Di bulan suci, petani timun suri di Bekasi ketiban rejeki
Merdeka.com - Bulan Ramadan menjadi berkah buat Darnopoli. Setiap bulan suci umat Islam itu tiba, pria berusia 38 tahun selalu ketiban rejeki. Timun suri yang dia tanam siap panen.
Darnopoli merupakan petani timun suri di daerah Kampung Gabus, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Setiap sebulan menjelang Ramadan, bapak dua anak ini langsung mencari lahan untuk ditanami timun suri.
"Tanahnya milik orang, tapi yang sedang tidak ditanami karena menunggu musim," kata Darno, Kamis (25/6).
-
Apa itu timun suri? Selain memiliki rasa yang lezat, timun suri juga kaya akan vitamin dan serat yang baik bagi kesehatan.
-
Bagaimana cara petani Sukomakmur menjual hasil panen? Untuk penjualan, di Desa Sukomakmur para petani sudah punya pembelinya sendiri.
-
Bagaimana hukum menjual daging kurban untuk penerima? Apabila penerima merasa bahwa mereka tidak membutuhkan seluruh daging yang mereka terima, mereka diperbolehkan menjualnya dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk keperluan mereka yang lain.
-
Bagaimana cara membeli Timun Suri di Desa Sriamur? Banyak pedagang dari luar daerah yang membeli timun suri langsung dari para petani secara langsung.
-
Kenapa pisang banyak dibeli di bulan Ramadan? Meningkatnya permintaan ini disebabkan oleh banyak warga membeli pisang untuk dijadikan olahan menu buka puasa.
-
Harga kambing kurban naik berapa? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya.
Ia mengaku menggarap tanah seluas 2500 meter persegi atau seper empat hektar. Butuh modal sekitar Rp 200 ribu untuk membeli benih dan pupuk. "Ngerawatnya gampang, cukup disiram air tiga kali sehari," katanya.
Beruntung, lahan yang ditanami timun suri yang digarap, tak jauh dari saluran irigasi. Sehingga, dia dan petani lain di sekitar tak kesulitan mencari air. "Waktu masuk bulan puasa sudah mulai siap dipanen," katanya.
Darno mengaku sudah memanen tiga kali. Sebelum puasa mendapatkan 1 ton timun suri, dijual ke tengkulak senilai Rp 4 ribu per kilogram. Panen ke dua makin banyak, ia mendapatkan sekitar 1,2 ton, harga jual ke tengkulak naik menjadi Rp 4.500.
"Panen ke tiga menurun, hanya dapat 800 kilo. Tapi harganya naik menjadi Rp 5.000 per kilo, karena makin langka," katanya.
Darno mengaku bersyukur. Uang hasil panen timun suri cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selama Ramadan bahkan untuk lebaran. "Biasanya menjadi tukang ojek, untuk sementara ngurus timun dulu," katanya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Timun suri merupakan buah yang menjadi favorit selama Ramadan. Namun, kali ini panen timun suri di beberapa daerah mengalami keterlambatan karena faktor cuaca.
Baca SelengkapnyaDesa ini jadi wisata petik buah timun suri selama Ramadan.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaBuah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan
Baca SelengkapnyaHarga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, dari awal bulan puasa seharga Rp12.500 per kilogram hingga kini menjadi Rp10.500 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga beras turun hingga Rp2.000 per kilogram saat memasuki bulan puasa Ramadan 2024.
Baca SelengkapnyaDua petani tersebut marah karena harga wortel mereka turun drastis di pasaran.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaSelain jastip, Masjid Nurul Ashri juga mengadakan bazar sayur.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperliahtkan seorang petani pepaya california yang panen melimpah tapi tidak ada yang beli.
Baca Selengkapnya