Cari Rumah Teman, Seorang Wanita Nyaris Diamuk Massa Usai Dituduh Menculik Anak
Merdeka.com - Nasib nahas dialami Helda Selan, warga asal Kabupaten Kupang yang hendak mengunjungi temannya di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Dia dituduh penculik anak dan nyaris diamuk massa.
Helda pun harus berurusan dengan polisi karena diadukan oleh warga. Sejumlah video dan foto Helda yang dituduh dengan pelbagai narasi tentang aksi penculikan di Kota Kupang beredar dan viral di media sosial.
Helda dijemput anggota Polsek Oebobo dan dibawa ke Unit PPA Satreskrim Polresta Kupang Kota, untuk diperiksa Senin (6/2) kemarin. Tidak hanya Helda, sejumlah saksi seperti pemilik indekos serta seorang wanita yang pertama kali meneriaki penculikan turut diperiksa polisi hingga dini hari.
-
Siapa yang diculik dan dibunuh di Lubang Buaya? Gerakan 30 September menculik dan membunuh para jenderal Angkatan Darat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa pelaku pembunuhan mutilasi di Sleman? Pelaku adalah W, warga Magelang, dan RD, warga Jakarta. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku dan korban sudah saling mengenal. Hingga kini polisi masih mendalami motif pelaku.
Yunus Tenis (45) pemilik indekos yang dihuni teman Helda mengaku, setelah diperiksa di Polresta, baru mengetahui bahwa Helda bertujuan ke tempat kejadian karena ingin mencari temannya bernama Yuli.
"Helda ini bukan orang baru sebenarnya, tapi karena sudah lama tidak ke situ dan tiba-tiba pergi lagi jadi mungkin orang sudah lupa. Jarak rumah Yuli dengan indekos hanya 10 meter," cerita Yunus.
Menurut Yunus, informasi yang diperoleh Helda sempat menawarkan Handphone (HP) miliknya untuk digadaikan ke pemilik kios di depan TKP namun ditolak.
"Jadi Helda ini sempat mau gadai HP tapi tidak dapat makanya dia ke rumahnya Yuli. Sesampainya di rumah korban, Helda kemudian menanyakan keberadaan Yuli ke anaknya Yuli yang berusia lima tahun sambil memegang tangannya. Saat itu, datanglah Rosalina Miratade (ibu Yuli) lalu mengusir Helda. Helda sudah sempat pergi tapi dikejar lagi lalu dibawa kembali ke rumah dan dituduh sebagai pelaku penculikan anak," ungkap Yunus.
"Helda juga mengenal semua anggota keluarga di situ karena dia kalau ke indekos sering membantu Rosalina mengupas bawang. Tapi anehnya dia tidak kenal Helda lalu tuduh sebagai penculik," tambahnya.
Penjelasan Keluarga
Keluarga Helda Selan bernama Yenis Selan, saat ditemui di Polresta Kupang Kota Kupang mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah viral di media sosial yang dinarasikan bahwa keponakannya merupakan pelaku penculik anak.
"Helda sempat merantau ke Medan lalu ke Jakarta. Di Jakarta sempat sakit hingga dirawat di rumah sakit dan baru kembali. Selama di Kupang dia tinggal dengan nenek di Oebobo. Tadi pamit mau kerja tapi tiba-tiba viral bahwa dia pelaku penculikan anak," kata Yenis.
"Kami tidak percaya karena dia tidak seperti itu, terus ini anak juga kadang kita omong dengan dia juga jawabnya agak lambat," tambah Yenis Selan.
Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, setelah diperiksa polisi tidak ditemukan bukti yang mengarah pada kasus penculikan terhadap anak. Sehingga polisi tidak membenarkan bahwa telah terjadi penculikan anak di SD Bertingkat 2 Oebobo seperti yang dinarasikan di media sosial.
"Jadi hari ini perlu saya infromasikan terkait dengan video yang viral di media sosial, kecurigaan masyarakat dengan hadirnya seseorang di salah satu rumah warga. Kejadian ini berdasarkan hasil penyelidikan kemudian pemeriksaan beberapa pihak, maka kejadian tersebut dipastikan bukanlah sebuah tindakan penculikan terhadap anak kecil," ujar dia.
Krisna mengimbau kepada masyarakat agar tidak main hakim sendiri dan tidak cepat menuduh seseorang, sebelum polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan.
"Kami juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi hoax karena akan merugikan diri sendiri, jika tidak terbukti kebenarannya. Menyebar informasi hoaks yang membuat panik publik, akan dipidana," tutup Krisna.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus dugaan penculikan dan pencabulan itu kemudian ditangani unit PPA Polres Tangsel.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu rumah tangga di Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat, Neneng Hatisah (53) menjadi korban perampokan dan pembunuhan. Pelaku diduga keponakan korban.
Baca SelengkapnyaPara pelaku menganiaya korban hingga meninggal dunia karena merasa kesal dan emosi.
Baca SelengkapnyaSetelah diinterogasi, ternyata pelaku merupakan pelaku perampokan yang selama ini diburu polisi.
Baca SelengkapnyaWarga mengaku resah dengan kejadian tersebut, terlebih pelaku melakukan pembunuhan terhadap anak kandungnya yang masih balita.
Baca SelengkapnyaAqilatunnisa Prisca Herlan, bocah usia 5 tahun tewas mengenaskan di tangan tiga orang wanita.
Baca SelengkapnyaSH sampai saat ini juga masih kerap kali diminta hadir memberikan keterangan dalam pemeriksaan di Kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku inisial FA (24) dan menjebloskannya ke jeruji besi.
Baca SelengkapnyaDari hasil interogasi awal, penculikan dan penganiayaan itu bermotif dendam dan persoalan hubungan asmara.
Baca SelengkapnyaSadis, Gerombolan Pemuda Keroyok hingga Lindas Kepala Perempuan di Sukabumi
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap lima pelaku penculikan dan pembunuhan bocah perempuan berusia 5 tahun Aqilatunnisa Prisca Herlan di Cilegon
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca Selengkapnya