Grebeg Syawal Solo, Ada Drama Kolosal Joko Tingkir hingga Rebutan Gunungan Ketupat
Merdeka.com - Sepekan setelah Hari Raya Idulfitri 2023, Solo Safari menggelar acara tradisi Grebeg Syawalan, Minggu (7/5). Puncak acara tradisi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditandai dengan rebutan gunungan ketupat oleh ribuan wisatawan di area Solo Safari.
Pengageng Perintah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Dipokusumo yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, tradisi Grebeg Syawal merupakan halalbihalal yang digelar secara terbuka untuk masyarakat umum setelah sebulan berpuasa.
"Grebeg Syawal ini jugs merupakan sebuah ungkapan rasa syukur, ajang silaturahmi saling bermaafan setelah sebulan kita berpuasa," ujar KGPH Adipati Dipokusumo.
-
Kapan Lebaran Ketupat dirayakan? Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal, dan ditandai dengan memakan ketupat.
-
Kenapa orang makan ketupat saat Lebaran? Namun, menurut Khoirul, di era modern ini banyak makanan tradisional mengalami modifikasi untuk alasan kesehatan. 'Tapi, bukan berarti kita melarang orang makan ketupat dan menggantinya dengan oat. Tradisi adalah identitas yang tidak bisa dihilangkan begitu saja,' tegasnya.
-
Apa makna ketupat di Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan).
-
Kapan tradisi Gunungan Ketupat berlangsung? Tradisi Gunungan Ketupat dilaksanakan sepekan setelah Idulfitri.
-
Gimana ketupat bisa jadi simbol Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan). 4 tindakan yang dimaksud juga berhubungan dengan nilai-nilai Islam, lho.
-
Kenapa ketupat jadi simbol Lebaran? Pemilihan ketupat nggak dilakukan dengan sembarangan. Makanan ini dinilai punya makna filosofis yang cocok dengan momen Lebaran.
Makna Grebeg Syawal Solo
Bagi masyarakat Jawa khususnya di wilayah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dia melanjutkan, tradisi Grebeg Syawalan ini terus dihidupkan untuk mengingatkan kita kepada Sang Maha Pencipta dan membangun hubungan yang baik antar sesama.
"Setiap tahun Taman Satwa Taru Jurug selalu mengadakan kegiatan Syawalan Jurug sebagai bentuk nguri-uri (melestarikan) tradisi leluhur dan bentuk penghormatan serta penghargaan kepada Raja Paku Buwono X beliau sebagai sosok Raja yang pada eranya menginisiasi adanya kebun binatang yang bisa dinikmati masyarakat umum," terang dia.
Menurutnya Gusti Dipo, sapaan akrabnya, saat itu pada awalnya, PB X memindahkan satwa peliharaan keraton ke Taman Sriwedari atau Kebon Raja. Namun seiring berjalannya waktu, pada akhirnya dipindahkan ke Taman Jurug yang dalam perkembangannya saat ini menjadi Solo Safari.
"Tradisi estafet kepemimpinan dan regenerasi pembaharuan ini diharapkan terus berkelanjutan. Nah hari ini diwujudkan dengan menampilkan sosok simbolis Joko Tingkir yang merupakan figur generasi muda penerus dinasti Majapahit yang berhasil memadukan nilai tradisi budaya dengan keagamaan," kata dia.
Dalam kegiatan yang melibatkan para abdi dalem keraton itu juga menghadirkan Gunungan Kupat (ketupat). Menurut Gusti Dipo, Ketupat tersebut merupakan wujud ungkapan rasa syukur dan jiwa berbagi kepada masyarakat.
"Ini diyakini sebagai bagian ngalap berkah dan sikap kerendah hatian. Karena menyakini semboyan Jawa Kupat bumbunipun santen, yang artinya ngaku lepat nyuwun gunging pangapunten (mengaku salah dan minta maaf)," kata dia.
Melestarikan Budaya
Adik kandung Paku Buwono XIII itu menyebut, keindahan makna filosofis dalam tradisi Syawalan ini merupakan bagian dari pelestarian budaya yang tetap menyambungkan benang merah sejarah Kota Solo yang tidak bisa lepas dari cikal bakalnya yang bersumber di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Maka Solo Safari menjadi sebuah wahana satwa yang hadir dengan konsep yang baru tetapi tidak meninggalkan akar budaya dan tradisi yang melekat didalamnya," jelas dia.
Berperan sebagai Joko Tingkir adalah BRM. Soeryo Adhityo Nuswantoro yang merupakan salah satu cucu Paku Buwono XII.
Sebelum kegiatan tersebut, tim penyelenggara juga melaksanakan ziarah ke Makam Sultan Hadiwijaya dan ketiga sahabatnya. Yakni Mas Monco Negoro, Mas Wilomarto, dan Mas Wuragil sebagai bentuk permohonan izin mengadakan acara Syawalan ini.
Rangkaian acara Syawalan ing Solo Safari ditandai dengan kirab. Simana Joko Tingkir menunggang kuda menuju open stage Solo Safari diiringi dengan korps musik dari para prajurit Karaton Kasunanan Surakarta.
Kirab Joko Tingkir juga akan dimeriahkan oleh iring-iringan Pasukan, Abdi dalem dan Ulomo dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Setelah melaksanakan kirab, Joko Tingkir menyeberangi danau menggunakan gethek (perahu) yang didampingi oleh 3 sahabatnya menuju Open Stage.
Setelah didoakan, sepasang Gunungan Ketupat dibagikan kepada masyarakat dan wisatawan yang hadir di Halaman Solo Safari. Sebanyak 2 gunungan ketupat berjumlah 1.444 buah langsung ludes direbutkan para pengunjung Solo Safari. Selain di depan halaman Solo Safari, rebutan ketupat juga dilakukan di panggung animal show.
"Dengan adanya kegiatan ini, Solo Safari berharap dapat mewujudkan bentuk syukurnya dengan berbagi dengan masyarakat umum dan dapat menjaga, melestarikan budaya yang adiluhung," pungkas General Manager Solo Safari, Shinta Aditya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Acara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaKupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaMelalui Sekaten, kita dapat melihat eratnya kaitan antara peristiwa ini dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaDalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaSelama kirab, peserta tidak boleh mengenakan alas kaki dan dilarang berbicara
Baca SelengkapnyaSejumlah pusaka termasuk belasan kerbau bule keturunan Kiai Slamet akan diarak keliling tembok luar istana
Baca SelengkapnyaWarga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca Selengkapnya