Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Grebeg Syawal Solo, Ada Drama Kolosal Joko Tingkir hingga Rebutan Gunungan Ketupat

Grebeg Syawal Solo, Ada Drama Kolosal Joko Tingkir hingga Rebutan Gunungan Ketupat Grebeg Syawal Solo. Arie Sunaryo

Merdeka.com - Sepekan setelah Hari Raya Idulfitri 2023, Solo Safari menggelar acara tradisi Grebeg Syawalan, Minggu (7/5). Puncak acara tradisi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditandai dengan rebutan gunungan ketupat oleh ribuan wisatawan di area Solo Safari.

Pengageng Perintah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Dipokusumo yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, tradisi Grebeg Syawal merupakan halalbihalal yang digelar secara terbuka untuk masyarakat umum setelah sebulan berpuasa.

"Grebeg Syawal ini jugs merupakan sebuah ungkapan rasa syukur, ajang silaturahmi saling bermaafan setelah sebulan kita berpuasa," ujar KGPH Adipati Dipokusumo.

grebeg syawal soloArie Sunaryo

Makna Grebeg Syawal Solo

Bagi masyarakat Jawa khususnya di wilayah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dia melanjutkan, tradisi Grebeg Syawalan ini terus dihidupkan untuk mengingatkan kita kepada Sang Maha Pencipta dan membangun hubungan yang baik antar sesama.

"Setiap tahun Taman Satwa Taru Jurug selalu mengadakan kegiatan Syawalan Jurug sebagai bentuk nguri-uri (melestarikan) tradisi leluhur dan bentuk penghormatan serta penghargaan kepada Raja Paku Buwono X beliau sebagai sosok Raja yang pada eranya menginisiasi adanya kebun binatang yang bisa dinikmati masyarakat umum," terang dia.

Menurutnya Gusti Dipo, sapaan akrabnya, saat itu pada awalnya, PB X memindahkan satwa peliharaan keraton ke Taman Sriwedari atau Kebon Raja. Namun seiring berjalannya waktu, pada akhirnya dipindahkan ke Taman Jurug yang dalam perkembangannya saat ini menjadi Solo Safari.

"Tradisi estafet kepemimpinan dan regenerasi pembaharuan ini diharapkan terus berkelanjutan. Nah hari ini diwujudkan dengan menampilkan sosok simbolis Joko Tingkir yang merupakan figur generasi muda penerus dinasti Majapahit yang berhasil memadukan nilai tradisi budaya dengan keagamaan," kata dia.

Dalam kegiatan yang melibatkan para abdi dalem keraton itu juga menghadirkan Gunungan Kupat (ketupat). Menurut Gusti Dipo, Ketupat tersebut merupakan wujud ungkapan rasa syukur dan jiwa berbagi kepada masyarakat.

"Ini diyakini sebagai bagian ngalap berkah dan sikap kerendah hatian. Karena menyakini semboyan Jawa Kupat bumbunipun santen, yang artinya ngaku lepat nyuwun gunging pangapunten (mengaku salah dan minta maaf)," kata dia.

Melestarikan Budaya

Adik kandung Paku Buwono XIII itu menyebut, keindahan makna filosofis dalam tradisi Syawalan ini merupakan bagian dari pelestarian budaya yang tetap menyambungkan benang merah sejarah Kota Solo yang tidak bisa lepas dari cikal bakalnya yang bersumber di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

"Maka Solo Safari menjadi sebuah wahana satwa yang hadir dengan konsep yang baru tetapi tidak meninggalkan akar budaya dan tradisi yang melekat didalamnya," jelas dia.

Berperan sebagai Joko Tingkir adalah BRM. Soeryo Adhityo Nuswantoro yang merupakan salah satu cucu Paku Buwono XII.

Sebelum kegiatan tersebut, tim penyelenggara juga melaksanakan ziarah ke Makam Sultan Hadiwijaya dan ketiga sahabatnya. Yakni Mas Monco Negoro, Mas Wilomarto, dan Mas Wuragil sebagai bentuk permohonan izin mengadakan acara Syawalan ini.

Rangkaian acara Syawalan ing Solo Safari ditandai dengan kirab. Simana Joko Tingkir menunggang kuda menuju open stage Solo Safari diiringi dengan korps musik dari para prajurit Karaton Kasunanan Surakarta.

Kirab Joko Tingkir juga akan dimeriahkan oleh iring-iringan Pasukan, Abdi dalem dan Ulomo dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Setelah melaksanakan kirab, Joko Tingkir menyeberangi danau menggunakan gethek (perahu) yang didampingi oleh 3 sahabatnya menuju Open Stage.

Setelah didoakan, sepasang Gunungan Ketupat dibagikan kepada masyarakat dan wisatawan yang hadir di Halaman Solo Safari. Sebanyak 2 gunungan ketupat berjumlah 1.444 buah langsung ludes direbutkan para pengunjung Solo Safari. Selain di depan halaman Solo Safari, rebutan ketupat juga dilakukan di panggung animal show.

"Dengan adanya kegiatan ini, Solo Safari berharap dapat mewujudkan bentuk syukurnya dengan berbagi dengan masyarakat umum dan dapat menjaga, melestarikan budaya yang adiluhung," pungkas General Manager Solo Safari, Shinta Aditya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat
Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat

Acara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"

Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran

Baca Selengkapnya
Tradisi Kupatan Jolosutro Asal Bantul Diakui Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keunikannya
Tradisi Kupatan Jolosutro Asal Bantul Diakui Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keunikannya

Kupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..

Baca Selengkapnya
Sejarah Tradisi Syawalan di Pantura Jawa
Sejarah Tradisi Syawalan di Pantura Jawa

Tradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran

Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Sekaten, Media Penyebaran Islam Sejak Zaman Majapahit
Mengenal Tradisi Sekaten, Media Penyebaran Islam Sejak Zaman Majapahit

Melalui Sekaten, kita dapat melihat eratnya kaitan antara peristiwa ini dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Potret Serunya Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta, Ada Arak-Arakan Gajah hingga Tumpeng Raksasa
Potret Serunya Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta, Ada Arak-Arakan Gajah hingga Tumpeng Raksasa

Dalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.

Baca Selengkapnya
Sederet Kegiatan Warga Jateng Sambut Bulan Ramadan, Berebut Gunungan hingga Nikah Massal
Sederet Kegiatan Warga Jateng Sambut Bulan Ramadan, Berebut Gunungan hingga Nikah Massal

Ada banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan

Baca Selengkapnya
Sakralnya Kirab 7 Pusaka Keraton Surakarta, Dipimpin 5 Kerbau Bule
Sakralnya Kirab 7 Pusaka Keraton Surakarta, Dipimpin 5 Kerbau Bule

Selama kirab, peserta tidak boleh mengenakan alas kaki dan dilarang berbicara

Baca Selengkapnya
Beda dari Biasanya, Kirab Pusaka Peringati Malam Satu Suro di Keraton Surakarta
Beda dari Biasanya, Kirab Pusaka Peringati Malam Satu Suro di Keraton Surakarta

Sejumlah pusaka termasuk belasan kerbau bule keturunan Kiai Slamet akan diarak keliling tembok luar istana

Baca Selengkapnya
FOTO: Perayaan HUT Kabupaten Trenggalek, Warga Antusias Berebut Berkah Tumpeng Raksasa
FOTO: Perayaan HUT Kabupaten Trenggalek, Warga Antusias Berebut Berkah Tumpeng Raksasa

Warga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Merawat Tradisi Lebaran di Penjuru Indonesia
Merawat Tradisi Lebaran di Penjuru Indonesia

Tradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.

Baca Selengkapnya