Ini Identitas Kelompok Teroris Ali Kalora yang Mutilasi Warga Parimo
Merdeka.com - Polri telah mengidentifikasi pelaku pembunuhan disertai mutilasi serta penembakan anggota polisi di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah. Pelaku diketahui sebagai kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, saksi kunci telah diamankan dan mengonfirmasi pelaku mutilasi. Pembunuh sekaligus pemutilasi warga sipil berinisial RB alias A (34) berjumlah empat orang.
"Pelakunya sudah teridentifikasi atas nama I, N, AD, kemudian satu lagi saksi tak kenal nama, tetapi ciri fisik dikenal, adalah DPO dengan ciri-ciri pendek dan gemuk," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (3/1).
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Siapa korban mutilasi? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Siapa yang melakukan mutilasi? Tarsum (50) suami yang bunuh dan mutilasi istrinya, Yanti (41) sempat bergelagat aneh sebelum peristiwa berdarah itu.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Dedi menuturkan, jumlah kekuatan Ali Kalora Cs hanya 10 orang dengan tiga senjata api terdiri dari dua pucuk laras panjang dan satu laras pendek rakitan. Dari 10 orang tersebut, tujuh di antaranya merupakan DPO lama yang belum tertangkap.
Dedi kemudian memperlihatkan selembar kertas dengan tulisan 'Target Operasi' dan 10 wajah kelompok teroris MIT Poso yang tersisa. Mereka adalah Ali Kalora alias Ali Ahmad, Askar alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Namnung alias Khobar, Basir alias Romzi, Galuh alias Naeh, Abu Alim, Rajif Gandi Saban alias Rajef, Aditya alias Idad, dan Al-Hakim Kaliki.
"Nanti akan didalami kelompok Ali termasuk yang lakukan kontak tembak saat Satgas Polres, Polsek setempat melakukan evakuasi jasad korban (mutilasi)," tuturnya.
Berdasarkan keterangan saksi kunci yang tak diungkapkan identitasnya, gelagat Ali Kalora cs berulah mulai terlihat sejak Sabtu 29 Desember 2018. Mereka telah mengidentifikasi warga yang bekerja di ladang, termasuk RB alias A.
Komplotan teroris itu sempat menghilang, namun kembali keesokan harinya dan mengeksekusi serta memutilasi A. Kepalanya diletakkan di atas jembatan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulawesi Tengah. Sementara badannya dibuang agak jauh dari lokasi kepalanya.
"Tanggal 30 saksi melihat memang kelompok ini dibagi menjadi kelompok kecil masing-masing lima orang, lima yang action, lima yang awasi mereka. Jadi mereka tidak mungkin sepuluh-sepuluhnya turun ke lapangan. Lima maju eksekusi, lima jadi parimeter mengawasi. Eksekusi tanggal 30 sekitar jam 08.00 Wita," kata Dedi membeberkan.
Saat ini, Satgas Tinombala tengah memburu kelompok teroris MIT Poso pimpinan Ali Kalora. Dengan kekuatannya yang kecil, mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu diyakini dalam waktu dekat berhasil ditangkap.
Sebelumnya, aparat kepolisian ditembaki orang tak dikenal saat sedang mengevakuasi jasad warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng pada Senin 31 Desember 2018. Pelaku diyakini sebagai kelompok teroris Poso pimpinan Ali Kalora.
Saat itu, dua anggota yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso terpaksa turun dari kendaraannya lantaran jalan yang dilalui terhalang kayu dan ranting pohon. Namun saat menyingkirkan kayu-kayu tersebut, keduanya ditembaki dari arah belakang.
Kontak tembak antara petugas kepolisian dan kelompok teroris pun tak terhindarkan. Setelah berjibaku dengan hujan peluru selama sekitar 30 menit, kedua anggota yang mengalami luka tembak akhirnya berhasil dievakuasi.
Polri menduga, warga sipil berinisial RB alias A (34) yang kepalanya ditemukan terpotong di atas jembatan Dusun Salubase sengaja dimutilasi untuk memancing kedatangan aparat kepolisian dan selanjutnya dijadikan sasaran tembak.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku ditembak di bagian kaki karena melawan.
Baca SelengkapnyaKetiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka itu antara lain berinisial FS, AR, dan MS.
Baca SelengkapnyaKelima pelaku berinisial RS (23), BFH (18), AM (17), OYB (21) dan AH (25)
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri, Satrio Mukti Raharjo.
Baca SelengkapnyaEmpat prajurit itu merupakan anggota Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad).
Baca SelengkapnyaKasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menambahkan saat ini keenam jenazah telah dievakuasi ke RSUD Dekai Yahukimo.
Baca Selengkapnya"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaM dianiaya oleh temannya sendiri lantaran dituduh sebagai cepu atau informan polisi.
Baca SelengkapnyaKeenam jenazah ini dalam keadaan mengenaskan karena sudah membusuk, bahkan dua di antaranya dibakar KKB.
Baca SelengkapnyaEmpat orang pelaku yang diamankan yakni seorang perempuan IN (20), dan tiga orang laki-laki yakni ER (22), HE (23), dan EY (19).
Baca Selengkapnya