Banyak Daerah Belum Miliki Alat Pengukur Pertumbuhan Anak
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah (pemda) melaporkan kebutuhan alat pendukung pengukuran pertumbuhan anak. Langkah ini dalam upaya deteksi dini stunting di wilayah masing-masing.
Dia mengungkapkan, saat ini masih banyak posyandu yang belum punya alat antropometri untuk mengukur secara akurat indikator status gizi dan pertumbuhan anak. Seperti berat badan, panjang badan, indeks massa tubuh, dan lingkar kepala.
"Ini masih banyak yang belum (punya). Itu kan di tiap posyandu (harus punya), makanya ini saya minta setiap bupati ketika rapat (menyampaikan) butuh berapa," katanya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/2).
-
Bagaimana cara menilai status gizi anak? Pada anak usia 0-5 tahun, penggunaan grafik WHO 2006 dengan cut off z score dapat memberikan gambaran status gizi.
-
Bagaimana cara mengukur pertumbuhan anak? Dokter anak Anda harus memantau pertumbuhan jangka panjang mereka selama pemeriksaan rutin untuk memastikan mereka mengikuti kurva pertumbuhan yang serupa dengan teman sebaya mereka.
-
Apa yang diukur dengan alat antropometri? Antropometri kit adalah alat yang berfungsi untuk mengukur berat badan, panjang, tinggi badan, lingkar lengan atas dan kepala.
-
Apa saja yang perlu diukur untuk menilai pertumbuhan anak? Fakta menunjukkan bahwa menilai pertumbuhan fisik anak dengan mengukur tinggi dan berat badan dapat menjadi indikator yang signifikan untuk mengetahui apakah si kecil mengalami tumbuh kembang yang optimal atau belum.
-
Dimana alat antropometri digunakan? Mereka juga ingin memastikan alat terbaru, antropometri kit telah digunakan di seluruh posyandu khususnya di Kota Bandung.
-
Bagaimana posyandu meningkatkan gizi anak? Asupan gizi balita dapat ditingkatkan melalui program posyandu yang memberikan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau atau biskuit sehat, khususnya untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menyediakan alat USG dan antropometri di seluruh fasilitas layanan kesehatan, termasuk puskesmas dan posyandu. Tujuannya guna mendukung upaya deteksi dini stunting.
Muhadjir mengatakan, penyediaan alat USG di puskesmas sangat penting untuk meningkatkan akurasi pengukuran pertumbuhan janin.
"Kalau kondisi janin tidak baik, masih berada dalam kandungan, itu lebih mudah intervensinya. Kalau sudah lahir malah merepotkan. Karena itu, diupayakan penanganan ketika masih di dalam kandungan itu betul-betul, dan salah satu alat (untuk) mendeteksi ya USG," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Dia juga mengingatkan para kepala daerah untuk mengajukan permintaan dana alokasi khusus (DAK) ke pemerintah pusat jika anggaran pemerintah daerah tidak mencukupi untuk mendukung upaya percepatan penanggulangan stunting.
Dia optimistis target percepatan penurunan prevalensi stunting dapat dicapai dengan kolaborasi dan sinergi dari seluruh pihak.
Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting pada balita di Indonesia sudah turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.
Pemerintah menargetkan angka kasus stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah menjalankan berbagai program pencegahan dan penanganan stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusia.
Upaya pencegahan stunting dilakukan mulai dari masa sebelum menikah.
Pemerintah mendukung pemenuhan kebutuhan gizi remaja putri dengan membagikan tablet tambah darah. Pembagian tablet tambah darah ditujukan untuk menurunkan risiko remaja putri mengalami anemia, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit serta menghadirkan risiko melahirkan bayi dengan masalah gizi.
Selain itu, pemerintah mendukung pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dengan membagikan tablet tambah darah dan makanan tambahan serta mengupayakan ibu hamil menjalani pemeriksaan minimal enam kali semasa hamil supaya pertumbuhan janinnya terpantau dengan baik.
Upaya pemenuhan kebutuhan gizi juga dilakukan pada anak balita. Pemerintah mengupayakan kebutuhan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak terpenuhi supaya pertumbuhan anak bisa optimal sesuai dengan usianya.
Di samping itu, pemerintah mengupayakan pengukuran rutin indikator status gizi dan pertumbuhan anak di puskesmas maupun posyandu supaya kasus stunting bisa dideteksi dan ditangani sedini mungkin.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaKetua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak bicara dukungan para ulama 212 jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPembangunan PAUD di desa sebenarnya bisa menggunakan dana desa.
Baca SelengkapnyaAncaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.
Baca SelengkapnyaAlat ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca Selengkapnya"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan, pentingnya perbaikan sanitasi.
Baca Selengkapnya