![Geram Lambang NU Diplesetkan jadi 'Ulama Nambang', Santri Cucu Kiai Polisikan Akun Medsos](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/21/1718941427512-j8h08.jpeg)
Geram Lambang NU Diplesetkan jadi 'Ulama Nambang', Santri Cucu Kiai Polisikan Akun Medsos
Akun X @pasifisstate memplesetkan lambang organisasi NU menjadi ‘Ulama Nambang’.
Akun X @pasifisstate memplesetkan lambang organisasi NU menjadi ‘Ulama Nambang’.
Ali Mahfud (50), santri dari cucu kiai pencipta lambang organisasi Nahdlatul Ulama (NU) memilih melaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan perubahan lambang NU yang viral di media sosial (Medsos).
Akun X @pasifisstate memplesetkan lambang organisasi NU menjadi ‘Ulama Nambang’.
Ali menyebut, dirinya adalah kader NU sekaligus santri dari cucu pencipta lambang NU Kiai Sholahudin Azmi di Bubutan, Surabaya.
Sebagai Nahdliyin, ia merasa prihatin ada pihak yang tak bertanggung jawab memplesetkan logo organisasi para ulama. Laporannya pun telah diterima Polrestabes Surabaya berdasarkan laporan nomor: LPM/ 236 /VI/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.
“Saya merasa prihatin saja sebagai warga Nahdliyin. Merasa prihatin adanya di media sosial, twitter (X) itu ada logo NU yang diplesetkan menjadi ulama nambang. Itu yang kami sangat prihatin,” kata Ali saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (21/6) pagi.
Ali mengaku baru mengetahui unggahan X itu pada Rabu (19/6). Ia kesal karena melihat lambang NU diplesetkan. Seperti pada bagian ormamen bintang sembilan yang dibubuhi tulisan Rp (rupiah) dan Dollar Amerika.
“Terus nama Nahdlatul Ulama itu diganti dengan Ulama Nambang. Terus Warna, lambang mestinya nuansanya hijau diganti dengan warna kemerahan,” kata pria yang juga politisi dari PSI ini.
Yang paling parah, katanya, khat atau tulisan berbahasa Arab yang tetap tertulis Nahdlatul Ulama, namun dibuat seolah-olah memiliki arti Ulama Nambang.
“Kalau pakai khat itu saja sudah sangat bisa dikatakan sangat melanggar. Itu kan khat itu hak diciptanya NU, tulisan arab itu, dia artikan bahasa Indonesianya jadi ulama nambang,” ucapnya.
Padahal, logo itu merupakan rancangan KH Ridwan Abdullah yang dibuat dari proses istikharah dan pertimbangan spritual yang panjang serta mendalam. Maka, menurut Ali, apa yang dilakukan akun @pasifisstate itu jelas sudah melecehkan NU.
“Itu Muassis NU yang buat, itu KH Ridwan Abdullah pencipta lambang itu. Kami sebagai pribadi prihatin,” ujarnya.
Dia pun meminta aparat kepolisian segera menindaklanjuti laporan dugaan pelecehan lambang NU itu. Sebab jika tidak, maka ia khawatir ada preseden buruk yang terjadi dan hal serupa bakal terulang ke depan.
“Kalau tidak ada tindak lanjut aparat kepolisian atau penegak hukum itu kedepan kita khawatir sebagai warga Nahdliyin,“ pungkasnya.
Terpisah, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Haryoko mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan penyidik terkait untuk menindaklanjuti laporan dugaan pelecehan logo NU itu.
“Kami segera tindak lanjuti dengan koordinasi lebih lanjut lagi,” kata Haryoko.
“Kami segera tindak lanjuti dengan koordinasi lebih lanjut lagi,” kata Haryoko.
“Kemudian penyidik akan berkoordinasi dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia), Kementerian Agama, ahli bahasa, ahli pidana,” kata Ade Ary
Baca SelengkapnyaTokoh besar pejuang dan sesepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) yang paling disegani di Lampung inii telah tutup usia pada Rabu (15/5) siang.
Baca SelengkapnyaLahir dari keluarga yang taat agama, ia menjadi sosok pengarang yang juga terjun dalam dunia keagamaan.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok ulama di antara para baret Kopassus yang turut naik rantis.
Baca SelengkapnyaKegiatan silaturahmi ini merupakan sebuah harmoni kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaSebuah organisasi besar yang berhaluan Syafii Asy'ari ini berubah menjadi partai politik golongan kaum tua untuk menandingi gencarnya gerakan kaum muda.
Baca SelengkapnyaDengan menjaga lisan, seorang Muslim tidak hanya menunjukkan akhlak yang baik tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT serta menjauhi dari perbuatan dosa.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
Baca SelengkapnyaSebanyak 40 orang kader ulama utusan dari berbagai pesantren ikut pelatihan
Baca Selengkapnya