Hilang Kontak Tiga Bulan, PMI asal Garut di Arab Saudi Diduga Dianiaya Majikan
Merdeka.com - Seorang pekerja migran Indonesia (PMI), Ela Yuliani (39), asal Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat diduga menjadi korban penganiayaan majikannya di Riyadh, Arab Saudi. Saat berkomunikasi terakhir, wanita itu menangis minta pulang karena tidak tahan.
Anak Ela, Anjani Pebriani (20) mengatakan bahwa ibunya berangkat ke Arab Saudi pada Oktober 2022. Sejak keberangkatan itu, Ela dengan keluarga di Garut sulit berkomunikasi.
"Hanya sesekali menelepon. Sejak tiga bulan terakhir, komunikasi terputus, mamah terakhir menelepon nangis-nangis, ingin pulang katanya sudah tidak kuat. Ada kabar mengalami kekerasan," kata Anjani, Minggu (14/5).
-
Siapa yang sempat 'dibuang' oleh majikannya? Nenek Satikem sempat 'dibuang' oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
-
Kenapa pekerja wanita ini resign? 'Saya tidak berani mematikan telepon karena saya tidak mampu mengabaikan pesan grup, khawatir kehilangan informasi penting dapat mempengaruhi pembukaan toko baru,' katanya.
-
Kenapa Alman Mulyana jadi TKI? 'Karena saya itu lahir di keluarga yang serderhana. Rumah saya saja sampai seperti ini,' ujarnya.
-
Apa yang Ibu Sujiati buat setelah kena PHK? Berbekal skill menjahit di pabrik, Ibu Sujiati mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dan penjahitan sepatu dengan standar brand yang dijual di mall.
-
Siapa yang dipecat dari pekerjaannya? Pada 19 September, bank tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja Shi dan pengeluaran dirinya dari Partai Komunis China setelah dilakukan penyelidikan terkait masalah tersebut, menurut laporan dari media China, Securities Times.
Tidak hanya itu, Anjani juga menyebut bahwa ibunya sejak pergi sebagai pekerja migran tidak pernah mengirimkan uang. Keluarga di Garut sangat mengkhawatirkan kondisinya di Arab Saudi.
Ajani mengaku akan segera melaporkan apa yang terjadi kepada pihak terkait agar kondisi ibunya bisa segera diketahui. Ia berharap ibunya bisa kembali ke Garut dengan selamat.
"Mudah-mudahan baik-baik saja, kami keluarga di Garut sangat khawatir," sebutnya.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Enjang Tedi mengaku sudah menerima kabar adanya warga Garut di Arab Saudi yang diduga hilang kontak dengan keluarganya. Ia pun sempat melakukan penelusuran setelah menerima informasi tersebut.
“Dari hasil penelusuran Ela diketahui berangkat ke Arab Saudi melalui jalur tidak resmi atau ilegal. Saya sudah koordinasi dengan BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) untuk mengadvokasi agar Ela segera ditemukan dan pulang ke tanah air," ujarnya.
Enjang menjelaskan bahwa Ela diketahui menggunakan visa ziarah, saat berangkat ke Arab Saudi. Namun, masalahnya tetap menjadi perhatian pihaknya dan mengarahkan agar keluarga melapor ke polisi dan diadvokasi BP2MI.
Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga, Ela diduga dalam tekanan majikannya, termasuk mendapatkan penganiayaan dan upah yang tidak dibayarkan. Selain itu juga, diduga ponsel milik Ela disita majikan dan melarangnya pulang.
"Komunikasi terakhir pihak keluarga dengan majikan Ela, diketahui sang majikannya itu meminta uang sebesar Rp80 juta. Permintaan puluhan juta itu diketahui untuk memulangkan Ela ke kampung halamannya, dan pihak keluarga tentunya syok saat dimintai uang tebusan sebesar itu," ungkapnya.
Ia memastikan bahwa kejadian tersebut akan didampingi pihaknya. "BP2MI pun sudah menyatakan kesiapan mengawal kasus ini hingga tuntas," katanya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak keluarga saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipen
Baca SelengkapnyaSaat minta dipulangkan ke Indonesia, pihak penyalur minta tebusan Rp80 juta.
Baca SelengkapnyaLaporannya tak kunjung ditindaklanjuti, Herawati mengadu ke Kapolri melalui media sosial. Ternyata cara ini membuat sang pelaku tertangkap.
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPramugari cantik tersebut menangis begitu mendapat kabar dirinya termasuk karyawan yang dipecat.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaKasus PMI Non Prosedural ini kerap terjadi karena iming-iming keberangkatan yang mudah, tidak membutuhkan pelatihan dan kompetensi bidang.
Baca SelengkapnyaJasadnya dijemput langsung oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani di terminal kargo Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (18/9).
Baca SelengkapnyaKondisi A sempat lumayan parah sehingga tidak bisa bangun selama dua hingga tiga hari.
Baca SelengkapnyaPerekrutan PMI seolah-olah dibuat resmi. Korban menjalani pemeriksaan kesehatan dan pembuatan paspor.
Baca SelengkapnyaMereka seolah melepas kerinduan yang telah lama tersimpan karena tak bisa bertemu.
Baca Selengkapnya