Duduk Perkara Anggota TNI Rusak Pos Pam Idulfitri di Kupang dan Bakar Mobil Patroli
Merdeka.com - Sejumlah anggota TNI yang belum diketahui kesatuannya menyerang sejumlah fasilitas milik polisi, Rabu (19/4) malam. Penyerangan ini diduga dipicu saat pertandingan futsal antara tim dari Polda NTT dan tim P dan K Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang digelar di GOR Oepoi Kupang.
Kapolda NTT Irjen Pol Johnny Asadoma mengatakan, peristiwa itu hanya kesalahpahaman. Menurut Johnny, polisi langsung mengambil tindakan-tindakan pencegahan agar kejadian tersebut tidak meluas.
"Kami ingin menyampaikan informasi tadi malam ada kesalahpahaman atau kles atau bentrokan antara oknum anggota TNI dan Polri di lapangan, saat pertandingan final futsal di GOR Oepoi Kupang. Kami sudah laksanakan tindakan-tindakan pencegahan sejak tadi malam. Seluruh unsur-unsur pimpinan di Kupang langsung gelar rapat terbatas," kata Johnny saat menggelar konferensi pers, Kamis (20/4).
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Mengapa pasukan TNI menyerbu markas OPM? Kontak tembak terjadi antara pasukan TNI dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Kenapa terjadi bentrokan di Muntilan? 'Setelah kegiatan selesai, saat pulang, salah satu kelompok ini bersinggungan dengan kelompok lain. Kemudian ada kesalahpahaman hingga terjadilah gesekan di lapangan,' kata Kombes Pol Ruruh, dikutip dari ANTARA.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
Kronologi
Menurut Johnny, saat pertandingan futsal tersebut terjadi kesalahpahaman. Salah satu anggota melompat ke dalam pinggir lapangan pertandingan dan terjadi bentrokan, antara anggota Polri dan anggota POM TNI.
Kejadian itu tidak berhenti di sana. POM TNI yang saat itu bertanggungjawab terhadap pengamanan langsung meminta kepada panitia agar menghentikan pertandingan.
"Pertandingan yang baru dilaksanakan babak pertama langsung dihentikan, karena akan menimbulkan kekacauan. Mungkin gambar atau video-video kejadian di GOR telah tersebar, sehingga mungkin teman-teman TNI yang lain tidak tahu permasalahan itu datang, dan terjadi kesalahpahaman tersebut," jelas Johnny.
Dia menambahkan, setelah kejadian tersebut polisi bersama unsur lainnya langsung melakukan pertemuan darurat agar bentrokan tidak meluas. Mereka juga menyepakati bersama sejumlah rekomendasi yang dibahas dalam rapat darurat itu.
Komitmen Bersama TNI-Polri
Terdapat tujuh rekomendasi yang disepakati bersama yaitu, pembentukan tim investigasi dari TNI-Polri, untuk mengusut tuntas permasalahan yang terjadi secara transparan.
TNI dan Polri berkomitmen untuk menindak secara tegas terhadap anggotanya yang terlibat, serta seluruh penindakan akan diserahkan kepada masing-masing kesatuan.
Komitmen ketiga, seluruh pos pam idul fitri yang dirusak tadi malam akan dibangun bersama oleh TNI dan Polri. Kemudian seluruh pos pam idul fitri akan dijaga bersama oleh anggota TNI maupun Polri. Yang kelima akan melaksanakan patroli gabungan dengan tujuan memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
"Yang keenam kita akan lakukan imbauan kepada seluruh anggota TNI dan Polri agar menahan diri, tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif dan tidak terpancing hasutan-hasutan, serta tidak melakukan tindakan kriminalitas," tegas Johnny.
Sedangkan komitmen bersama yang ketujuh akan melakukan proses hukum dengan memanggil, memeriksa panitia yang tidak mengantongi izin penyelenggaraan pertandingan futsal. Serta pengamanan pertandingan tidak melibatkan Polri yang dianggap sebagai kelalaian panitia.
"Kami TNI dan Polri akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat NTT. Kami telah berkomitmen untuk mencegah kejadian seperti ini terulang lagi," tutup Johnny.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan prajurit TNI menyerang Polres Jayawijaya itu ditangani Kodam XVII/Cenderawasih.
Baca SelengkapnyaPangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaBentrokan yang terjadi juga menghanguskan sejumlah motor di Jalan Timor Raya.
Baca SelengkapnyaLemparan batu mengenai kening dan pipi Serd STV hingga memar dan dibawa ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaLima prajurit TNI dari Batalyon 756/Wimane Sili, yang diduga melakukan penyerangan ke Mapolres Jayawijaya, Papua Pegunungan harus berhadapan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaPolri melakukan berbagai langkah penyelesaian dalam penanganan perkara prajurit TNI menyerang Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaAksi pelemparan bom molotov itu terjadi pada Selasa (17/12).
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan masalah bentrokan antara prajurit TNI AL dengan Brimob Polri di Pelabuhan Sorong sudah selesai.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPenyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaDua organisasi masyarakat (ormas) di Tangerang Selatan terlibat perselisihan, Selasa (5/11) malam.
Baca Selengkapnya