Diduga tersambar petir, Wasis tewas tergeletak di pinggir sawah
Merdeka.com - Hujan deras disertai petir yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Cilacap Jawa Tengah tak hanya mengakibatkan bencana alam. Namun juga bisa menyebabkan kematian karena tersambar petir.
Seperti yang dialami Wasis (40), warga Desa Gunungreja Kecamatan Sidareja Cilacap. Wasis ditemukan tergeletak di pinggir sawah oleh tetangganya yang hendak mencari rumput.
"Saat hendak mencari rumput, pada Minggu (27/11), tetangga korban bernama Santo melihat jasad sudah berada di pinggir sawah," kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Sidareja Ajun Komisaris Anom Suginartom, Senin (28/11).
-
Siapa saja korban sambaran petir? Ketiga korban yakni dua orang ibu, FT (35) dan WR (30), dan seorang remaja laki-laki AR (18).
-
Mengapa banyak orang tersambar petir di Danau Cilala? Menurut warga sekitar, peristiwa tersebut tidak sekali dua kali terjadi namun selalu memakan korban. Biasanya, peristiwa terjadi ketika hujan lebat dan terdapat pengguna roda dua yang melintas lalu berteduh di pinggir danau.
-
Kapan petir menjadi penyebab kematian terbanyak? Ketika inisiatif dimulai, AS melihat rata-rata sekitar 55 kematian akibat petir per tahun.
-
Kenapa Cilacap berpotensi kekeringan? Ia menjelaskan, kekeringan meteorologis merupakan kondisi kekeringan akibat curah hujan yang kurang.
-
Apa yang terjadi pada tubuh orang yang tersambar petir? Petir menghantarkan tegangan listrik yang sangat besar. Sambaran petir itu bisa menyebabkan ritme jantung yang berubah, gendang telinga pecah, pernapasan tak stabil, dan luka bakar sebelum akhirnya tewas.
-
Dimana kekeringan di Cilacap terjadi? Berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa di 20 kecamatan yang rawan kekeringan pada musim kemarau.
Korban ditemukan sekitar pukul 15.45 WIB dalam kondisi sudah tak bernyawa di areal persawahan RT 03/RW 02. Melihat jasad korban, kemudian Santo melaporkan ke pihak desa dan diteruskan ke pihak yang berwajib.
Jasad korban, kemudian diperiksa petugas medis. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda tanda penganiayaan.
"Hanya ditemukan luka hematum di kepala bagian belakang," katanya.
Korban diduga meninggal dunia, akibat tersambar petir saat berada di sawah. Hal itu disebabkan, sebelum korban ditemukan terjadi guruh dan petir di lokasi kejadian.
Sementara dari pihak keluarga, Anom mengemukakan, sebelum kejadian korban pamit pergi ke sawah.
"Dari keterangan pihak keluarga korban saat itu berpamitan untuk pergi bekerja ke sawah ," jelasnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga korban tersambar petir saat menggarap sawah.
Baca SelengkapnyaTiga petani di Desa Tanjung Alam, Lintang Kanan, Empat Lawang, Sumatera Selatan, disambar petir saat berteduh di pondok ketika hujan deras melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaSaat hujan, keempat santri tengah bermain handphone di dalam pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJasad Arsyad pertama kali ditemukan dalam kondisi tertelungkup.
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan bahwa saat itu korban diketahui melakukan pendakian bersama beberapa orang rekannya
Baca SelengkapnyaKeduanya kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSeptian Raharja tewas tersambar petir ketika sedang bertanding di Stadion Siliwangi
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaArus sungai yang deras akibat hujan membuat beberapa jembatan runtuh sehingga akses jalan bagi warga terputus
Baca SelengkapnyaKorban meninggal yang ditemukan di Kecamatan Simpenan Palabuhanratu diketahui bernama Daffa (10).
Baca SelengkapnyaDalam video juga menunjukkan situasi pasar ketika hujan berlangsung. Angin kencang menghantam tenda-tenda pedagang dan barang dagangan.
Baca Selengkapnya