Atasi gizi buruk, Pemkab Wonogiri gencarkan Posyandu dan Polindes
Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri terus mengupayakan penanganan kasus anak yang mengalami gizi buruk di wilayah tersebut. Sepanjang tahun 2017, terdapat 20 anak yang mengalami gizi buruk.
Dari 20 anak, ada yang sudah sembuh, berubah status menjadi gizi kurang dan ada yang kambuh lagi. Di awal tahun 2018, kasus serupa kembali muncul, hanya saja jumlahnya tidak signifikan.
"Memang ada kasus gizi buruk, yang jumlahnya 20 anak pada 2017 dan sudah tertangani secara baik. Meski kemudian muncul temuan baru di tahun 2018," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri Adi Dharma, kepada merdeka.com, Sabtu (3/2) malam.
-
Kapan situasi gizi buruk ini terjadi? 'Dalam dua pekan, kami mendeteksi lebih dari 250 pasien gizi buruk,' jelas direktur rumah sakit Kamal Adwan, Dr Hassam Abu Safah, dikutip dari Sky News, Selasa (9/7).
-
Siapa yang mengalami gangguan kesehatan? Dalam salinan DKPP, Pengadu (CAT) disebut mengalami gangguan kesehatan usai menjalani hubungan badan yang dipaksa oleh Teradu (Hasyim Asyari) dalam hal ini Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Apa dampak malnutrisi pada anak kanker? Malnutrisi pada anak penderita kanker dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mereka. Anak yang malnutrisi berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama pengobatan kanker, termasuk kesulitan menentukan dosis obat yang tepat, peningkatan risiko infeksi, dan lambatnya pemulihan setelah terapi.
-
Apa dampak malnutrisi pada anak? Malnutrisi, khususnya stunting, berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi optimal.
-
Kenapa anak kanker di Indonesia susah sembuh? Salah satu penyebab utama rendahnya angka kesembuhan kanker pada anak di Indonesia adalah keterlambatan diagnosis. Hal ini sangat memengaruhi keberhasilan pengobatan.
Pernyataan Adi Dharma ini sekaligus meluruskan kabar sebelumnya yang menyatakan terdapat 238 anak terdeteksi gizi buruk di wilayahnya. Di mana 19 anak mendapatkan penanganan di RSUD Soediran Mangun Sumarso dan lainnya mendapatkan rawat jalan.
Meskipun ia tak menampik adanya temuan gizi buruk, namun tidak sebanyak yang diberitakan sebelumnya. 238 anak tersebut, diakunya memiliki berat badan di bawah garis merah (BGM) yang tercatat pada kartu menuju sehat (KMS), namun mereka bukan berarti mengalami gizi buruk.
Menurut Adi, ada banyak parameter, baik mulai dari timbangan badan dikaitkan dengan umur anak, tinggi anak dengan umur anak dan lainnya.
"Kami terus mengupayakan program perbaikan gizi, melalui gerakan Posyandu dan Polindes yang didukung seluruh puskesmas di tiap kecamatan. Program ini efektif untuk menangani kasus 1.388 anak yang mengalami kekurangan gizi," jelasnya.
Adi merinci, jumlah penderita anak gizi buruk yang ada di Kabupaten Wonogiri hingga Desember 2017 sebanyak 20 balita. 16 merupakan sisa kasus tahun 2016, 1 kasus baru dan 5 kasus lama kambuh, dan 2 balita dinyatakan telah sembuh.
"Bulan Januari ini ada penambahan 1 kasus baru dari wilayah Kecamatan Jatisrono. Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan rujukan spesialistik di Poliklinik Anak RSUD Soediran Mangun Sumarso. 19 balita gizi buruk sisa tahun 2017 dan 1 kasus gizi buruk baru, sementara ada 1 balita gibur yang diajak merantau orang tuanya," jelasnya.
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilaporkan per 1 Februari lalu, 3 balita sudah berubah status menjadi gizi kurang, 1 balita dinyatakan sembuh, 2 balita dilakukan rawat inap dan sisanya berstatus penanganan perawatan rawat jalan dan tindakan di Klinik Tumbuh Kembang RSUD Wonogiri.
Adi menambahkan, terdapat faktor pemberat pada balita penderita gizi buruk di wilayahnya. Diantaranya kelainan jantung bawaan, down syndrome TBC anak masing-masing sebanyak 1 balita. Dan 3 balita gizi buruk lainnya diperberat dengan kasus stunting (proporsi TB menurut umur dinyatakan pendek).
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengupayakan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah melalui kebijakan dan program pilot project bersama Pemda.
Baca Selengkapnya20 Anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulannya di Poliklinik Hemodialisis RSHS Bandung.
Baca SelengkapnyaAncaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, kurang lebih 11 ribu anak per tahun yang terdiagnosis kanker.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca Selengkapnya798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaSejumlah anak menjalani cuci darah di RSCM pada unit khusus dialisis anak.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap nantinya angka stunting di Provinsi Bengkulu dapat turun di bawah 14 persen.
Baca SelengkapnyaDesa punya peran besar untuk mencegah karena stunting tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil penapisan tersebut, menurut Waryono, sementara ini belum ditemukan kasus gagal ginjal pada anak di Kota Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaAnak anak gagal ginjal perlu adanya perawatan khusus yang salah satunya dirujuk ke RSCM.
Baca Selengkapnya