Begini Kondisi Bocah SD yang Buang Bayi Hasil Perkosaan Tetangga
Perkosaan pertama berawal saat korban main masak-masakan bersama anak tersangka.
Perkosaan pertama berawal saat korban main masak-masakan bersama anak tersangka.
Begini Kondisi Bocah SD yang Buang Bayi Hasil Perkosaan Tetangga
Kondisi fisik dan mental A (13), bocah SD yang membuang bayi hasil perkosaan tetangga, mulai stabil. Sementara anaknya mendapatkan perawatan di rumah sakit karena lahir prematur.
Kasi Humas Polres Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Iptu Hendi Yusrian mengungkapkan, tim medis dari Polres OKI sudah mendatangi rumah A untuk memeriksa kesehatannya, baik akibat persalinan maupun psikologisnya.
Hasilnya, A dipastikan cukup sehat dan mulai dapat berkomunikasi dengan warga sekitar. Sebelumnya, ia sering mengurung diri karena malu atas kejadian yang menimpanya.
"Bisa dibilang kondisi A sudah sehat, kejiwaannya stabil," ungkap Kasi Humas Polres OKI Iptu Hendi Yusrian, Jumat (7/6).
Sementara bayi yang ia buang masih menjalani perawatan di rumah sakit di Lampung. Sebab, bayi itu lahir belum waktunya atau prematur.
Bayi itu dijaga oleh pasangan suami istri yang telah mendapat persetujuan dari pemerintah desa setempat untuk mengadopsinya. Korban A juga tidak keberatan karena dari awal ingin menitipkan anaknya kepada seseorang dengan cara meletakkannya di teras rumah warga.
"Kabarnya kesehatan si bayi cukup bagus, tinggal menunggu waktu untuk dibawa pulang," kata Hendi.
Diketahui, A membuang bayi yang baru saja dilahirkannya di teras rumah warga di Lempuing, OKI, pada 10 Mei 2024. Dia berstatus siswi SD yang malu karena hamil akibat diperkosa tetangganya sendiri.
Terungkapnya identitas pembuang dari hasil pemeriksaan polisi terhadap kotak kardus tempat menyimpan bayi. Di kardus itu terdapat lima kata yang tak asing lagi bagi masyarakat setempat.
Polisi pun melakukan penyelidikan dan hasilnya menemukan fakta lima kata yang dimaksud adalah sebuah nama desa di Kecamatan Lempuing. Penyidik mencari informasi dari warga setempat yanh mengetahui adanya wanita yang baru melahirkan.
Dugaan mengarah pada A hingga dilakukan interogasi. Polisi mencurigai kondisi kesehatan A yang kurang baik diduga habis melahirkan.
Benar saja, A mengakui adalah ibu sekaligus pembuang bayi malang itu. Penyidik melakukan pendalaman karena menaruh curiga penyebab A hamil karena masih bocah dan belum bersuami.
A mengaku menjadi korban perkosaan oleh tetangganya sendiri, T (46). Ironisnya, perkosaan yang berulang hingga delapan kali dalam kurun waktu Mei-September 2023 itu menyebabkan A hamil.
Perkosaan pertama berawal saat korban main masak-masakan bersama anak tersangka di rumahnya. Lalu anak tersangka mengajaknya makan siang tetapi ditolak korban karena masih kenyang.
Lantas korban duduk di ayunan teras rumah tersangka sendirian. Tersangka pun menghampirinya dan mengajaknya ke rumah tersangka yang kosong berjarak lima meter.
Korban menolak tetapi tangannya dipegang dengan kuat oleh tersangka. Tersangka membuka pintu belakang yang tak terkunci dan memaksa korban masuk ke kamar.
Terjadilah perkosaan terhadap korban untuk kali pertama. Usai melampiaskan nafsunya, tersangka mengancam akan menyakitinya jika mengadu ke orangtuanya.
Ternyata tersangka ketagihan dan perkosaan terus berulang tanpa bisa dilawan korban karena takut. Tersangka sendiri mengaku memperkosa korban karena menaruh rasa suka pada siswi SD itu.