Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Curhat Korban Tsunami Selat Sunda yang Mengaku Belum Tersentuh Bantuan Pemda

Curhat Korban Tsunami Selat Sunda yang Mengaku Belum Tersentuh Bantuan Pemda Korban Tsunami Selat Sunda. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Ahmad Jaelani, warga kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang Banten, mempertanyakan aliran bantuan korban tsunami yang masuk ke pemerintah daerah. Ia mempertanyakan karena dirinya yang merupakan korban tsunami tidak pernah tersentuh bantuan oleh pemerintah daerah.

Jaelani mengungkapkan rumahnya rusak dihantam gelombang tsunami dan dirinya sempat tinggal di hunian sementara (huntara) yang di bangun oleh pihak BUMN, bukan dari pemerintah daerah.

"Huntara yang bangun BMUN, CSDR bank mandiri, bukan pemerintah daerah," ujarnya

Karena kondisi yang sangat tidak nyaman untuk tinggal, kini Jaelani bersama keluarga membangun rumah seadanya di lokasi yang agak menjauh dari bibir pantai.

"Huntara dapat, tapi kita ingin yang lebih nyaman. Karena huntara atapnya dari seng, panas sekali. Kami ingin yang lebih nyaman, jadi ngebangun gubuk dari bilik bambu, lebih nyaman," ujarnya.

Jaelani mengeluhkan tidak adanya bantuan dari pemerintah daerah, karena yang ia ketahui banyak bantuan yang nilainya hingga miliaran rupiah masuk ke pemerintah daerah. Ia mengungkapkan, pascatsunami selat sunda terjadi setahun lalu, ia menerima bantuan hanya dari relawan saja.

"Dari pemerintah enggak ada di Kecamatan Sumur kalau dari pemerintah enggak ada yah (huntara). Jangankan berupa bantuan bentuk fisik, beras enggak ada juga. Bantuan banyak bukan dari pemerintah tapi dari relawan," katanya.

Jaelani berharap, ada bantuan hunian tetap bagi korban tsunami di Kecamatan Sumur dan juga bantuan pinjaman untuk mereka membuka usaha kembali.

"Harapannya yang paling pokok hunian rumah. Terus sejenis pinjaman untuk usaha lagi. Yang mau buka warung buka warung, yang nelayan bisa beli prahu," ujarnya.

Terkait hunian tetap yang pernah dijanjikan bagi korban tsunami selat sunda, Jaelani mengatakan semuanya hanya baru rencana dan tidak ada realisasinya.

"Saya dengar-dengar baru rencana mau ada huntap, tapi ga tau kapan," katanya.

Kini Jaelani mendirikan sebuah gubuk sederhana untuk ia tinggal di desa Kertamuti, Kecamatan Sumur, yang jaraknya dari bibir pantai kurang lebih 300 meter. Sedangkan rumah sebelumnya yang berada di Pasar Sumur, rata dengan tanah akibat terjangan gelombang tsunami.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penduduk Miskin di Pesisir Jakarta Terbebani Perubahan Iklim, Ini Penyebabnya
Penduduk Miskin di Pesisir Jakarta Terbebani Perubahan Iklim, Ini Penyebabnya

Pembangunan saluran pembuangan banjir belum cukup menyelamatkan penduduk pesisir dari dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta

Sebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.

Baca Selengkapnya
Nestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis
Nestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis

Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi

Baca Selengkapnya
Dulunya Berjarak 1 Km dari Pantai, Desa di Pekalongan ini Kini Sudah Tenggelam oleh Air Laut
Dulunya Berjarak 1 Km dari Pantai, Desa di Pekalongan ini Kini Sudah Tenggelam oleh Air Laut

Air laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.

Baca Selengkapnya
Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup
Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup

Gempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean

Baca Selengkapnya
Kisah Desa di Pesisir Karawang Hampir Hilang Ditelan Abrasi, Warga Pilih Tetap Bertahan
Kisah Desa di Pesisir Karawang Hampir Hilang Ditelan Abrasi, Warga Pilih Tetap Bertahan

Jalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Kakek Sanusi di Lebak yang Butuh Bantuan, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Tak Layak dan Alami Kelumpuhan
Kisah Pilu Kakek Sanusi di Lebak yang Butuh Bantuan, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Tak Layak dan Alami Kelumpuhan

Kakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Satu Keluarga di Lebak Tinggal di Rumah Nyaris Roboh, Kondisinya Memprihatinkan Tak Kunjung Dapat Bantuan
Kisah Pilu Satu Keluarga di Lebak Tinggal di Rumah Nyaris Roboh, Kondisinya Memprihatinkan Tak Kunjung Dapat Bantuan

Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.

Baca Selengkapnya
Cerita Warga yang Tinggal di Kampung Mati Lebak, Hanya Tersisa 4 Keluarga
Cerita Warga yang Tinggal di Kampung Mati Lebak, Hanya Tersisa 4 Keluarga

Ditumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Keluarga di Aceh Utara Bertahan Hidup di Gubuk Rapuh, Atapnya dari Daun dan Dindingnya Berlubang
Kisah Pilu Keluarga di Aceh Utara Bertahan Hidup di Gubuk Rapuh, Atapnya dari Daun dan Dindingnya Berlubang

Kondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.

Baca Selengkapnya
Lahir ke Dunia Disambut Gempa Dahsyat, Bayi Mungil Ini Terpaksa Tinggal di Tenda
Lahir ke Dunia Disambut Gempa Dahsyat, Bayi Mungil Ini Terpaksa Tinggal di Tenda

Khadijah baru saja melahirkan ketika gempa mengguncang Maroko pada Jumat.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Cerita Pilu Desa di Pantura yang Nyaris Tenggelam
Menyusuri Cerita Pilu Desa di Pantura yang Nyaris Tenggelam

Tidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.

Baca Selengkapnya