Gempa M 7,4 di Banten, Pimpinan KPK Panik Barang di Ruangan Berjatuhan
Merdeka.com - Pimpinan KPK ikut panik saat terjadi gempa berkekuatan M 7,4 yang berpusat di Banten. Wakil Ketua KPK Laode M Syarief tengah bekerja di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (2/8).
Puluhan pegawai KPK sempat berhamburan keluar gedung. Meski tidak berisik, mereka berjalan cepat menuju halaman lapang tanpa atap di depan bangunan tersebut.
Laode mengatakan, dirinya sedang berada di lantai 15 saat gempa terjadi. Saat itu dia tengah sibuk membuat referensi untuk mahasiswa yang sedang menjalani proses penyusunan skripsi.
-
Apa yang terjadi pada ketua KPPS? Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Palembang inisial OS (30) dilarikan ke rumah sakit akibat dibacok petugas Linmas, RV (40).
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Kenapa Karutan KPK tidak melaporkan pungli ke atasannya? 'Justru yang dilakukan terperiksa sebagai Kepala Rutan dengan memaklumi keadaan tersebut dan tidak pernah melaporkan ke atasannya tentang pungutan liar di Rutan KPK,' sambung dia.
-
Kenapa KPK OTT Bupati Labuhanbatu? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Apa sanksi yang diterima Ketua KPU? 'Menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada teradu Hasyim Asy'ari selaku ketua merangkap anggota Komisi Pemilihan Umum RI terhitung putusan ini dibacakan,' kata Ketua DKPP RI Heddy Lugito dalam sidang pembacaan putusan di kantor DKPP RI, Jakarta Pusat.
-
Bagaimana ketua KPPS dibacok? Dia membacok kepala korban hingga terluka parah di bagian kiri.
"Lagi menulis referensi buat anak KPK yang lagi skripsi. Tiba-tiba ini kok kursinya goyang-goyang gitu," tutur Laode di lokasi.
Saat gempa terjadi, dia meminta petugas membunyikan alarm. Laode kemudian mengajak pegawai lainnya menuruni gedung lewat tangga darurat.
"Kan saya pikir kursi saya kan bisa muter-muter. Saya pikir ini mungkin bagian dari orang lompat-lompat atau apa. Ternyata saya tanya, gempa. Katanya, 'ya pak gempa', yaudah saya ajak mereka turun," jelasnya.
Laode kemudian mencoba menghubungi pihak BMKG menanyakan kondisi gempa tersebut. Termasuk ada tidaknya potensi susulan terjadi.
"Kira-kira gempanya masih nggak, saya ini kasian soalnya, saya pengen ke atas karena referensi buat anak itu saya harus kirim malam ini," kata Laode.
Sementara itu, Wakil Pimpinan KPK Saut Situmorang memilih keluar lewat pintu belakang Gedung KPK. Dia juga tidak menyadari adanya gempa sebelum benda berjatuhan di kantornya.
"Sebelum plakat jatuh saya enggak ini (sadar gempa), tapi begitu jatuh, baru sadar gempa. Ini peringatan ini, peringatan," ujar Saut.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang heran dengan sikap Pimpinan Firli Bahuri dkk yang menyampaikan permintaan maaf.
Baca SelengkapnyaSaut jadi saksi dalam kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaAsep Guntur ingin mundur dari KPK buntut kasus suap Kepala Basarnas.
Baca SelengkapnyaSaut yakin bahwa kasus ini akan diselesaikan secara tuntas. Mengingat taruhannya adalah nama baik kinerja pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Mbak Ita dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait kasus korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaFirli meminta pegawai KPK mengaktifkan panic button bila merasa terancam.
Baca SelengkapnyaStaf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Kusnadi memilih mendatangi Gedung Bareskrim Polri
Baca SelengkapnyaSenin (22/7), Mbak Ita terlihat sedang menghadiri rapat di Gedung DPRD Kota Semarang
Baca SelengkapnyaKetua KPK Firli Bahuri memastikan mempertahankan Asep Guntur di KPK.
Baca Selengkapnya