Brigdatar Adam tewas, Gubernur Akpol siap terima konsekuensi
Merdeka.com - Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) Irjen Pol Anas Yusuf menyampaikan permintaan maafnya, khususnya terhadap orangtua Brigdatar Muhammad Adam yang tewas usai dianiaya 14 seniornya di Gudang Barak Flat A Lantai 2 taruna tingkat 3 Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Jalan Sultan Agung Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Anas menyatakan siap bertanggungjawab dan menerima risiko atas peristiwa tersebut.
"Pertama, tentunya saya selaku Gubernur Akademi Kepolisian dan Civitas Akademika Kepolisian sangat menyesalkan tentang peristiwa ini dan saya selaku Gubernur Akademi Kepolisian bertanggungjawab atas persoalan ini apapun konsekuensi yang ada," tegas Anas saat jumpa pers di Ruang Loby Mapolda Jateng Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jateng Sabtu (20/5).
"Yang kedua, kami juga sekali lagi khususnya kepada orangtua korban ananda Muhammad Adam yaitu Bapak Arsiandi Umar dan ibu Nova, kami mohon maaf atas kejadian ini dan pada pimpinan Polri sudah jelas. Faktanya tadi sudah disampaikan oleh Pak Kapolda untuk dilakukan proses secara hukum," tandasnya.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Anas juga berjanji akan melakukan pembenahan terhadap kekurangan yang terjadi di Akpol terkait pengajaran, pelatihan dan pengasuhan.
"Dan dengan kehadiran rekan-rekan dari Mabes termasuk dari Kompolnas tentunya juga mengevaluasi kira-kira kekurangan apa yang terjadi di Akademi Kepolisian, khususnya yang terjadi dalam rangka pengajaran, pelatihan dan pengasuhan. Kita sudah jelas berupaya maksimal, tapi tentunya ada kekurangan-kekurangan yang harus kita benahi," terangnya.
Kemudian, Anas juga menjelaskan jika penganiayaan yang dilakukan 14 taruna senior terhadap Brigdatar Mohammad Adam dilakukan hingga tewas saat acara kumpul korps.
"Yang ketiga, saya akan mencoba dengan evaluasi tentunya dari temuan-temuan mungkin untuk ke depanya karena kejadian itu kumpul korps sehingga mungkin perlu kita evaluasi. Sesungguhnya, sebenarnya bagus di dalam rangka untuk meningkatkan pembelajaran sebenarnya bagus. Tadi mungkin itu disalahkan," ujarnya.
Acara kumpul korps ini sudah menjadi kegiatan dari tahun ke tahun. Dirinya juga mengakui jika saat satu korps bersama Kapolda Jateng Condro Kirono juga mengalami kegiatan kumpul korps. Namun, saat ini ada penyimpangan.
"Dulu saya dengan Pak Kapolda satu korps Jawa Tengah. Intinya sebenarnya bagus, tapi mungkin ini ada tindakan sebenarnya tidak boleh dilakukan dan kita sangat keras sudah berulang-ulang menyampaikan pada taruna untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu," bebernya.
Untuk itu, pihaknya akan mengevaluasi baik dari segi pengajaran, pembelajaran dan pengasuhan yang ada di lembaga pendidikan di bawah naungan Mabes Polri ini.
"Ini akan kita evaluasi, tentunya dari aspek tadi pengajaran, pembelajaran dan pengasuhan khususnya pengasuhan, dalam kontek ini tentunya kita melihat dari aspek di dalam lembaga pendidikan. Baik aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotorik. Tentu akan kita lihat," tandasnya.
Terakhir, Anas berpesan supaya para orangtua yang anaknya masih mengenyam pendidikan di Akpol untuk tidak khawatir dan cemas. Sebab, akan dilakukan peningkatan pengawasan paska terjadinya insiden penganiayaan yang mengakibatkan Brigdatar Mohammad Adam tewas.
"Saya akan lebih tingkatkan pengawasan. Saya yakin dan percaya orangtua khawatir tapi saya akan meningkatkan pengawasan dengan kejadian ini," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Brigjen Pol Sabilul Alif beru saja ditinggal sang adik asuh untuk selama-lamanya. Berita duka itu sontak mampu membuat sang jenderal bintang 1 Polri sedih.
Baca SelengkapnyaAnak eks Kapolri Jenderal (Purn) Idham Azis sampaikan kabar duka.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya dikabarkan tidak ditahan setelah ditetapkan tersangka.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia setelah dianiaya pelaku. Diduga, penganiayaan dipicu pelaku merasa tersinggung.
Baca SelengkapnyaSuasana haru terlihat di rumah duka Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga di Kota Depok.
Baca SelengkapnyaMenanggapi hal ini, sosok anggota DPR RI memberi atensi.
Baca SelengkapnyaPelaku utama hanya satu inisial AS (22) dan saat ini sudah diamankan.
Baca SelengkapnyaAfif Maulana, pelajar SMP di Sumbar ditemukan tewas diduga akibat penganiayaan dari polisi.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga lainnya mengalami luka-luka malam itu. Ada yang di bagian mata diduga terkena tusukan karena anggota TNI itu membawa sajam dan kayu.
Baca SelengkapnyaGugurnya korban saat menjalankan tugas tersebut membuat Agung mendapat kenaikan pangkat luar biasa anumerta dari Briptu menjadi Brigpol anumerta dari Kapolri.
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar di Ambon tewas setelah dianiaya. Pelakunya diduga anak Ketua DPRD Ambon.
Baca SelengkapnyaPelaku menyerahkan diri ke kantor polisi karena merasa bersalah membunuh sahabatnya.
Baca Selengkapnya