Buktikan ucapan Haris Azhar, BNN periksa penyidik kasus Freddy
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso mengaku kaget ada anggotanya disebut terseret jaringan peredaran narkoba bersama terpidana mati Freddy Budiman. Budi Waseso berjanji akan memberikan sanksi tegas jika ada anggotanya terlibat perdagangan narkoba Freddy Budiman.
"Jadi intinya gini, informasi yang diberikan secara berkembang adanya pleidoi Freddy Budiman memberi sesuatu atau koordinasi dengan anggota BNN itu saya sudah melakukan langkah internal. Jika memang ada yang terlibat, kita akan melakukan tindakan tegas kepada siapapun, khususnya yang ada di BNN," kata Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta Timur, Selasa (2/8).
Menurut mantan Kabareskrim ini, sampai hari ini timnya yang dipimpin langsung dengan Inspektur Utama (Irtama) sedang bekerja melakukan penyelidikan terkait pengakuan Freddy yang disampaikan oleh Koordinator KontaraS Haris Azhar itu. Dia menambahkan, penyelidikan mengenai informasi itu pun dilakukan bersama Polri dan TNI.
-
Apa yang diminta Budi Waseso dari Nadiem Makarim? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang membantu Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Apa jabatan politik Budi saat ini? Jabatannya adalah seorang Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
-
Siapa yang membantu Budi? Dengan bantuan Tuti, Budi berhasil melepaskan kakinya dari dahan pohon.
-
Siapa yang diminta Heru Budi untuk jaga netralitas? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengingatkan kepada seluruh camat dan lurah untuk berhati-hati dalam bersikap menjelang Pemilu 2024. Heru meminta seluruh ASN untuk tetap netral.
-
Apa dukungan Bobby Nasution untuk menangani begal di Medan? Jika diperlukan, Bobby meminta polisi menembak begal sadis yang sudah sangat meresahkan.
"Kita harus membuktikan itu semua yaa. Artinya sekarang anggota yang ada pada saat itu menangani Freddy Budiman diminta untuk kembali menyelidikinya," tandasnya.
Diketahui, Koordinator KontraS Haris Azhar mengungkap bahwa sejumlah oknum di BNN, Polri, dan TNI pernah menerima upeti dan ikut membantu menjalankan bisnis narkoba Freddy Budiman sebelum diesekusi mati. Namun Haris mengaku identitas oknum tersebut berada di pledoi peninjauan kembali Freddy.
Akibat pernyataannya itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta bawahannya mengusut informasi tersebut. Haris sendiri rencananya akan diperiksa Bareskrim Polri pekan depan terkait pernyataannya itu.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi berhasil menyita 70,76 kilogram sabu yang diduga terkait jaringan gembong narkoba Fredy Pratama di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Baca SelengkapnyaPolisi sebelumnya menangkap 8 jaringan Freddy Pratama di Lampung
Baca SelengkapnyaPolri tengah membongkar jaringan narkoba Ferdy Pratama. Salah satu yang ditangkap adalah mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami
Baca SelengkapnyaKaki tangan berinisial WJ, bertugas menyebarkan narkoba sekitar Kalimantan dan Sulawesi.
Baca SelengkapnyaKapolda Kalsel Irjen Winarto menjelaskan, pengungkapan jaringan Fredy Pratama itu berawal dari adanya penangkapan pelaku berinisial AR
Baca SelengkapnyaDittipidnarkoba Bareskrim Polri berhasil mendeteksi jaringan Fredy Pratama mengubah pola penyelundupan narkoba ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaEks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan ini meloloskan narkotika milik jaringan Fredy Pratama sejak bulan Mei hingga Juni 2023.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan surat tulisan tangan dari Freddy Budiman sebelum dieksekusi mati di Nusakambangan.
Baca SelengkapnyaZul telah ditahan di Lapas Narkotika Kelas II A Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPolri bekerja sama dengan kepolisian negara lain dalam memburu Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaSumatera Utara tercatat sebagai provinsi dengan penggunaan dan peredaran narkoba nomor urut pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUang tersebut didapat AKP Andri Gustami setelah berhasil membantu penyelundupan narkoba melewati Pelabuhan Bakauheni dengan bayaran Rp8 juta setiap 1 kg sabu.
Baca Selengkapnya