Gagal berangkat umroh, warga Surabaya dan Banyuwangi polisikan First Travel
Merdeka.com - Dua calon jemaah umroh, warga Surabaya dan Banyuwangi, mengaku menjadi korban penipuan dari agen PT First Travel. Keduanya adalah Siti Nafiah (57), warga Kedungrukem, Surabaya dan Giyanti (56), asal Banyuwangi.
Keduanya pun juga melaporkan First Travel (FT) ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, Rabu (30/8) siang. Sebab, mereka juga batal diberangkatkan oleh agen First Travel untuk umroh ke tanah suci Makkah.
Menurut Siti Nafiah, dirinya seharusnya berangkat dengan suaminya, Agus Salim (59), sebelum bulan Ramadan. Namun, hingga sekarang belum juga diberangkatkan.
-
Siapa yang menjalankan ibadah umrah pertama kali? Ini adalah pengalaman pertama bagi Isa dalam menjalankan ibadah umrah, meskipun dia telah diajak berbagai kali untuk berpergian ke luar negeri sebelumnya.
-
Apa yang terjadi dengan jemaah umroh? “Dengan kesepakatan bersama, jemaah menambah biaya umrah sebesar Rp6 juta. Kemudian kami menanggung dan memberi kompensasi kerugian visa baru, hotel, dan Land Arrangement alias pengaturan perjalanan para jemaah selama ibadah umrah,“ Rifai mengaku PT Amana Berkah Mandiri juga merupakan korban dari KW. Namun kondisi itu tak mengurangi profesionalitas perusahaannya untuk tidak mengecewakan jemaah.
-
Kenapa jemaah umroh tertunda keberangkatannya? Uang yang dititipkan para calon jemaah pada KW ternyata tidak dibayarkan pada biro perjalanan umrah, melainkan digelapkan. Sialnya lagi, mereka tidak jadi berangkat umrah.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
Padahal, dirinya sudah membayar lunas, sebesar Rp 30,6 juta untuk dua orang. Masing-masing satu orang Rp 15,3 juta.
"Pembayaran lunas itu sudah saya lakukan pada Agustus 2016. Rencananya berangkat umroh pada Mei 2017, tapi saya minta berangkat bulan Ramadan bukan Juni 2017. Tapi sampai sekarang ini juga tidak diberangkatkan," kata Siti Nafiah, Rabu (30/8).
"Pihak agen minta uang tambahan sebesar Rp 2,5 juta untuk per satu orang. Karena, berangkat dua orang, saya membayar uang tambahan sebesar Rp 5 juta," tambah dia.
Sementara, Giyanti sendiri juga mengungkapkan, kalau dirinya sudah membayar Rp 17,3 juta. Di mana Rp 15,3 juta, dan ditambah Rp 2 juta, karena minta berangkat bulan Ramadan.
"Saya mendaftar pada tahun 2017. Awalnya dijanjikan berangkat pada bulan Mei (Ramadan). Ternyata sampai sekarang tidak berangkat juga. Saya juga sudah beberapa kali tanya ke agennya juga tidak ada kepastian, akhirnya saya lapor ke polisi," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polres Jember membuka posko aduan bagi masyarakat korban penelantaran biro travel PT Zamzam
Baca SelengkapnyaKementerian Agama Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku masih menyelidiki travel yang memberangkatkan jemaah umrah ini.
Baca SelengkapnyaPihak biro perjalanan umrah bersedia bertanggungjawab atas batalnya perjalanan itu
Baca SelengkapnyaSelama di 2 hari 3 malam menunggu di Malaysia, para jemaah umrah PT Zam-Zam itu harus menginap di hotel kelas murah dengan nasi kotak seadanya.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri tertipu dengan paket haji furoda yang ditawarkan seharga Rp 125 juta per orang.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Indonesia yang terjebak janji manis travel atau pihak tertentu yang menawarkan haji furoda.
Baca SelengkapnyaBanyaknya calon haji yang dipulangkan kembali ke Tanah Air karena tidak menggunakan visa haji.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial D (51) menipu puluhan warga Garut dan Tasikmalaya dengan modus menawarkan jasa travel umrah.
Baca SelengkapnyaMereka mengaku sebagai jemaah haji furoda namun tidak bisa menunjukkan visa haji resmi
Baca SelengkapnyaKemenag Sulsel belum mendapatkan aduan dari keluarga maupun korban penipuan haji di layanan pengaduan.
Baca SelengkapnyaAparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial
Baca SelengkapnyaBupati Jepara sampai meminta maaf akibat wisatawan tidak dapat ke Karimunjawa.
Baca Selengkapnya