Berkali-Kali Razia, Tempat Usaha di Banyuwangi Kian Patuh Protokol Kesehatan
Merdeka.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi tiap hari, baik siang maupun malam menggelar razia untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan protokol kesehatan pada tempat usaha, seperti warung, restoran, kafe, toko modern, karaoke keluarga dan lainnya. Tempat-tempat usaha pun kian tertib dan mematuhi protokol kesehatan.
"Kami melihat peningkatan ketertiban dan kepatuhan tempat usaha dalam menjalani protokol kesehatan. Itu dari hasil sidak tim gugus tugas Sabtu malam (18/7/2020)," kata Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono, Minggu (19/7/2020).
Sebelumnya, gugus tugas telah menutup sementara tempat usaha seperti warung dan toko modern, yang kedapatan lalai dalam mematuhi protokol kesehatan. Sanksi tegas ini ternyata cukup ampuh membuat tempat usaha untuk mematuhi protokol kesehatan.
-
Bagaimana angkringan di Solo dulunya? Diketahui pada waktu itu para pedagang angkringan harus memikul dagangannya keluar masuk kampung demi mencari pembeli.
-
Dimana warung makan itu berada? Ia kini memiliki sebuah warung makan yang berlokasi di IJ.
-
Apa yang dijual di warung Banyuwangi? Sejumlah warung dipasok sembako yang telah kita kemas dalam wadah yang bisa didaur ulang.
-
Bagaimana Pandawakarta membagikan sembako? Aksi sosial ini sendiro dilakukan oleh Pandawakarta berkolaborasi dengan Baznas DKI Jakarta.
-
Bagaimana konsep warung amal? Konsep warung amal yang bak berbagi kepada sesama itu pun diacungi jempol.
-
Bagaimana sistem 'main mato' di warung Padang bekerja? Sistem ini membuat para pekerja di restoran itu bisa bekerja dengan riang gembira karena bisa mendapat kompensasi lebih baik seiring besarnya keuntungan rumah makan. 'Kalau main mato, para pekerja lebih senang dan melakukan yang terbaik. Sebab, mereka tahu semakin baik yang mereka kerjakan, pelanggan akan bertambah, dan mato yang mereka terima juga bertambah,' ujar seorang pengelola restoran di Kota Padang, Ajo In, dikutip dari laman Liputan6 (21/11/2024).
Seperti di warung-warung rakyat, yang sebelumnya diketahui tidak memakai sarung tangan kini tertib mengenakan sarung tangan. Warung yang sebelumnya tidak ada sekat plastik saat melayani pelanggan, kini diberi telah diberi sekat. Pelanggan yang tidak menjaga jarak, ditegur untuk menjaga jarak.
Penataan meja dan kursi yang harus berjarak, fasilitas cuci tangan, pelayan yang wajib mengenakan masker dan sarung tangan, dan sebagainya juga lebih baik.
"Peningkatan kepatuhan tempat usaha pada protokol kesehatan cukup signifikan. Kami harap ini terus dipertahankan," kata Mujiono.
Selain itu, gugus tugas juga melakukan razia ke karaoke keluarga yang dilakukan secara diam-diam. Tidak banyak mengerahkan personel. Razia hanya dilakukan oleh Sekda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kepala Satpol PP, dan enam petugas Satpol PP. Ketika tim gugus tugas datang, terlihat pegawai tempat karaoke terkejut oleh kedatangan mereka.
Tempat Usaha di Banyuwangi Kian Patuh Protokol Kesehatan ©2020 Merdeka.com"Saat razia kami tidak banyak menurunkan personel agar lebih efektif, dan mencegah kebocoran," jelas Mujiono.
Hasilnya menurut Mujiono tempat-tempat karaoke lebih tertib dalam menjalani protokol kesehatan. Namun, gugus tugas belum memberikan sertifikasi verifikasi kesehatan karena belum sempurna.
"Saat memutuskan membuka destinasi wisata atau tempat usaha kami berkali-kali melakukan simulasi dan evaluasi. Seperti Kawah Ijen, kami sampai tiga kali melakukan simulasi dan akhirnya dibuka. Demikian juga dengan tempat karaoke kami akan terus lakukan simulasi dan evaluasi hingga benar-benar sempurna," urai Mujiono.
"Tidak hanya patuh pada protokol kesehatan, tapi mereka juga harus mematuhi peraturan dalam menjalankan usaha karaoke keluarga di Banyuwangi. Seperti ruangannya tidak boleh tertutup semua, jam operasional, dan aturan lainnya. Kalau tidak patuh juga, kami kenakan sanksi tegas," tegas Mujiono.
Tempat Usaha di Banyuwangi Kian Patuh Protokol Kesehatan ©2020 Merdeka.comDitambahkan, Mujiono meminta kesadaran pada tempat-tempat usaha serius dalam mematuhi protokol kesehatan. Karena saat ini, Banyuwangi menjadi percontohan penerapan new normal.
"Ada dua kemungkinan dalam penerapan new normal ini, gagal atau berhasil. Apabila gagal, semua tempat usaha akan ditutup dan yang rugi adalah mereka sendiri. Karena itu, kami minta untuk serius dalam mematuhi protokol kesehatan," tambah Mujiono.
Sebelumnya ada lebih dari 10 tempat usaha yang dievaluasi berdasarkan hasil pemantauan, yang ditutup sementara karena lalai dalam protokol kesehatan. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penilaian terhadap kesan warteg kotor dan kumuh sudah dianggap ketinggalan zaman.
Baca SelengkapnyaProgram ini kerjasama pemkab dengan Pusat Pencegahan Polusi Plastik Kemenko Marves.
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali menyalurkan bantuan bagi warung-warung rakyat.
Baca SelengkapnyaWarteg menjadi pilihan banyak orang lantaran harganya ramah kantung para pekerja di kota-kota besar.
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaLokasi itu selama ini tempat warga mabuk-mabukan. Kondisi itu membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaPKL dibekali pengetahuan dan pemahanan terkait bahan pangan yang aman sehingga peredaran bahan berbahaya dapat dihilangkan
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok orang buka warung makan hanya bayar seribu ini bisa makan sepuasnya. Tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaRelokasi ini diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi pedagang dan masyarakat, tetapi juga menciptakan kondisi lalu lintas.
Baca Selengkapnya