BPBD Jateng pantau ketat kebakaran hutan di puncak Merbabu
Merdeka.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan, saat ini petugasnya masih memantau ketat kondisi lereng Gunung Merbabu. Hal ini karena, gunung berapi di perbatasan Kabupaten Semarang dan Boyolali itu rawan kebakaran selama musim kemarau.
"Kami dua pekan lalu menemukan titik hot spot di dua desa wilayah lereng Merbabu. Satu titik kebakaran hutan berada di dekat pemukiman warga dan satunya lagi berada di puncak gunung," urainya, kepada merdeka.com, di Semarang Jawa Tengah, Senin (6/10).
Menurut Sarwa, kebakaran hutan yang terjadi di lereng Merbabu dipicu human error saat musim kemarau tiba. Temuan kebakaran hutan, terdeteksi dua pekan lalu. Lebih lanjut, dia menjelaskan, untuk satu hot spot kini sudah bisa diatasi dan dipadamkan oleh warga setempat.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
"Namun untuk satu hot spot karena lokasinya dekat sekali dengan puncak gunung, jadi untuk sekarang belum bisa diatasi karena lokasinya sangat sulit dijangkau. Terlebih lagi, yang terbakar di sini kebanyakan ilalang kering yang langsung terkena sinar matahari," lanjut Sarwa.
Atas temuan itu, sejumlah petugasnya dibantu polisi hutan dari Dinas Kehutanan Jateng dan warga setempat kini tengah berupaya memadamkan api di dekat puncak Merbabu.
"Kami berharap, hujan bisa segera turun saat memasuki peralihan musim pada bulan ini sehingga kebakaran hutan bisa dipadamkan," ucap Sarwa.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKebakaran di kawasan Gunung Arjuno berlangsung sejak Sabtu (26/8). Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaSelain karena faktor alam berupa gesekan ranting saat musim kemarau, juga kerap disebabkan aktifitas perburuan liar.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan di lereng Gunung Arjuno sejak Sabtu (26/8) diduga dipicu aktivitas pemburu yang beroperasi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.
Baca SelengkapnyaAsap terpantau dari lereng Gunung Semeru. Diduga akibat kelalaian warga dan cuaca kering.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana karhutla.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video yang diterima, api tampak memerah seperti lava pijar yang mengalir dari puncak Gunung Telomoyo.
Baca SelengkapnyaKepastian karhutla akibat ulah petani, kata Yuliani, setelah kepolisian bersama Dinas LHK Sumut melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAwalnya, Sabtu (26/8) terpantau 3 titik Api di atas Bukit Budug Asu, dan meluas ke Curah Sriti dan Bukit Lincing.
Baca SelengkapnyaTelah terjadi lima kali kebakaran dalam sehari di Kabupaten Bantul
Baca SelengkapnyaWarga diminta tetap waspada mengingat titik kebakaran hanya berjarak tiga kilometer dari pemukiman warga.
Baca Selengkapnya