar 3,5 hektare hutan dan lahan yang terbakar. "Terkait itu, kemarin kita telah mendapatkan informasi ada sekitar 3,5 hektare yang terbakar. Sudah kita tangani oleh tim dan sampai tadi malam api sudah berhasil dipadamkan," katanya.
Pihaknya meminta semua lapisan masyarakat di Provinsi Jambi untuk bersama-sama bersatu padu untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah masing-masing.
"Karena Jambi punya pengalaman buruk akibat bencana karhutla pada tahun 2015-2019 lalu. Di mana semua sisi, baik dari bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang terdampak langsung dan dirugikan akibat kabut asap," tegasnya.
Jenderal bintang satu ini berharap agar semua pihak dapat bekerja sama menjadikan Jambi bebas asap. "Bagi para pelanggaran hukum dalam karhutla, pasti ada sanksi hukum yang berlaku dan menjadi bahan evaluasi tim Satgas karhutla di Jambi," tegasnya.
Kemudian, titik api yang menjadi sumber karhutla itu terjadi seperti di Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan di Kabupaten Sarolangun.
"Yang kita harapkan, begitu ada hotspot kita langsung turun untuk memastikan api atau tidak. Kalau api, kita lakukan tindakan respons cepat," tutupnya.
Masyarakat Diimbau Pakai Masker
Sementara BMKG melansir kualitas udara di Jambi sejak Sabtu (2/9) sampai Senin (4/9) masih tidak sehat. Kondisi ini diperkirakan BMKG Jambi akan berlangsung setidaknya sampai tiga hari ke depan.
"
"Kami perkirakan sampai 6 September, karena masih ada polutan atau potensi Karhutla di sekitar Provinsi Jambi, terkhusus di wilayah bagian selatan Provinsi Jambi," kata Kepala BMKG Jambi Ibnu Sulistyono.
"Efeknya angin dari selatan akan mengarah ke barat laut dan utara di Jambi, jadi angin dari selatan memicu kabut asap sehingga dapat membahayakan paru-paru," imbuhnya.
BMKG juga mencatat bahwa ada tren kenaikan indeks kualitas udara, kata Ibnu, saat diukur menggunakan alat yaitu partikulat PM2,5 untuk mendeteksi bahwa udara cenderung tidak sehat. "Jadi masyarakat sudah mulai mewaspadai untuk kondisi udara untuk wilayah Kota Jambi," jelasnya.
Jarak pandang atau visibility masih dalam kondisi aman. Aktivitas penerbangan dan kemaritiman tidak perlu diberhentikan.
"Malam tadi kami mencatat ada 8.000 meter (visibility). Tapi sejak dini hari tadi, ada pengurangan sampai 1.200 meter. Ini cukup mempengaruhi kegiatan masyarakat di Jambi. Untuk penerbangan dan kemaritiman masih aman,"ujarnya.
bnu menjelaskan bahwa puncak musim kemarau di Jambi diperkirakan berlangsung pada September 2023. Selama itu, terdapat potensi karhutla dan kebakaran hutan.
Sementara titik panas di Jambi sejak awal Januari hingga 4 September 2023, mencapai 1.301 titik panas. "Yang paling banyak memang masih di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Sarolangun dan Merangin, diikuti Tebo dan Batanghari," jelasnya.
Karena kondisi tersebut, Ibnu mengimbau pemerintah dan masyarakat terus menerus memantau data yang dilansir BMKG. Tidak hanya itu, ia pun mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker dan mulai menghemat air.
"Dengan informasi dari BMKG, pemerintah dan masyarakat bisa merencanakan kegiatan terkait keselamatan dan kesehatan masyarakat. Kondisi udara di Jambi kurang sehat. Sehingga masyarakat sudah seharusnya mulai memakai masker. Dan menghadapi puncak kemarau, masyarakat sudah mesti menghemat air," tutupnya.