BPPT Terus Ciptakan Hujan Buatan Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan
Merdeka.com - Badan Pengkajian Penerapan Teknologi atau BPPT terus melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalimantan dan Sumatera sampai pada hari ini, Sabtu (21/9).
Operasi mengurangi kabut asap dengan Kalsium Oksida juga dilakukan hari ini, Sabtu (21/9) 10 kg Kalsium Oksida (CaO) atau kapur tohor aktif untuk operasi mengurangi kepekatan kabut asap di Kalimantan sudah datang di Palangkaraya. Kemudian untuk Riau, 10.000 kg kapur tohor aktif akan dikirim besok pagi.
"Operasi ini dilakukan setelah BMKG mengirimkan informasi potensi awan hujan sebagai target penyemaian," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, Sabtu (21/9).
-
Apa itu kapur barus? Komoditas yang satu ini sudah diperdagangkan sejak abad ke-2 dan banyak sekali diincar oleh pedagang-pedagang dari Asia, Timur Tengah, dan bahkan dari Eropa sekalipun.
-
Bahan apa yang digunakan untuk menghilangkan bau kapur? Bahan-bahan Cuci Mi Kuning Rendam Mi dengan Garam Bilas Mi Kuning Mi Kuning Siap Diolah
-
Apa yang berhasil ditekan di Kaltim? Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyebut, mereka berhasil menekan angka kemiskinan daerah.
-
Kapan kapur barus jadi komoditas penting? Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditas penting atau 'emas'.
-
Apa yang ditemukan di tambang batu kapur? Ilmuwan menemukan fosil hiu di tambang batu kapur di timur laut Meksiko.
-
Dimana Kementan melakukan Opla di Banyuasin? Kegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan.
Menurut laporan diterima BNPB, operasi TMC dilakukan kemarin berhasil menyebar garam 800 kg di Kalimantan Barat (Kalbar), 1.500 kg di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan 2.400 kg di Riau. Dampaknya hujan berhasil turun di beberapa wilayah Kalbar, Kalteng, Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Riau.
"Operasi TMC menggunakan Pesawat TNI AU yang diterbangkan dari Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya. Pesawat dengan tipe CN-295 berkapasitas 2.400 kg. TMC juga dilakukan dengan pesawat TNI AU jenis Cassa 212-200 yang berpangkalan di Bandar Udara Supadio, Pontianak," lanjut Agus.
Untuk wilayah Sumatera, operasi TMC dilakukan dari Pangkalan Udara Roesmin Noerjadin, Pekanbaru, Riau dengan menggunakan pesawat TNI AU berjenis Hercules C-130 dengan kapasitas 4.000 kg dan Cassa 212-200 yang berkapasitas 800 kg.
Berikut data empiris dirilis BNPB terkait Operasi TMC dilakukan:
Selasa 17 September 2019:
Tim TMC Sebar 1.500 kg Garam dan Hujan Turun di Kalimantan. Operasi TMC dilakukan dengan menyemai awan dengan garam (NaCl) sebanyak 1.500 kg di wilayah Timur Banjar, Pulang Pisau dan Sampit. Hasilnya hujan belum berhasil turun.
Rabu, 18 September 2019:
Penyemaian awan dengan garam (NaCl) sebanyak 1.500 kg di wilayah Kabupaten Katingan, Utara Palangkaraya dan Kabupaten Kapus. Hasilnya juga belum turun hujan.
Kamis, 19 September 2019:
Tidak dilakukan penyemaian karena tidak ada potensi awan hujan di Kalimantan.
Operasi TMC di wilayah Riau dilakukan dengan penyemaian awan dengan garam sebanyak 800 kg di wilayah Pelalawan, Kampar dan Lima Puluh Koto, Riau. Hasilnya terjadi hujan dengan intensitas deras dari jam 16.31 WIB sampai dengan 17.05 WIB di wilayah Kelurahan Teluk Blitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Meranti.
Jumat, 20 September 2019:
Sejak pukul 13.20 WIB sampai dengan pukul 15.35 WIB dilakukan penyemaian awan dengan garam (NaCl) sebanyak 2.400 kg di wilayah Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Sampit, Gunungmas, Barito, Katingan dan Kota Palangkaraya. Hasilnya hujan deras turun di Pulang Pisau, Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangkaraya, Martapura, dan Martapura Prov. Kalimantan Selatan.
Penyemaian garam sekitar 800 kg di sekitar Kabupaten Landak dan Kabupaten Bengkayang. Hasilnya di Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang hujan. Kota Pontianak juga diguyur hujan intensitas sedang.
Penyemaian awan untuk atasi kebakaran hutan dilakukan di Riau sebanyak 4.000 kg NaCl disemai di awah wilayah Siak, Bengkalis, Dumai, Kepulauan Meranti, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Hasilnya hujan turun deras di wilayah Kelurahan Bukit Kapur Kota Dumai dekat perbatasan Kabupaten Bengkalis.
Reporter: Ditto Radityo
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca SelengkapnyaSaat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.
Baca SelengkapnyaKebakaran yang terjadi mulai Sabtu (19/8) ini telah meluas lebih dari 10 hektare.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Selatan yang dilakukan sejak 8 Agustus 2023 berjalan tak optimal.
Baca SelengkapnyaDari anggaran tersebut Pemprov akan menggunakan lumpur dan hujan buatan untuk memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti.
Baca SelengkapnyaPuluhan personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaKarhutla di Kalsel kini menjadi prioritas penanganan semua pihak
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaMomen haru dan suka cita datang dari tim Manggala Agni yang melakukan sujud syukur saat pemadaman kebakaran hutan.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca Selengkapnya