Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gerwani, nyanyian sunyi srikandi merah

Gerwani, nyanyian sunyi srikandi merah gerwani. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Cerita itu mengalir lancar dari mulut Lestari (81). Tutur katanya santun dan jelas. Tubuh wanita itu sudah agak bungkuk, namun ingatannya masih tajam.

Menyambut kedatangan merdeka.com di Panti Jompo Waluyo Sejati Abadi, dengan ramah Lestari menghidangkan kue dalam stoples dan air mineral gelas. Kisah yang selama puluhan tahun tabu diceritakan itu pun dimulai.

"Mbah dianggap pemberontak oleh Soeharto. Dianggap mau makar. Padahal seumur hidup mbah tak pernah angkat senjata. Bagaimana bisa makar?" katanya, pekan lalu saat menerima wartawan merdeka.com, Ramadhian Fadillah dan Islahuddin.

Lestari pertama kali bergabung dengan pengurus Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Saat itu usianya baru 20 tahun. Dia sempat menjadi Ketua Cabang Bojonegoro. Lalu karena dianggap berprestasi, dia kemudian ditarik menjadi pengurus tingkat provinsi di Surabaya, Jawa Timur. Di sinilah dia kemudian menikah dengan Suwandi, Ketua Comite Daerah Besar (CDB) Partai Komunis Indonesia (PKI).

Lestari muda tentu tak seringkih sekarang. Dulu dia begitu bersemangat memperjuangkan program-program Gerwani. Berbagai program yang menjadi fokus Gerwani saat itu adalah memperjuangkan buruh dan petani, membuat pendidikan politik untuk perempuan, serta memperjuangkan undang-undang perkawinan yang dianggap merugikan perempuan. Gerwani juga sempat membangun taman kanak-kanak yang ada di setiap kecamatan.

"Sambutan dari masyarakat saat itu bagus sekali. Terutama untuk pendidikan dan taman kanak-kanak," katanya mengenang.

Periode 1960an, hubungan PKI dan Gerwani semakin erat. Gerwani mendukung kebijakan politik PKI. PKI pun menyerahkan sisa suaranya di parlemen untuk Gerwani. Karena itu Gerwani punya wakil di DPR. Cap underbouw PKI pun makin melekat pada Gerwani.

"Memang banyak pengurus Gerwani yang juga menjabat di PKI," ujar Lestari.

Tibalah September kelam tahun 1965 itu. Lestari tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba semuanya berubah drastis. Anggota PKI, Gerwani, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, dan semua underbouw PKI diburu. Mereka semua dituduh terlibat pembunuhan para jenderal di Lubang Buaya.

"Padahal kami tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Suami saya masuk daftar orang yang paling banyak dicari. Dia kan orang PKI nomor satu di Jawa Timur," jelas Lestari.

Lestari lari dari Surabaya. Hidupnya berpindah-pindah untuk menghindari kejaran tentara dan massa anti-PKI. Suasana di Jawa Timur dan Jawa Tengah panas. Lestari ingat saudaranya lurah di Nganjuk, Jawa Timur tewas dibantai tanpa pengadilan. Hanya karena dicap PKI.

Akhirnya para pelarian PKI berkumpul di Blitar Selatan. Di sini, Lestari tinggal selama dua tahun. Dia menggambarkan Blitar saat itu masih sangat terbelakang. Kondisi hutan dan gua di sana dianggap ideal untuk pelarian.

Tentara kemudian menggelar operasi Trisula untuk mengejar pelarian PKI di Blitar Selatan. Operasi gabungan ini berhasil menghabisi dan menangkap para anggota PKI yang tersisa. Lestari dan suaminya tertangkap tahun 1968 saat bersembunyi di dalam gua.

Lestari lalu dibawa ke tahanan wanita di Malang. Dia tidak pernah diadili. Tapi ditahan selama 11 tahun dalam penjara di Malang. Dia baru bebas tahun 1979. Sementara suaminya akhirnya meninggal dunia tahun 1984 di penjara.

Setelah bebas bukan berarti hidup Lestari enak. Sebagai eks tahanan politik, dia ditolak di mana-mana. Apalagi saat itu pemerintahan Soeharto tak begitu saja melupakan dosa lawan politiknya. Ada tanda ET di KTP Lestari dan mantan anggota PKI lain. ET artinya eks-Tapol. Jangan harap dapat pekerjaan layak jika punya KTP bertanda ET ini. Lestari kehilangan anaknya serta keluarganya. Dia sempat hidup berpindah-pindah.

Akhirnya atas jasa suami Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas, para eks tapol 1965, dibuatkan sebuah panti jompo. Panti jompo itu dinamakan Panti Waluya Sejati Abadi di Jl Kramat V nomor 1C, Jakarta Pusat. Presiden Abdurrahman Wahid yang meresmikannya tahun 2004. Para mantan tapol ini kini punya rumah. Sekarang ada 11 eks tapol yang tinggal di sana.

Hubungan para eks tapol itu dengan warga sekitar cukup baik. Jika kebetulan Lestari masuk TV, besoknya pasti satu pasar di Kramat Raya heboh.

"Weeeii, si mbah kemarin masuk TV," canda mereka. Lestari hanya tertawa.

Kini Lestari ingin hidup tenang menghabiskan sisa hidupnya. Dia ikhlash menerima penderitaannya selama puluhan tahun disiksa Orde Baru. Tapi dia menolak satu hal.

"Mbah tidak pernah makar," katanya yakin. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Muhammad Arief Pencipta Lagu Genjer-Genjer Dimarahi Ayah karena Ciptakan Lagu Dini Hari, Begini Kisahnya
Muhammad Arief Pencipta Lagu Genjer-Genjer Dimarahi Ayah karena Ciptakan Lagu Dini Hari, Begini Kisahnya

Muhamad Arief pencipta lagu Genjer-Genjer pernah dimarahi ayahnya karena menciptakan lagu hingga dini hari.

Baca Selengkapnya
Megawati Geram kepada Soeharto: Bung Karno Dituduh Kerja Sama dengan PKI
Megawati Geram kepada Soeharto: Bung Karno Dituduh Kerja Sama dengan PKI

Megawati sempat membahas tentang TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.

Baca Selengkapnya
TAP MPRS No XXXII/MPRS/1967 Dicabut, Tuduhan Bung Karno Penghianat Bangsa Tidak Terbukti
TAP MPRS No XXXII/MPRS/1967 Dicabut, Tuduhan Bung Karno Penghianat Bangsa Tidak Terbukti

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menghadiri silaturahmi kebangsaan dan penyerahan surat Pimpinan MPR kepada keluarga Bung Karno.

Baca Selengkapnya
Kisahkan Penderitaan Rakyat, Ini Fakta di Balik Larangan Menyanyikan Lagu Genjer-Genjer
Kisahkan Penderitaan Rakyat, Ini Fakta di Balik Larangan Menyanyikan Lagu Genjer-Genjer

Lagu ini mengisahkan rakyat yang kesusahan pangan sehingga harus memanfaatkan sayur genjer untuk pendamping nasi.

Baca Selengkapnya
Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'
Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'

Dikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.

Baca Selengkapnya
Sosok Panglima Kodam Bukit Barisan Pertama Ini Ikut Pemberontakan PRRI, Berujung Dicopot dari Jabatan
Sosok Panglima Kodam Bukit Barisan Pertama Ini Ikut Pemberontakan PRRI, Berujung Dicopot dari Jabatan

Ia terlibat dalam perlawanan kebijakan pemerintah lalu bergabung dengan PRRI.

Baca Selengkapnya
Berani Kritik Anak Presiden, Jenderal ini Dicopot dari Jabatan Panglima
Berani Kritik Anak Presiden, Jenderal ini Dicopot dari Jabatan Panglima

Jenderal yang paling dipercaya ini tiba-tiba berani mengkritik sepak terjang anak presiden. Jabatan taruhannya.

Baca Selengkapnya
Sosok Datuk Mujib Guru Spiritual Soekarno yang Disebut Keramat, Keturunan Raja Sulawesi
Sosok Datuk Mujib Guru Spiritual Soekarno yang Disebut Keramat, Keturunan Raja Sulawesi

Datuk Mujib, seorang guru spiritual Presiden Soekarno yang merupakan keturunan Raja Bone Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Mochtar Embut, Musikus Legendaris Indonesia yang Pilih Hidup dalam Kesunyian
Kisah Hidup Mochtar Embut, Musikus Legendaris Indonesia yang Pilih Hidup dalam Kesunyian

Selama hidupnya, ia menciptakan lebih dari 100 lagu. Lagu ciptaannya cenderung menggambarkan sebuah kehidupan yang sepi.

Baca Selengkapnya
Kebencian Soeharto Dibawa Sampai Mati
Kebencian Soeharto Dibawa Sampai Mati

Meski tidak pernah mengungkapkannya ke publik, Soeharto menyimpan nama orang-orang yang dianggap pernah mengkhianatinya.

Baca Selengkapnya
TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Soekarno Bakal Dapatkan Hak-Haknya sebagai Presiden Pertama
TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 Dicabut, Soekarno Bakal Dapatkan Hak-Haknya sebagai Presiden Pertama

Surat itu diterima langsung oleh anak Soekarno, antara lain Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Baca Selengkapnya
Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak
Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak

Banyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.

Baca Selengkapnya