Hujan Terus Menerus Picu Tanah Bergeser di Kupang, Warga Terpaksa Mengungsi
Merdeka.com - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat dampak tidak langsung dari siklon tropis 98S, mengakibatkan sejumlah daerah melaporkan terjadi gelombang pasang dan pergeseran tanah.
Kepala BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo mengatakan, pihaknya hari ini ini menerima dua laporan dari Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. Di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat dilaporkan ada pergeseran tanah yang menyebabkan kerusakan satu unit rumah.
"Rumah milik Seprianus Beti terdampak akibat dari pergeseran tanah itu. Tidak ada korban jiwa, semuanya aman dan selamat. Mereka telah mengunsi ke rumah orang tua," jelasnya, Senin (10/4).
-
Bagaimana hujan tak menentu terjadi di Indonesia? Semua faktor ini menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, dengan perubahan ekstrem dari panas yang menyengat hingga hujan deras dalam waktu singkat.
-
Kapan hujan tak menentu terjadi? Pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret dan April, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Desember.
-
Kenapa hujan di Indonesia tidak menentu? Perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba. Selama masa ini, perubahan cuaca yang tidak menentu sering terjadi, seperti saat beralih dari musim kemarau ke musim hujan, dan sebaliknya.
-
Apa saja yang terjadi di Kota Padang akibat hujan deras? Lanjutnya, selain banjir, curah hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan rumah warga tertimbun longsor dan pohon tumbang di Kota Padang.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
Menurut Ambrosius Kodo, wilayah tersebut memang sudah rentan terhadap pergeseran tanah, sehingga ditambah hujan tiga jam pada Minggu (10/4) tidak berhenti membuat tanah bergeser. Ini merupakan dampak tidak langsung dari siklon tropis 98S.
Selain itu, ada juga laporan yang masuk dari Kota Kupang bahwa di Kampung Nelayan, dua unit kapal nelayan tenggelam karena dihantam gelombang tinggi saat berlabuh.
"BPBD Kabupaten Kupang sudah kesana dan sudah mengingatkan warga yang tinggal di sekitar lokasi, untuk selalu waspada. Yang terdampak tanah bergeser itu satu KK dengan jumlah lima jiwa," jelas Ambrosius Kodo.
Selain Kabupaten Kupang, Kota Kupang juga melaporkan selama beberapa hari hujan deras melanda telah terjadi pohon tumbang dan banjir rob di daerah pinggir pantai dan potensi longsor.
"Untuk di Kelurahan Pasir Panjang ada 8 KK dengan 26 jiwa yang terdampak, sedangkan di Kelurahan Namosain juga demikian, ada beberapa KK yang terdampak langsung. Untuk Kelurahan Oesapa, kami sudah minta agar masyarakat terdampak segera mengungsi ke Masjid Al-Fitrah Oesapa,"tutup Ambrosius Kodo.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaHujan yang mengguyur sejak malam hari membuat pemukiman warga di Kelurahan Rawa Terate terendam banjir.
Baca SelengkapnyaBanjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaMengeringnya wilayah Kampung Apung turut memunculkan kembali makam-makam tua yang telah lama tenggelam.
Baca Selengkapnya