Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Banyak Daerah Belum Miliki Alat Pengukur Pertumbuhan Anak

Banyak Daerah Belum Miliki Alat Pengukur Pertumbuhan Anak Posyandu keliling di Baduy Luar. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah (pemda) melaporkan kebutuhan alat pendukung pengukuran pertumbuhan anak. Langkah ini dalam upaya deteksi dini stunting di wilayah masing-masing.

Dia mengungkapkan, saat ini masih banyak posyandu yang belum punya alat antropometri untuk mengukur secara akurat indikator status gizi dan pertumbuhan anak. Seperti berat badan, panjang badan, indeks massa tubuh, dan lingkar kepala.

"Ini masih banyak yang belum (punya). Itu kan di tiap posyandu (harus punya), makanya ini saya minta setiap bupati ketika rapat (menyampaikan) butuh berapa," katanya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/2).

Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menyediakan alat USG dan antropometri di seluruh fasilitas layanan kesehatan, termasuk puskesmas dan posyandu. Tujuannya guna mendukung upaya deteksi dini stunting.

Muhadjir mengatakan, penyediaan alat USG di puskesmas sangat penting untuk meningkatkan akurasi pengukuran pertumbuhan janin.

"Kalau kondisi janin tidak baik, masih berada dalam kandungan, itu lebih mudah intervensinya. Kalau sudah lahir malah merepotkan. Karena itu, diupayakan penanganan ketika masih di dalam kandungan itu betul-betul, dan salah satu alat (untuk) mendeteksi ya USG," jelasnya seperti dilansir dari Antara.

Dia juga mengingatkan para kepala daerah untuk mengajukan permintaan dana alokasi khusus (DAK) ke pemerintah pusat jika anggaran pemerintah daerah tidak mencukupi untuk mendukung upaya percepatan penanggulangan stunting.

Dia optimistis target percepatan penurunan prevalensi stunting dapat dicapai dengan kolaborasi dan sinergi dari seluruh pihak.

Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting pada balita di Indonesia sudah turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.

Pemerintah menargetkan angka kasus stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Guna mencapai target tersebut, pemerintah menjalankan berbagai program pencegahan dan penanganan stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusia.

Upaya pencegahan stunting dilakukan mulai dari masa sebelum menikah.

Pemerintah mendukung pemenuhan kebutuhan gizi remaja putri dengan membagikan tablet tambah darah. Pembagian tablet tambah darah ditujukan untuk menurunkan risiko remaja putri mengalami anemia, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit serta menghadirkan risiko melahirkan bayi dengan masalah gizi.

Selain itu, pemerintah mendukung pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dengan membagikan tablet tambah darah dan makanan tambahan serta mengupayakan ibu hamil menjalani pemeriksaan minimal enam kali semasa hamil supaya pertumbuhan janinnya terpantau dengan baik.

Upaya pemenuhan kebutuhan gizi juga dilakukan pada anak balita. Pemerintah mengupayakan kebutuhan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak terpenuhi supaya pertumbuhan anak bisa optimal sesuai dengan usianya.

Di samping itu, pemerintah mengupayakan pengukuran rutin indikator status gizi dan pertumbuhan anak di puskesmas maupun posyandu supaya kasus stunting bisa dideteksi dan ditangani sedini mungkin.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
36 Ribu Balita di Jakarta Alami Masalah Gizi
36 Ribu Balita di Jakarta Alami Masalah Gizi

798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.

Baca Selengkapnya
Menko PMK Minta Para Pejabat Jadi Bapak Asuh Anak-Anak Stunting
Menko PMK Minta Para Pejabat Jadi Bapak Asuh Anak-Anak Stunting

Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak bicara dukungan para ulama 212 jelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Menko PMK: Masih Ada 15 Ribu Desa Tak Punya PAUD, Tidak Boleh!
Menko PMK: Masih Ada 15 Ribu Desa Tak Punya PAUD, Tidak Boleh!

Pembangunan PAUD di desa sebenarnya bisa menggunakan dana desa.

Baca Selengkapnya
Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia
Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia

Ancaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Dini Stunting Berbasis AI, Begini Cara Kerjanya
Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Dini Stunting Berbasis AI, Begini Cara Kerjanya

Alat ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
Menkes: Pencegahan Stunting Diawali dari Orang Tua
Menkes: Pencegahan Stunting Diawali dari Orang Tua

"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Anak Orang Kaya juga Ada yang Stunting
Jokowi: Anak Orang Kaya juga Ada yang Stunting

Stunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.

Baca Selengkapnya
Kepala BKKBN: Di Amerika Tak Ada Posyandu Tapi Sukses Atasi Stunting, Kenapa?
Kepala BKKBN: Di Amerika Tak Ada Posyandu Tapi Sukses Atasi Stunting, Kenapa?

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan, pentingnya perbaikan sanitasi.

Baca Selengkapnya