Cerita Irjen Firman Santyabudi Menjalani Lima Bulan Jabat Kapolda Jambi

Merdeka.com - Kapolda Jambi Irjen Firman Santyabudi menjadi sorotan saat kasus Muhammad Nuh, buruh harian lepas yang dimintai keterangan usai memenangkan lelang motor listrik bertandatangan Presiden Joko Widodo. Harga lelang motor listrik tersebut Rp2,5 miliar.

Irjen Firman menegaskan Nuh hanya diminta keterangan dan tidak dilakukan penahanan. "Tidak ada penangkapan dan penahanan kepada yang bersangkutan," kata Firman, akhir Mei 2020 lalu.

Anak dari Wakil Presiden RI ke-6, Try Sutrisno ini mengaku pertama kali masuk ke Jambi berdasarkan Surat Telegram Kapolri Jenderal Idham Azis bernomor: ST/385/II/KEP/2020, tertanggal (3/2/2020). Saat itu, Irjen Firman menggantikan Irjen Pol Muchlis.

"Usai sertijab, para awak media langsung menanyakan perihal kebakaran hutan yang terus melanda di Provinsi Jambi dan soal dana Desa. Semua para pembakar hutan, baik itu orang atau koorporasi semuanya ditindak tegas, karena semuanya sama di hadapan hukum," jelasnya.

Firman bercerita, dia langsung didapuk untuk memimpin apel pagi di Korem 042 Garuda Putih, pada Senin (17/2/2020), meski baru lima hari menjabat Kapolda Jambi. Selesai apel, lanjut dia, sudah 'ditodong' wartawan yang meminta konfirmasi terkait narkotika.

"Habis apel, ada lagi wartawan yang wawancara. Kali ini terkait narkotika di Jambi. Saya katakan saya ingin Jambi ini bersih dari narkoba," tegas dia.

"Setelah itu, saya dan tim saya dipimpin Kombes Pol Eka Wahyudianta dari Ditres Narkoba Jambi bongkar itu sarang narkoba di beberapa wilayah bersama tim dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jambi dan POM TNI. Ada juga AKP George Alexander Pakke dari Satres Narkoba Polresta Jambi bongkar juga sarang narkoba di wilayahnya," kata dia.

Saat memasuki tanggap Covid-19, lanjut Firman, pihaknya terus memantau masyarakat agar keamanannya terjamin. Termasuk blusukan ke Pasar Angso Duo, Kamis (2/4/2020).

"Saya cek harga pasar, ada kenaikan signifikan atau tidak. Tapi malah ada yang minta foto, saya bilang, saya kan pake masker sebagai protokol covid-19. Eh mereka bilang tak apa-apa, yasudah foto lah. Saya bilang, kalau kalian melihat mata saya saat difoto sipit, berarti saat itu saya tersenyum," canda dia.

Dia merasa bersyukur saat timnya, Dirreskrimsus Polda Jambi, Kombes Pol Edi Faryadi mendapatkan penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia pada (13/4/2020) lalu. KPK memberikan apresiasi kepada Kepolisian Daerah (Polda Jambi), karena telah menyelesaikan sejumlah kasus korupsi yang ada di Provinsi Jambi.

Hal ini tertuang dalam surat yang dikirimkan KPK tanggal (13/4/2020) lalu. Dengan nomor R/705/KOR.02.02/20-25/04/2020 perihal Apresiasi dan Ucapan Terima Kasih kepada Kepolisian Daerah Jambi.

"Ini berkat kerja sama tim Polda Jambi yang baik dan antikorupsi," jelas dia.

Seperti diketahui, Irjen Pol Firman Santyabudi lahir pada Rabu (17/10/1965). Firman merupakan anak dari mantan Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno dan Tuti Stiawari, seorang guru kelahiran Bandung. Firman memiliki 6 orang saudara, yaitu Drg. Nora Tristyana yang merupakan istri dari Menhan RI 2014-2019 Ryamizard Ryacudu, Taufik Dwi Cahyono, Nori Chandrawati, Isfan Fajar Satrio, Kunto Arief Wibowo, dan Natalia Indrasari.