Gara-gara rupiah anjlok, ukuran tahu dan tempe jadi diperkecil
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) Purwokerto mewaspadai kenaikan sejumlah komoditas bahan pangan serta dampak pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika. Kepala Perwakilan BI Purwokerto Rahmat Hernowo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan komoditas impor untuk pendukung proses produksi naik. Akibatnya, biaya produksi juga ikut naik.
"Dari sisi faktor produksi otomatis naik. Karena itu, agar tidak mengurangi marjin keuntungan maka produsen biasanya menaikkan harga," kata Hernowo, Minggu (31/8).
Dia mencontohkan, kondisi tersebut terjadi pada produksi pangan berbasis kedelai. Dari amatannya di beberapa media, perajin tahu atau tempe memilih untuk mengecilkan ukuran bahan pangan tersebut.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga kedelai naik? Harga kedelai mengalami kenaikan sejak awal November lalu.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
"Mereka (perajin tahu dan tempe) membeli kedelai dengan harga mahal akibat dolar AS menguat. Secara otomatis, mereka akan menaikkan harga atau mengurangi ukuran produk," tuturnya.
Selain kedelai, pendorong inflasi selanjutnya terjadi di harga daging. Ia mengemukakan beberapa hewan ternak di Indonesia bergantung dari unsur impor.
"Seperti harga day out chicken (DOC) dan pakan ternak, sangat ditentukan oleh dollar. Ketika harga DOC dan pakan ternak ikut naik akan berimbas pada kenaikan harga dan telur ayam ras. Kenaikan harga di pasar karena input dari petani naik," ujarnya.
Selain faktor tersebut, sambung Hernowo, ada kecenderungan naiknya harga sewa rumah, kontrak rumah dan upah pekerja. Padahal, lanjutnya, upah minimum regional (UMR) dinaikkan satu tahun sekali.
"Jika seperti ini akan kurang menguntungkan bagi pekerja penghasilan tetap," katanya.
Sementara itu, risiko lain yang perlu diwaspadai adalah inflasi karena faktor volatile food. Seperti yang terjadi saat ini, persoalan kekeringan karena dampak El Nino lumayan kuat terhadap sektor pertanian tanaman pangan. "Untuk Banyumas, masih terhitung beruntung karena airnya masih mengalir," katanya.
Dalam kondisi kekeringan saat ini, masa panen padi pada masa tanam kedua pada beberapa waktu lalu. Ia mengemukakan untuk produktivitas berbeda dengan masa tanam pertama karena produksi yang dihasilkan pada musim ini lebih sedikit.
"Apakah hasilnya terdistribusi dengan baik ke pasar? Jika baik, bisa mendorong pedagang untuk tidak menaikkan harga," katanya lagi.
Ia menambahkan kenaikan berkala tarif listrik, kenaikan harga BBM juga menjadi penyebab kenaikan harga pada komoditas. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca Selengkapnyakomoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca Selengkapnya