Firasat Bos Petugas Damkar Depok yang Gugur Usai Berjibaku Padamkan Api di Pasar Cisalak
Martin sempat istirahat dalam ambulans ditemani rekannya. Kemudian Martin dibawa ke Rumah Sakit Sentra Medika.
Martin Panjaitan, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok yang meninggal dunia usai memadamkan api di Pasar Cisalak akan dimakamkan di TPU Pondok Rajeg pada Minggu (20/10). Martin meninggal bukan di lokasi kejadian. Saat api sudah padam, korban meminta izin untuk istirahat.
Kasie Penyelamatan DPKP Kota Depok, Tesy Haryati mengatakan, sangat berbelasungkawa atas kepergian Martin. Selama bekerja, anak buahnya itu tidak diketahui apakah memiliki riwayat penyakit atau tidak. Martin adalah pribadi yang pendiam dan penurut apa yang diperintah oleh atasan.
"Selama ini dia orangnya pendiam. Martin kalau ketemu cuma senyum-senyum. Dia enggak nyusahin, kalau di anggota itu dia baik, ya boleh ditanya, bukan saya ya, karena saya pernah beririsan dengan Martin, tapi dia orangnya baik, dia nggak pernah ngeluh, terus dia di TKP itu bukan banyak sekali permintaan terus segala macam itu nggak ada. Dia diperintahkan A, Alhamdulillah dilaksanakan, dia patuh orangnya, taat,” kata Tesy, Sabtu (19/10).
Sebelum peristiwa kebakaran terjadi, Martin dan teman-temannya sempat makan bersama. Martin terlihat sehat dan tidak ada keluhan. Kemudian sekitar pukul 19.50 WIB dia dan tim menuju lokasi untuk melakukan pemadaman. Namun usai pemadaman, Martin menghembuskan napas. Ini yang membuat seluruh temannya kaget dan sangat kehilangan.
“Tadi informasi dari Irwan ngobrol biasa aja, enggak ada keluhan apapun dan masih makan malam ayam bakar, karena itu TKP jam abis isya ya, jadi sekitar jam 19.40 kan TKP nya itu. Itu jam tujuhan masih makan yang bakar bareng-bareng dengan teman satu regunya di UPT dan itu tidak ada, itu masih ketawa-ketawa. Maka kita semua syok, kita semua shock banget dan kami sangat berduka cita yang mendalam. Saya yang paling kaget, karena masih ketemu di TKP tiba-tiba udah begini, beda cuma beda berapa menit tiba-tiba udah beda kabarnya kayak gitu,” ceritanya.
Martin sempat istirahat dalam ambulans ditemani rekannya. Kemudian Martin dibawa ke Rumah Sakit Sentra Medika.
“Setelah dia beristirahat, satu orang saya suruh dampingin ke ambulans. Sudah masuk di ambulans, ternyata sampai di perempatan Jalan Juanda, itu kan kondisi macet total. Nah Irfan yang ada di dalam ambulans, salah satu anggota Damkar juga Cimanggis itu berteriak ke sopir bahwa dinyatakan sepertinya Martin sudah enggak ada,” ungkapnya.
Saat dalam ambulans, Martin dan Irfan sempat mengobrol. Namun tiba di perempatan, korban tergeletak. Martin menghembuskan napas pada Jumat malam sekitar pukul 21.35 WIB.
“Jadi rebah badannya, tapi sangat tiba-tiba. Jadi, irfan sendiri itu panik. Jadi dia minta tolong sopir tolong dicek, apakah yang bersangkutan masih ada pak atau bagaimana gitu ya. Dan ternyata jam 21.35 WIB kami terima kabar yang sangat menyedihkan. Jadi kalau detail tentang Martin meninggal, saya terus terang tidak tahu karena saya tidak mendampingi dia ambulans, saya masih di TKP waktu itu,” katanya.
Tesy menuturkan kebakaran semalam bukan kebakaran skala besar. Menurutnya kebakaran semalam sudah biasa ditangani oleh Martin dan tim.
“Terkait dengan meninggalnya almarhum Martin bagian dari keluarga besar kami, terus terang kami kaget dan sangat berduka cita. Martin orang yang kuat, dan ini TKP bukan sebesar itu menurut kami, karena dia, ini udah makanan biasa buat dia. Cuma ketika Tuhan memanggil dia, kami itu tahunya dia beristirahat,” ujarnya.
Calon Wali Kota Depok Supian Suri sempat mengunjungi korban di RS semalam. Dirinya mengucapkan duka mendalam pada keluarga dan rekan korban yang ditinggalkan.
“Saya dapat kabar ada salah satu anggota pemadam kita yang meninggal karena habis melakukan tindakan kebakaran. Saya ikut prihatin, ikut berbelasungkawa kepada keluarga yang hari ini salah seorang keluarganya meninggal karena dalam misi tugas. Saya ikut prihatin. Buat saya beliau adalah pahlawan buat masyarakat meninggal dalam masa tugas,” katanya.
Supian sempat melihat kondisi korban di ruang IGD. Dia menuturkan bahwa tidak ada luka dalam tubuh Martin. Diduga, Martin meninggal karena sesak napas usai memadamkan api.
“Ya kondisinya sudah tidak ada, tapi ya memang secara fisik beliau tidak terlihat ada luka bakar dan yang lainnya, tapi atau mungkin sesak nafas yang buat beliau meninggal. Jadi bukan karena luka bakar yang tertimpa seperti apa, tapi kita enggak tahu kejadiannya seperti apa, mungkin nanti dari tim medis yang bisa menjelaskan,” pungkasnya.
Fakta Penyebab Petugas Damkar Depok Gugur
Sandi Butar Butar, rekan Martin Panjaitan petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Depok yang meregang naywa mengungkapkan sejumlah fakta. Martin tewas usai memadamkan api saat kebakaran di rumah potong ayam di Pasar Cisalak pada Jumat (19/10) malam.
Sandi membeberkan sederet fakta bahwa tidak adanya masker dan mobil ambulans yang dilengkapi perlengkapan medis utama yaitu oksigen. Menurutnya, berdasarkan standard operating procedure (SOP), seharusnya ambulans Damkar selalu siaga di lokasi kejadian.
“Iya, itu ambulans relawan yang enggak ada tabung oksigen. Kalau SOP, harusnya kita di dampingi sama ambulans, tapi kan kenyataannya enggak ada,” kata Sandi, Sabtu (19/10).
Dia membeberkan fakta bahwa DPKP Depok memiliki ambulans khusus. Namun faktanya semalam ambulans tersebut tidak ada di lokasi kejadian. Sandi mengungkapkan ini sudah terjadi beberapa kali.
“Punya, itu SOP Damkar. Nah semalam itu enggak ada. Bisa dibilang udah berapa kali TKP engga ada,” ungkapnya.
Sandi menuturkan, dari keterangan anggota Damkar yang bertugas di UPT Cimanggis Depok itu, sejumlah perlengkapan medis yang seharusnya ada di dalam mobil ambulans tidak jelas keberadaannya.
“Tidak ada, ya kan harusnya ada, enggak tahu lah itu kemana,” ujarnya.
Sandi menduga rekannya meninggal karena keracunan asap saat memadamkan api semalam. Karena saat bertugas, Martin tidak dilengkapi masker.
“Dugaan karena keracunan asap, maskernya nggak ada. Musuh paling berat pemadam adalah asap,” katanya.
Dia pun geram dengan peristiwa yang menelan korban rekannya sendiri. Dia mengaku akan melakukan aksi menuntut keadilan.
“Kita akan tuntut semua pejabat Damkar yang terkait,” tegasnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum Sandi yaitu Deolipa Yumara sekaligus Martin Panjaitan mengatakan, apa yang dikhawatirkan jauh hari sebelumnya ternyata terjadi dan menimpa korban. Dirinya mengatakan, tiga pekan lalu sudah memberi peringatan pada Pemerintah Kota Depok dan jajaran agar segera memperbaiki peralatan Damkar untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
“Nah ini kemudian ada kebakaran, anggota Damkar melaksanakan tugasnya tanpa peralatan yang lengkap bahkan masker pun ngak ada, jadi kehabisan nafas. Ini salah satu anggota damkar nih pak Martinus Panjaitan, beliau memang sudah memberikan kuasa ke saya bersama sekitar 80 anggota Damkar kota Depok. Nah ini persoalan karena 3 minggu lalu sudah kita peringatkan, ini cepat darurat segera perbaiki persoalan anggaran ada apa tidak ini harus cepat diperbaiki, jangan kemudian tunggu tunggu tunggu akhirnya timbul korban, sekarang timbul korban. Korban jiwa dari anggota damkar yang kemudian di akibatkan oleh lalainya pemerintah kota Depok, kepala dinas dan lainnya juga di daftar juga lalainya juga menurut saya juga ini begini, akibatnya begini ada yang meninggal dunia anggota Damkar,” katanya.
Dia pun menegaskan dalam hal yang yang disalahkan adalah Pemkot Depok karena sudah diberi peringatan namun tidak digubris. Deolipa mengaku sudah bertemu dengan Kepala DPKP Depok dan mengungkapkan apa yang menjadi unek-unek.
“Yang disalahkan tentunya pemerintah kota Depok karena sudah diperingatkan, sudah dikasih kode, sudah dilaporkan juga ke kejaksaan tapi tidak ada perbaikan juga sampai sekarang. Sudah, tadi saya ketemu (Kepala Dinas) juga, saya ngomel ngomel juga sama beliau. Siapa namanya tadi, Pak Adnan. Dia bilang dia masih baru menjabat bulan Januari. Ya kan ada waktu untuk buru-buru, ini kan tinggal, bagaimana ini 2 bulan 3 bulan yang lalu sudah ada kode-kode ini sudah berbahaya, tapi tetap saja tidak ada tindakan,” tegasnya.
Deolipa akan mendalami kasus ini. Jika ditemukan ada unsur kelalaian maka akan ditindaklanjuti.
“Ini nanti kita akan kejar nih termasuk apakah ada unsur kelalaian dari Pemkot Depok, apakah ada unsur kelalaian dari kepala dinas ini harus kita kejar, saya kejar. Mengingat si Martinus Panjaitan almarhum adalah salah satu klien saya yang masuk dalam anggota damkar yang memberikan kuasa kepada saya,” ujarnya.
Terkait dengan langkah hukum, Deolipa mengatakan, akan berbicara dengan pihak keluarga Martin terlebih dulu. Baru selanjutnya akan dilakukan upaya hukum yang akan diambil.
“Nanti kita lihat langkah hukumnya bagaimana karena ini kan sifatnya pribadi ya si almarhum ini kan, nanti kita bicara sama keluarganya. Tapi ini secara publik ini penting kita akan melakukan langkah hukum kepada Pemkot Depok secara publik ya, karena ini kaitannya ke masyarakat. Jadi ini kita akan kejar kita mungkin akan melakukan langkah hukum,” pungkasnya.