Hasil Autopsi: Mantan Bupati Jembrana Diduga Meninggal Akibat Kekerasan dan Istri Dibekap
Jenazah mantan bupati Jembrana dan istri pertama kali ditemukan oleh menantu korban.
Kepolisian Daerah (Polda) Bali mengungkapkan hasil autopsi terkait kematian mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana (84) dan istrinya, Sri Wulan Trisna (64).
"Sudah melakukan pemeriksaan terhadap 26 saksi, kemudian melakukan autopsi kepada kedua jenazah dan mengirimkan sampel patologi anatomi dan laboratorium toksikologi," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus saat dikonfirmasi, Jumat (13/9).
Berdasarkan hasil autopsi, Ida Bagus Ardana pada saat ditemukan kondisi sudah dalam keadaan membusuk. Ditemukan luka-luka lecet berupa lecet akibat tekanan, memar dan patah tulang akibat kekerasan benda tumpul.
"Kemudian pada pemeriksaan toksikologi ditemukan kafein dan kafsesin dengan lambung, di mana dua temuan tadi tidak menyebabkan kematian. Jadi bukan karena itu kematiannya," imbuhnya.
Selanjutnya, pada pemeriksaan patologi anatomi ditemukan penyakit jantung koroner yang mempersempit lubang pembuluh darah antara 10 hingga 95 persen.
"Kemudian sebab kematian diduga yang tidak wajar akibat kekerasan tumpul pada dada kanan yang menimbulkan patah tulang, patah tulang iga ruas ketiga, keempat dan kelima sisi kanan. Sehingga mengakibatkan memar pada bagian tengah dan bawah paru kanan. Yang diduga itu menyebabkan kematian," ungkapnya.
Kemudian, hasil autopsi Sri Wulan Trisna, ditemukan luka memar dan lecet akibat kekerasan tumpul. Di mana kekerasan pada hidung dan bibir.
"Berdasarkan pola lukanya sesuai dengan luka memar pada peristiwa pembekapan. Jadi diduga terjadi peristiwa pembekapan, kemudian ditemukan juga tanda-tanda mati lemas," jelasnya.
"Tidak ditemukan sebab lain. Jadi disimpulkan terhadap jenazah perempuan diduga penyebab kematian adalah karena mati lemas kekerasan benda tumpul pada dada tersendiri yang dapat menyebabkan kematian," ujarnya.
"Hingga saat ini Polresta Denpasar dan Polda Bali sedang mendalami peristiwa ini. Dari hasil pemeriksaan ini, baik itu laboratorium forensik toksikologi diduga penyebab kematian kedua korban diduga meninggal dalam keadaan tidak wajar, saat ini masih didalami terhadap kasus ini," ujarnya.
Jansen mendalami motif kematian kedua korban, apakah keduanya merupakan korban pembunuhan atau tidak.
"Tidak wajarnya apa, agar tidak salah menyimpulkan kita biarkan teman-teman Polresta Denpasar menyelidiki dan tidak salah arah," ujarnya.
Sebelumnya, kedua jenazah korban ditemukan di rumah Jalan Gurita 4 Nomor 6, Lingkungan Karya Darma, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (8/8) lalu sekitar pukul 18.35 WITA.
Kepala Lingkungan Karya Dharma Putu Gede Igar Bramandita mengetahui kejadian itu setelah ditelepon tetangganya sekitar pukul 18.35 WITA. Orang yang pertama kali masuk untuk mengecek ke dalam rumah adalah menantu korban.
"Dari infonya seperti itu (mantan Bupati Jembrana). Jadi tetangga curiga rumah Pak Ardana sudah terkunci selama tiga hari, tidak ada aktivitas dan halaman kotor," kata Bramandita.