Geger 2 SMAN di Makassar Diserang Orang Tak Dikenal, Kaca-Kaca Dilempari Batu
Aksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Dua sekolah negeri di wilayah Kecamatan Tamalate, Kota Makassar yakni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 dan 8 diserang orang tak dikenal (OTK). Kepolisian Resor Kota Besar Makassar menyelidiki terkait kejadian tersebut.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Wahiduddin mengaku polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyerangan dua SMAN di Kecamatan Tamalate. Aksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
"Kami sedang selidiki," ujarnya singkat, Rabu (14/8).
Terpisah Wakil Kepala SMAN 8 Makassar, Aco Pasenrengi mengaku akibat penyerangan oleh OTK menyebabkan sejumlah kaca ruangan pecah. Ia menyebut kaca ruangan tersebut pecah akibat dilempar batu.
"Kaca ruangan yang pecah seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, tata usaha. Ada juga kaca jendela dua ruang kelas pecah," ungkapnya.
Meski demikian, Aco menegaskan kejadian tersebut tidak mengganggu proses belajar mengajar. Ia juga menyebut polisi jug sudah turun untuk melakukan penyelidikan.
"Tadi sudah ada polisi yang datang. Ada beberapa dibawa sama polisi seperti batu yang dilempar oleh OTK," sebutnya.
Aco mengingatkan kepada siswanya untuk tidak terprovokasi terkait kejadian tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk mengungkap kejadian tersebut.
"Kami sudah sampaikan kepada para murid untuk tidak terprovokasi dan biarkan polisi yang bekerja untuk mengungkap kejadian ini," tuturnya.
Sementara itu, salah satu guru SMAN 2 Makassar Arif mengaku tidak ada kerusakan berarti akibat penyerangan dilakukan OTK tersebut. Ia mengaku aksi penyerangan tersebut terekam CCTV sekolah.
"Memang tidak ada yang rusak. Tapi mobil warga yang diparkir di depan sekolah rusak kacanya akibat dilempar batu," sebutnya.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Iqbal Najamuddin mengaku belum mengetahui terkait penyerangan terhadap dua SMAN di Kota Makassar. Meski demikian, pihaknya sudah melakukan langkah antisipatif agar tidak ada provokasi di sekolah.
"Langkah antisipatif, kita minta sekolah lakukan pengawasan terhadap murid. Karena ini kan sering terjadi dari luar, bukan murid dari dalam sekolahnya. Dan kita tidak tahu orang dari luar ini siapa. Makanya kita hanya mengamankan proses belajar sekolah," tuturnya.
Ia juga sudah memerintahkan kepada kepala sekolah untuk melaporkan kejadian menganggu proses belajar mengajar. Ia menegaskan kenyamanan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar menjadi prioritas.
"Kita sudah sampaikan kepada Kepsek untuk anak-anak dijaga kenyamanannya saat proses belajar mengajar. Kalau sudah di luar sekolah, kalau sudah menganggu harus dilaporkan ke pihak berwajib," ucapnya.