Beras plastik masuk Indonesia, Polri masih telusuri siapa pemasoknya
Merdeka.com - Maraknya peredaran beras sintetis di Indonesia sudah sangat meresahkan masyarakat. Sayangnya, hingga kini belum diketahui, siapa pelaku yang berani memasok beras asal China tersebut ke Indonesia.
Kapolri Jendral Badrodin Haiti mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian masih terus menelusuri sindikat pemasok beras plastik ke Indonesia. Dikatakan dirinya, Polri sendiri masih menunggu hasil uji Laboratorium terkait asal usul beras plastik itu.
"Inikan kita juga masih menunggu hasil labnya. Kita juga masih menunggu asal usulnya, sumbernya dari mana? Kita belum tahu. Tentu kita harus telusuri siapa penjualnya itu," kata Badrodin usai salat Jumat di Mabes Polri, Jumat (22/5).
-
Bagaimana beras purbakala ditemukan? Di lumbung kuno itu, beras-beras peninggalan era Mataram Kuno telah bercampur dengan tanah vulkanik. Uniknya, beras itu masih ditemukan utuh seutuh-utuhnya.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Apa ciri beras pulen? Beras pulen memiliki butiran yang lebih pendek dan gemuk, sedangkan beras pera memiliki butiran yang lebih panjang dan langsing.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Dari mana beras Pandan Wangi berasal? Beras ini berasal dari daerah Cianjur, Jawa Barat, dan terkenal dengan aroma wangi yang mirip dengan daun pandan.
Dia mengatakan, untuk mengungkap kasus ini polisi berharap ada kerjasama dari masyarakat, agar segera melapor apabila menemukan penjual beras sintetik tersebut. Polri juga mengaku, akan memanggil para ahli untuk mengetahui persis bahaya atau dampak dari beras plastik tersebut.
"Tentu kita harus lihat dampak bahayanya seperti apa. Polisi tidak bisa bekerja sendiri, pasti nanya ahlinya. Dampaknya apa sebetulnya kalau ini sampai di konsumsi. Itu yang harus dilakukan," ujarnya.
Badrodin mengaku, sampai saat ini belum mengetahui apakah beras tersebut memang dipasok dari luar negeri atau dalam negeri. Untuk itu, jika nantinya pelaku sudah ditangkap, polisi akan mengungkap kasus ini hingga tuntas.
"Kita tentu bertanya apakah ini produksi dalam negeri atau ini produksi luar negeri. Kalau tidak dari dalam ya dari luar. Nah, kalau dari luar negeri berarti ada kebocoran pada pintu-pintu masuk. Nah tentu ini harus kita selidiki melalui mana pintu-pintu masuknya, apakah laut atau darat tempat-tempat yang tidak terawasi," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan terhadap gudang-gudang beras di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaKPK memastikan pengusutan kasus yang berpotensi merugikan keuangan negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur pemeriksaan maupun penyidikan hukum.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri masih menunggu laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), selaku pihak menemukan belasan senjata api di rumah dinas Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaIa meyakini pengusutan kasus tersebut untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Baca SelengkapnyaKeberadaan 1.600 kontainer berisi beras ilegal dengan demurrage sebesar Rp294,5 miliar yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Tanjung Perak, Sur
Baca SelengkapnyaKPK membantah tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi pengadaan daging sapi di Kementan
Baca SelengkapnyaSatgas pangan Polri memastikan bahwa harga beras akan turun dalam waktu dekat ini
Baca SelengkapnyaJangan hanya minta maaf lalu selesai. Kasus Ini harus ditindaklanjuti secara hukum.
Baca SelengkapnyaKPPU tengah menelusuri data mengenai persaingan usaha untuk mencari tahu penyebab harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara KPK Tessa Mahardhika mengatakan seluruh kasus yang masuk mendapatkan perlakuan yang sama
Baca SelengkapnyaMasyarakat tak perlu khawatir akan kenaikan harga beras dan stok beras.
Baca Selengkapnya"Kami selama ini getol menolak impor beras yang bisa merugikan rakyat."
Baca Selengkapnya