Balita Korban Penyanderaan Ayah Kandung di Depok Akan Dipertemukan dengan Ibunya
Merdeka.com - Balita yang disandera ayah kandungnya di kawasan Sukmajaya, Depok kini bersama keluarganya. Sesaat setelah diselamatkan dari penyanderaan yang berlangsung lebih dari lima jam, balita tersebut langsung dibawa ke rumah aman. Namun balita tersebut belum bertemu dengan ibu dan sedang diupayakan bertemu agar bisa dirawat lebih baik.
"Kondisi saat ini, belum bisa gambarkan secara detail ya, karena kita langsung amankan ke rumah keluarganya," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, Kamis (12/1).
Pendampingan pada balita tersebut untuk melihat perkembangannya. Balita tersebut juga diupayakan bertemu dengan ibunya. Pendampingan psikologis dilakukan untuk memulihkan trauma pada balita tersebut. Diharapkan, apa yang dialami balita tersebut tidak menimbulkan efek trauma berkepanjangan.
-
Bagaimana membantu anak mengatasi trauma? Anda dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan anak dengan penuh perhatian, membiarkan anak mengungkapkan perasaannya, dan meyakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
-
Bagaimana psikolog anak membantu anak mengatasi trauma? Psikolog anak yang terlatih dalam menangani trauma dapat membantu anak-anak dan keluarga mereka mengatasi efek dari pengalaman traumatis tersebut. Mereka menggunakan pendekatan seperti terapi kognitif-perilaku, terapi berbasis trauma, atau terapi bermain untuk membantu anak memproses perasaan mereka dan membangun mekanisme koping yang sehat.
-
Siapa yang bisa membantu anak mengatasi trauma? Anak membutuhkan dukungan emosional dari orang tua atau orang dewasa yang dipercaya untuk membantu mereka memahami dan mengatasi trauma yang dialaminya.
-
Kenapa trauma anak perlu dihindari? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Apa saja dampak trauma pada anak? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Apa yang harus dilakukan saat anak balita memukul? Jangan Pernah Gunakan Kekerasan Ketika anak mulai menunjukkan perilaku memukul, penting untuk tidak menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menanggapi tindakan tersebut. Menghindari tindakan seperti memukul, menampar, atau mencubit sangatlah penting, karena anak cenderung akan meniru perilaku orangtuanya.
"Setelah ini secara bertahap kita akan melakukan pendampingan dan kemungkinan kita akan mencari ibunya. Kami bertugas untuk memastikan anak ini mendapatkan tempat yang aman untuk kehidupannya, karena ayahnya kemungkinan sedang melalui proses hukum," ujarnya.
Pendampingan yang dilakukan berupa kunjungan setiap hari untuk melihat perkembangan balita tersebut. Agar terbangun kemampuan anak tersebut untuk bisa berbicara, bermain kembali dan sosialisasi. Semua itu kata Nessi dilakukan secara bertahap dengan alasan kondisi korban yang masih balita sehingga agak sulit komunikasi.
"Anak-anak kan harus pelan-pelan ya dalam pendampingannya. Yang jelas kita akan setiap hari untuk berkunjung ke anak ini, sehingga kalau sudah dekat mungkin akan lebih mudah lagi memberikan terapi untuk menghilangkan anak itu," tambahnya.
Pihaknya juga akan memberikan hak pada balita tersebut berupa pembuatan akta kependudukan agar nanti bisa sekolah. Balita tersebut diketahui belum memiliki akta.
"Anak ini juga enggak mempunyai akta. Kita akan melakukan beberapa upaya untuk memberikan haknya sebagai seorang anak, misalnya kita akan mencoba membuatkan akta bagi anak ini bisa melanjutkan untuk masa depannya," katanya.
Sementara itu, Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Imran Edwin Siregar menambahkan, sementara balita tersebut masih berada di rumah aman. Selanjutnya akan diserahkan pada pihak keluarga.
"Kondisi anak ditaruh di rumah aman, nanti itu ada kita melibatkan beberapa instansi yang akan kita sama-sama menangani anak tersebut. Nanti akan dirawat oleh keluarga yang dari adiknya pelaku," ujarnya.
Ketika diselamatkan oleh polisi usai penyanderaan, balita tersebut tidak mengalami luka. Polisi juga masih mendalami apakah korban pernah mengalami penyiksaan atau tidak sebelumnya.
"Belum ada, nggak ada luka karena (sangkur) hanya ditempel ke leher (korban)," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekali anak mengalami kekerasan, hal ini akan menempel di otak mereka dan menimbulkan dampak yang tak bisa disepelekan.
Baca SelengkapnyaKomisi Perlindungan Anak Daerah mendampingi korban untuk melakukan visum di RSUD Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPAI, Jasra Putra mengapresiasi Kepolisian Depok yang langsung mengidentifikasi dan menangkap pelaku.
Baca SelengkapnyaDia bercerita, sudah terpisah dengan sejak sang anaknya berusia 2 tahun.
Baca SelengkapnyaKorban balita akhirnya diselamatkan oleh tetangga.
Baca SelengkapnyaKejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaDia bercerita, sudah terpisah dengan sang anaknya, sejak anaknya berusia 2 tahun.
Baca SelengkapnyaLama tak ketemu sang ayah yang bertugas di luar negeri, seorang bayi menangis lantaran tak mengenali ayahnya yang merupakan seorang prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kondisi anak dan memberikan pendampingan psikologis dampak peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Baca Selengkapnya