Giat Menabung, Pemuda Tampan nan Dermawan Asal Kupang Bahagia Berhaji Usia 20 Tahun
Merdeka.com - Menunaikan ibadah haji merupakan momentum yang paling diimpikan bagi semua umat muslim. Apalagi bila dimampukan menjalani rukun Islam kelima itu di usia muda. Tentu hal ini menjadi pengalaman tersendiri.
Begitulah syukur yang dirasakan Rahmad Hafids (20), pemuda dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski masih berusia sangat muda, Hafids bisa berangkat haji tahun ini.
Pemuda berlatar belakang pengusaha itu merupakan satu dari 250 rombongan jemaah haji asal Kota Kupang. Pria kelahiran Kupang pada 20 November 2002 lalu itu mungkin menjadi jemaah haji paling muda asal NTT.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
-
Siapa yang menabung selama 22 tahun untuk haji? Mahruf sampai detik ini masih tidak menyangka bisa berangkat haji sebentar lagi. Sebelumnya ia sudah menabung selama 22 tahun sejak 2002 silam dari penghasilannya sebagai penjual gorden keliling.
-
Siapa yang sedang bersiap berangkat haji? Rezky Aditya dan Citra Kirana telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, termasuk melakukan manasik haji sebagai bekal ilmu sebelum mereka tiba di Mekkah dan Madinah.
-
Apa gelar yang diberikan kepada orang yang sudah haji? Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan penyebutan gelar Haji atau Hajah. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi memberi gelar 'Haji' atau 'Hajah' di depan nama orang usai menunaikan ibadah Haji.
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
Rahmad Hafids memiliki beberapa usaha yang bergerak di bidang gadget, otomotif dan juga brand parfum. Sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, Rahmad Hafids sudah berwirausaha.
Punya Banyak Usaha
Dia juga pernah menjual bubur ayam hingga menjadi tenaga lepas videografer. Bahkan menjadi perantara jual beli ponsel bekas. Belajar dari pengalaman itu, Rahmad Hafids nekat membuka usaha sendiri. Kesuksesan menghampirinya. Hafids bisa membuka beberapa cabang di Kota Kupang hingga Maumere Kabupaten Sikka. Bahkan rencananya ia akan cabang baru di Kota Malang, Jawa Timur dalam waktu dekat ini.
Rahmad Hafids juga dikenal dengan kegemarannya bermain golf, menembak serta mengoleksi motor gede alias moge. Salah satu moge milik Rahmad Hafids ditaksir nilainya ratusan juta Rupiah.
Dengan segala kecukupan yang dirasakannya, Rahmad Hafids rupanya juga dikenal dermawan. Kerapkali pemuda ini melakukan donasi ke berbagai tempat. Ia menyambangi panti asuhan hingga orang-orang yang ia temui.
Suka Berbagi Rezeki
Bagi Rahmad Hafids, kebiasaannya memberikan sebagian rejekinya kepada orang lain semata-mata untuk menunjukkan bahwa antar manusia tetap sama di mata Tuhan. Rejeki yang ia miliki, merupakan titipan oleh Allah yang bisa diberikan bagi orang lain.
"Allah SWT memberi kita rejeki. Dari rejeki kita itu, ada sebagian milik orang lain. Hendaknya kita saling memberi," katanya bijak saat ditemui, Rabu (14/6).
Hal ini, Hafids berangkat dari Bandara El Tari Kupang ke Tanah Suci.
Rahmad Hafids bercerita, panggilan untuk menaikan ibadah haji ini sempat tidak terduga. Mulanya dia hanya menyimpan niat itu dalam hatinya. Dia berandai-andai akan pergi ke Tanah Suci suatu waktu.
Sejak Lama Menabung untuk Berhaji
Rahmad Hafids, dengan segala upaya dan usahanya mulai mengumpulkan Rupiah yang dia peroleh. Mahasiswa salah satu universitas swasta di Kota Malang itu sangat yakin semangatnya itu akan dijawab.
"Ingin melengkapi ketakwaan dan menunaikan perintah terhadap Allah SWT," katanya menjawab tujuannya menunaikan ibadah haji.
Jalan panjang yang ia lalui selama ini berbuah manis. Rahmad Hafids mendapat kesempatan untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima yakni pergi berhaji. Sebagai seorang pengusaha muda, Rahmad Hafids ingin menuntaskan pengabdiannya berlandaskan keislaman.
Dia berharap, usai menunaikan ibadah haji, Rahmad Hafids ingin terus memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.
"Insya Allah saya terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan lebih mendalami ketakwaan kepada Allah SWT," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaAda kalanya ia tak bisa menabung karena pasien pijatnya terlalu sedikit
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun, tak ada anggota keluarganya yang tahu bahwa nenek Ngatima akan pergi haji
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaDua lansia ini mampu mewujudkan mimpinya setelah menabung selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaPasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca Selengkapnya