Diajak ke Pesta, Siswi SMA Nyaris Diperkosa Kakak Kelas
Merdeka.com - MT (17), seorang siswi SMA di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), nyaris diperkosa kakak kelasnya. Korban dan pelaku baru satu hari pacaran. Korban selamat dari upaya perkosaan karena berusaha melawan. Namun pelaku tetap melecehkannya.
Dia dibanting dan nyaris diperkosa oleh MB alias Marsel (19). Marsel merupakan kakak kelas korban. Pelaku dan korban sempat menjalin cinta.
Pelaku kemudian mengajak korban ke pesta di Desa Oelfatu, Amfoang. Setelah mengikuti pesta, pelaku menawarkan untuk mengantar pulang korban ke rumah. Namun, saat tiba di pinggir pantai Nunsono, Desa Afoan, Kecamatan Amfoang Barat Laut, pelaku mulai merayu korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku melakukan aksinya tersebut saat kondisi rumah korban dalam keadaan sepi. “Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,“ kata Tri.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
Pelaku mengajak korban untuk bersetubuh layaknya pasangan suami istri. Korban menolak ajakan itu dengan alasan, masih ingin bersekolah.
Pelaku terus merayu namun korban tetap menolak. Pelaku pun marah dan membanting tubuh korban, korban memberontak dan berlari. Pelaku mengejar dan menangkap kakinya, sehingga korban terjatuh. Kesempatan itu dipakai pelaku melecehkan korban.
Korban tetap melakukan perlawanan dan korban bangun serta hendak pergi. Lagi-lagi pelaku membanting korban hingga berteriak minta tolong. Pelaku tidak kehilangan akal. Ia mencekik leher korban lalu kembali mencabuli korban. Korban berusaha kabur dan pergi mencari perlindungan.
Korban sempat berlari sekitar satu kilometer. Beruntung saat itu korban menemukan rumah penduduk dan meminta bantuan diantar ke Polsek Amfoang Utara untuk melaporkan peristiwa ini.
"Jarak lokasi kejadian di pantai Nunsono ke rumah Simson Baituna lebih kurang satu kilometer dan beruntung korban bertemu warga guna melaporkan kejadian yang dialami," ujar Kapolsek Amfoang Utara, Iptu Nyoman Sarjana, Senin (1/10).
Polisi kemudian membawa korban ke Puskesmas untuk melakukan visum. "Kita amankan pelaku dan kita tahan serta titipkan di Rutan Polres Kupang sambil menunggu proses hukum lebih lanjut," jelas Nyoman Sarjana.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad korban kali pertama diketahui oleh ibunya yang langsung histeris minta tolong.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anak pelajar sebagai korban tindak kekerasan dan perundungan harus mendapat penanganan yang tepat
Baca SelengkapnyaTerkait apakah tersangka melakukan ancaman terhadap korban atau iming-iming masih didalami.
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya dianiaya berkedok hukuman ala seniornya.
Baca SelengkapnyaJoko mengatakan bahwa sejumlah bagian tubuh korban memang diketahui dimutilasi dan dipisahkan dari badannya.
Baca SelengkapnyaSaat itu korban dan teman-temannya sedang ada kegiatan di sekolah
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca Selengkapnya