Gua Harimau, istana dan makam manusia zaman lampau di Sumsel
Merdeka.com - Gua Harimau diyakini menjadi tempat hunian sekaligus tempat pemakaman manusia kuno yang hidup sekitar 4.000 tahun lalu. Potret gua di atas tebing itu kini telah mendunia dan menjadi salah satu obyek cagar budaya baru.
Gua Harimau berada di Bukit Karang Sialang, Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Setelah melakukan perjalanan dari Palembang lebih kurang lima jam, pengunjung harus berjalan kaki sekitar setengah jam menuju lokasi.
Akses yang belum terbuka membuat pengunjung harus ekstra mengeluarkan tenaga. Jalan setapak, kiri kanan batu cadas dan tanah berlumpur mau tak mau harus dilewati. Belum lagi menaiki 105 anak tangga yang curam sebelum menyaksikan pemandangan takjub.
-
Kapan Gua Harimau ditemukan? Situs ini baru ditemukan pada 2008 lalu.
-
Di mana letak gua prasejarah? Berlokasi di Umm Jirsan, para peneliti menemukan banyak bukti yang sudah ada sejak periode Neolitikum hingga Chalcolithic/ Zaman Perunggu atau sekitar 10.000-3.500 tahun yang lalu.
-
Di mana gua yang ditemukan beruang dan manusia purba? Lokasi Endsee terletak sekitar 531 km barat daya dari Berlin.
-
Hewan purba apa yang diabadikan dalam lukisan gua di Indonesia? Babi rusa juga pernah diabadikan dalam lukisan gua di Indonesia, menunjukkan bahwa keberadaan mereka telah lama dikenal oleh masyarakat setempat.
-
Kenapa tulang manusia purba ditemukan di gua? Gua itu juga diperkirakan telah digunakan oleh manusia Neanderthal. Di antara ribuan kerangka yang ditemukan, beberapa tengkorak memiliki lubang di bagian kepala, para peneliti meyakini bahwa lubang ini disebabkan oleh hasil trepanasi dan mungkin upaya untuk menyembuhkan penyakit, seperti dilansir Live Science.
-
Di mana letak Gua Harimau? Gua ini terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), sekitar 35 km dari Baturaja.
Gua Harimau memiliki pintu masuk terbuka sekitar berdiameter 50 meter dengan langit-langit atap sekitar 30 meter. Terdapat lobang kecil menuju ruangan yang berada di atasnya sebelum ke puncak bukit.
Gua Harimau ©2017 merdeka.com/irwanto Gua Harimau ©2017 merdeka.com/irwantoDi dalam gua, terdapat 86 individu kerangka manusia dari ras Mongoloid yang hidup sekitar 4.000 tahun lalu. Kerangka terkubur dalam makam yang tersusun rapi dan masih dilakukan penelitian lebih lanjut. Diprediksi, temuan ini merupakan terbanyak di Asia Tenggara.
Setiap makam, terdapat beragam kerangka. Ada yang ditemukan secara individual, tersusun, dan ditemukan posisi dan jenis kuburan yang bervariasi. Seperti dalam satu lubang terdapat dua kerangka, orang dan ibu yang dibekali gelang perunggu dan cangkang kerang.
Di dinding gua ditemukan beberapa lukisan prasejarah yang menyerupai corak batik Palembang, motif geometris, garis-garis melengkung, vertikal, titik-titik, tikar, dan beberapa bentuk lain. Lukisan legenda ini membuktikan peradaban manusia kuno yang telah mengenal seni dan budaya.
Di dalam gua, peneliti juga sisa hunian Preneolitik yang jauh lebih tua milik ras Australomelanesid di bawah hunian Neolitik. Diantaranya kerangka ikan, kera, harimau, babi, gajah, rusa, burung dan kerang yang diyakini menjadi hasil buruan. Ada juga sisa tumbuhan seperti umbi-umbian dan biji-bijian berupa kemiri.
Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas) Prof Dr Truman Simanjuntak menjelaskan, kuburan tersebut dilakukan eksvansi dan diteliti sejak 2009 dan masih berlangsung sampai sekarang. Penelitian menghasilkan peninggalan peradaban manusia yang pernah hidup di dalam gua.
Gua Harimau ©2017 merdeka.com/irwanto Gua Harimau ©2017 merdeka.com/irwanto"Penemuan arkeologi sangat spektakuler, peradaban yang telah ada jauh sebelum keberadaan manusia sekarang," ungkap Truman, Kamis (13/4).
Dijelaskannya, kerangka tersebut besar kemungkinan berasal dari ras Mongoloid dengan beberapa alasan. Diantaranya, ciri-ciri kerangka yang meninggi dan bundar, tulang tengkorak bagian belakang datar, gigi, mata, kedalaman tulang hidung, dan postur tulang.
"Ciri-cirinya identik dengan ras Mongoloid dengan budaya Neolitik sekitar 4.000 tahun lalu yang berlanjut ke budaya Paleometalik sekitar 2.000 tahun lalu," ujarnya.
Menurut dia, situs Gua Harimau telah menjadi sasaran arkeolog dunia untuk turut melakukan penelitian. Paling tidak, peneliti asal Jepang, Vietnam, Australia, datang karena penasaran dan takjub dengan penemuan spektakuler itu.
"Telah mendunia meski penelitian masih berlangsung. Banyak peneliti dan wisatawan asing datang kemari untuk mengetahui sebaran homo sapiens di Indonesia," kata dia.
Dia mengatakan, situs penemuan membuka tabir peradaban masa lalu yang telah terbangun ribuan tahun lalu. Kelompok ini telah mengenal strata sosial dan ekonomi, konsep kepercayaan akan adanya kehidupan sesudah kematian, patologi, demografi, dan nilai-nilai budaya yang luhur.
"Penemuan ini menjadi referensi baru tentang sejarah masa lalu dan menjadi kekuatan karakter dan peradaban bangsa saat ini yang perlu dipertahankan," tuturnya.
Asal mula penamaan Gua Harimau
Penemuan Gua Harimau telah lama terjadi oleh masyarakat sekitar saat mencari burung walet di tebing-tebing. Disebut Gua Harimau karena masyarakat sering mendengar auman si raja hutan itu dari dalam gua. Suara semakin keras terdengar karena mulut gua langsung menghadap ke luar.
Juru Pelihara Gua Harimau, Dodi Candra (34) menuturkan, gua itu menjadi sarang dan perlintasan harimau Sumatera dari atas bukit melewati satu-satunya lobang yang ada di dalamnya.
"Cerita itu akhirnya diabadikan dalam Gua Harimau," ujar Dodi.
Menurut dia, ada beberapa kerangka yang masih asli dan belum dilakukan pengangkatan karena sedang diteliti. Untk yang telah diangkat, peneliti membuat replika kerangka yang nyaris seratus persen menyerupai aslinya, baik bentuk, posisi, dan jenisnya.
"Yang masih asli tidak bisa ditunjukkan, karena bisa bahaya dan hancur," ujarnya.
Selama enam tahun menjadi juru pemelihara, Dodi mengaku banyak menemui pengalaman mistis. Cerita paling diingatnya adalah merasakan kehadiran makhluk astral saat membersihkan sekitar makam pada dini hari.
"Memang sering, ada di pojokan yang bikin merinding kalau mendekat, sampai sekarang masih ada. Saya tidak tahu bentuknya apa, belum pernah lihat," pungkasnya. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian yang dilakukan pada 2008 lalu berhasil menemukan adanya aktivitas kehidupan manusia di tempat ini.
Baca SelengkapnyaApabila dilihat langsung, gua ini memiliki pintu berbentuk segi empat yang ukurannya sangat kecil.
Baca SelengkapnyaPerkakas yang ditemukan di dalam gua tersebut diperkirakan berasal dari rentang waktu antara sekitar 300.000 SM hingga 45.000 SM
Baca SelengkapnyaDitemukan juga sesajen yang terbungkus kain, terkubur reruntuhan tembok kuil.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan 'Gua Surga' Berisi Tulang Mammoth, Singa Prasejarah, dan Jejak Spesies Manusia
Baca SelengkapnyaTemuan tulang manusia itu termasuk yang paling awal dari masa Neolitikum di Spanyol.
Baca SelengkapnyaArtefak yang ditemukan berasal dari empat periode Zaman Batu.
Baca SelengkapnyaGua ini berada di atas gunung, dari zaman Neolitikum hingga Zaman Perunggu.
Baca SelengkapnyaSecara geologi situs ini terbentuk dari batu gamping koral dengan keadaan pesisir tanjung berupa pantai bertebing karang terjal hingga landai.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Bukti Manusia Purba Pernah Hidup di Indonesia Jauh Sebelum Orang Mesir Bangun Piramida Pertama
Baca SelengkapnyaGua ini ditemukan ilmuwan di Gua Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaGoa itu lokasinya sangat tersembunyi di tengah hutan jati. Ada seorang warga sekitar yang setiap hari beribadah di goa itu
Baca Selengkapnya