Hewan-hewan langka ini hanya ditemukan di Pulau Kalimantan
Merdeka.com - Kalimantan dan hutan hujannya menjadi surga bagi banyak makhluk hidup khas Indonesia. Banyak tumbuhan dan binatang langka bahkan satu-satunya di dunia, hidup dan berkembang biak di kawasan yang disebut Borneo itu.
Meski demikian, karena illegal logging dan perambahan hutan, tumbuhan dan binatang langka yang ada di Pulau Kalimantan itu kini terancam punah. Bahkan beberapa di antaranya sudah dinyatakan punah.
Namun ternyata perawannya hutan Kalimantan membuat banyak peneliti datang untuk mencari spesies langka di sana. Di antara lebatnya hutan hujan tropis itu, ternyata ada spesies-spesies langka yang hanya ada di Kalimantan.
-
Satwa langka apa saja yang ada di hutan lereng Gunung Slamet? Kawasan hutan di lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak satwa, termasuk di antaranya satwa langka. Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Hewan langka apa yang ditemukan di Papua? Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kembali spesies mamalia yang sudah lama hilang di Pegunungan Cyclops di Indonesia.
-
Kenapa keberadaan satwa langka di hutan lereng Gunung Slamet terancam? Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Dimana makhluk ini ditemukan? Ikan ini ditemukan di ngarai bawah laut yang dalam di lepas pantai Nova Scotia.
-
Hewan endemik apa yang ada di Sumatra? Harimau Sumatra adalah subspesies harimau Asia yang hanya ditemukan di Sumatra, sebuah provinsi di barat daya Indonesia.
Ingin tahu binatang langka apa saja yang hanya bisa ditemukan di Kalimantan? Berikut beberapa binatang yang mungkin cuma bisa ditemukan di Pulau Borneo itu yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber:
Tupai peminum darah dan bisa bunuh kijang
Salah satu hewan langka yang ada di Kalimantan adalah tupai peminum darah. Sangat jarang terlihat, ilmuwan akhirnya bisa merekam penampakan dari hewan yang mitosnya bisa membunuh rusa itu.Lewat sebuah video yang diunggah di YouTube, Daily Mail menunjukkan aktivitas malam hari tupai 'vampir' (Rheithrosciurus macrotis) di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat. Video tersebut berhasil diperoleh tim ilmuwan dari Universitas Michigan dan Universitas Victoria.Dari 'mata' kamera inframerah yang dipasang di salah satu sudut taman nasional itu, terlihat bila tupai vampir nampak berbeda dari tupai kebanyakan, terutama dari bulu telinga yang panjang dan ekor besarnya.Bahkan, ilmuwan mengatakan bila tupai vampir adalah salah satu mamalia dengan ekor berbulu terlebat. Ekor hewan pengerat ini memang 30 persen lebih besar dari tubuhnya. Sementara panjang total dari hewan ini adalah 36 sentimeter.Menurut legenda masyarakat sekitar, tupai Rheithrosciurus terkenal agresif dan mampu membunuh rusa Muntjak atau yang kerap disebut kijang. Tupai vampir itu disebut biasa meloncat dari pohon ke leher kijang dan meminum darahnya, bahkan kadang merobek tenggorokan yang membuat si kijang terbunuh.Di sisi lain, ilmuwan masih ragu bila tupai itu memang benar suka mengisap darah kijang. Sayangnya, mereka juga belum bisa mengungkap makanan asli tupai Rheithrosciurus karena penampakan tupai ini bisa dihitung dengan jari."Aku akan sangat terkejut bila tupai itu memang benar meminum darah. Menurut warga sekitar tupai ini galak, mungkin dari situlah legenda tupai vampir itu berasal," ujar Dr. Andrew Marshall, dari Universitas Michigan.Menariknya, video yang didapatkan dari ilmuwan itu adalah video pertama tupai Rheithrosciurus, setelah sebelumnya fotonya baru berhasil didapat tahun lalu.
Gajah kerdil Kalimantan
Gajah Pygmy atau bisa disebut Gajah Kerdil Borneo (Saintifiknya Elephas maximus borneensis) atau juga dikenali sebagai Gajah Kalimantan di Indonesia, merupakan satu sub-spesies Gajah Asia yang tinggal di Pulau Borneo. Penyelidikan oleh Universiti Colombia menunjukkan DNA gajah kerdil Borneo itu mempunyai persamaan genetik dengan kelompok asal tanah besar Asia dan Sumatera, dan oleh itu merupakan sub-spesies gajah Asia. Gajah ini boleh didapati di timur Sabah dan utara Kalimantan.Gajah pygmy Borneo yang berusia enam bulan mempunyai ketinggian 1.5 meter, sementara gajah dewasa yang berusia lima tahun berukuran 2.4 meter. Mempunyai berat kurang dari 2 ton dan jangka hayat selama 70 tahun. Dia hidup secara berkumpul dalam kelompok dan selalunya terdapat di sekitar sungai Kinabatangan. Gajah kerdil ini juga sangat sensitif terhadap panas matahari.
Kucing merah Kalimantan
Kucing merah (Pardofelis badia), juga dikenal sebagai kucing Kalimantan, kucing merah Kalimantan, atau kucing batu Kalimantan. Ini adalah kucing liar endemik pulau Kalimantan yang lebih jarang ditemui dibandingkan dengan spesies kucing lain yang simpatrik, berdasarkan pada kurangnya historis serta catatan terakhir. Pada tahun 2002, IUCN mengklasifikasikan spesies hutan ini sebagai terancam punah karena penurunan populasi yang diperkirakan lebih dari 20 persen pada tahun 2020 karena hilangnya habitat. Pada tahun 2007, jumlah populasi efektif diperkirakan kurang dari 2.500 ekor kucing dewasa.
Katak kepala pipih Kalimantan
Katak kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) adalah sejenis katak dari suku Bombinatoridae. Katak yang langka ini merupakan satu-satunya jenis katak di dunia yang diketahui tidak memiliki paru-paru; meskipun ketiadaan paru-paru ini juga ditemui pada beberapa jenis amfibi lainnya seperti pada salamander dan juga sejenis sesilia.Barbourula kalimantanensis hidup sepenuhnya akuatik di wilayah sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin (14â17 °C), deras dan berbatu-batu. Katak ini senang bersembunyi di balik bebatuan di dalam air.Sejauh ini katak kepala-pipih Kalimantan diketahui menyebar terbatas (endemik) hanya di sekitar Nanga Pinoh, Kalimantan Barat. Mengingat kecilnya populasi dan ancaman kerusakan habitat yang dihadapinya, katak ini digolongkan oleh IUCN ke dalam status genting/terancam kepunahan.Katak ini pertama kali dideskripsi pada tahun 1978 oleh Djoko T Iskandar, seorang pakar herpetofauna dari ITB. Spesimen yang hanya satu-satunya ini ketika itu diperoleh dari sekitar Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat. Meskipun berbagai upaya pencarian telah dilakukan, spesimen yang kedua baru dapat ditemukan dari tempat yang berdekatan pada tahun 1995. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua spesies baru dideskripsikan, meningkatkan status tiga subspesies menjadi spesies penuh.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaHutan awan, atau hutan air, merupakan bagian nyata ekosistem bumi. hutan ini menarik ilmuwan dan peminat alam karena karena keanekaragaman hayati uniknya.
Baca SelengkapnyaSalah satu taman nasional yang berada di lintas provinsi dan kabupaten ini menjadi kawasan habitat orang utan beserta jenis makhluk hidup lainnya.
Baca SelengkapnyaOrangutan Tapanuli, Spesies baru yang diumumkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2017. Selain spesies baru, satwa ini juga menjadi paling terancam kepunahannya seiring hilangnya habitat dan perburuan liar.
Baca SelengkapnyaSpesies kodok baru ini hidup di kanopi pohon yang sangat tinggi dan hanya ditemukan di Papua Barat.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com memberikan informasi tentang ciri-ciri hewan Australis dan beberapa contoh hewan yang termasuk dalam kategori tersebut.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka bahwak sederet surga dunia ini ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
Baca SelengkapnyaMengungkap misteri Lanthanotus borneensis, biawak langka tanpa telinga di hutan hujan dataran rendah Kalimantan.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaPenemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.
Baca Selengkapnya