Diduga Terjerat Jala Nelayan, Bayi Pesut Ditemukan Mati Dengan Mulut Berbusa
Merdeka.com - Bayi satwa langka Pesut Mahakam (Orcaella Brevirostris) ditemukan mati mengambang di Sungai Pela, Kota Bangun, Kutai Kartanegara. Bayi mamalia air diduga mati karena terjerat rengge (sejenis jala nelayan di sungai) hingga sesak nafas hingga mulutnya mengeluarkan busa. Pesut malang itu dibawa ke BKSDA Kaltim untuk dilakukan neokropsi.
"Benar, itu bayi pesut jantan ditemukan mati dekat jamban warga Senin (22/4) sore kemarin," kata peneliti Pesut Mahakam dari yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Danielle Kreb saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (23/4).
Saat ditemukan, kata dia, kondisi mulut dari pesut itu mengeluarkan busa. "Dari observasi kami, itu karena sesak nafas karena terjerat rengge nelayan di sungai," ujar dia.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Dimana nelayan menemukan hewan laut itu? Hewan laut aneh dan misterius ini tidak sengaja ditangkap kapal nelayan Jepang; Zuiyo Maru yang sedang berlayar disebelah timur Christchurch, Selandia Baru.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
"Itu bayi pesut usia sekitar 6 bulan, panjangnya 1,22 meter. Usia kematiannya kami perkirakan kurang dari 24 jam, dan dilepas warga agar larut ke sungai. Iya kematiannya masih terhitung baru," tambah Danielle.
©HO/Yayasan RASIDia menjelaskan, kematian bayi pesut itu sangat memprihatinkan karena proses reproduksi pesut dewasa tergolong lambat. "Sangat kami sayangkan. Diperlukan waktu 14 bulan bagi pesut betina, untuk hamil dan melahirkan bayinya," terangnya.
Kematian pesut ini pertama kali di tahun 2019. Danielle mempertanyakan kejadian tersebut lantaran biasanya pesut mati dikelilingi pesut-pesut lain. "Empat tahun saya amati. Biasanya, bayi pesut mati mengambang di sungai dikelilingi pesut lainnya. Tapi kali ini tidak," jelasnya.
Danielle menjelaskan bangkai bayi pesut itu sempat dimasukkan ke dalam kotak berisi es batu. Dan malam harinya dibawa ke kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur.
"Rencananya akan dilakukan neokropsi, istilah lain dalam autopsi untuk mencari tahu kepastian sebab kematian. Yang jelas kematian bayi pesut ini benar-benar disayangkan dan menyedihkan," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSetelah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa, kondisi orok bayi begitu mengenaskan. Selain tak bernyawa, beberapa bagian tubuhnya mengalami luka parah.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jasad bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam kondisi membusuk.
Baca SelengkapnyaSaksi berusaha mencari korban namun takut turut dimangsa.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja putra berinisial H (13) nyaris tewas akibat diserang buaya muara. Korban selamat meski mengalami banyak luka gigitan.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama ayahnya mandi di kali. Kakinya kemudian diterkam.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan karena sebagian tubuhnya telah dimangsa anjing warga.
Baca Selengkapnya