Isi Pertemuan 30 Menit Gibran dengan PM Singapura di Plataran Senayan
Pertemuan berlangsung hangat, sembari menikmati kopi khas Indonesia.
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menerima Perdana Menteri (PM) Republik Singapura Lawrence Wong. Pertemuan berlangsung hangat, sembari menikmati kopi khas Indonesia di Hutan Kota, Plataran, Jakarta.
Keduanya membicarakan keberlanjutan kerja sama kedua negara, khususnya menindaklanjuti tentang apa yang sebelumnya disampaikan oleh Presiden Prabowo kepada PM Lawrence.
Usai pertemuan, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir menyampaikan Gibran membahas tentang peran Singapura pada sektor hilirisasi Indonesia.
"Wapres mendiskusikan isu yang menjadi perhatian yang diangkat oleh Bapak Presiden, terutama terkait dengan hilirisasi. Beliau tekankan betapa pentingnya hilirisasi itu bagi Indonesia dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Indonesia," kata Arrmanatha Nasir, Rabu (6/11).
Arrmanatha menjelaskan, Gibran meminta PM Wong mendukung proses dan kebijakan program hilirisasi yang kini sedang digenjot oleh Pemerintah Indonesia.
Dalam pertemuan sekitar 30 menit itu, kata Arrmanatha, Gibran juga menjanjikan kemakmuran bagi Singapura dan kawasan sekitarnya dari keberhasilan Indonesia dalam program hilirisasi.
"Beliau juga menekankan, apabila Indonesia berhasil dan apabila ini meningkatkan kemakmuran ekonomi Indonesia, ini juga akan berdampak kepada kawasan dan juga Singapura," katanya, dikutip dari Antara.
Dilansir dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, hilirisasi menjadi salah satu kunci percepatan sektor industri dan ekspor Indonesia. Untuk itu, pemerintah fokus pada penciptaan nilai tambah pada komoditas sumber daya alam seperti bauksit, timah, dan nikel.
Pemerintah telah menyediakan infrastruktur, insentif fiskal, dan lingkungan bisnis industri yang kondusif untuk mendukung industri hilir. Investasi smelter telah memperlihatkan kemampuannya untuk mendorong ekspor dan meningkatkan pendapatan nasional.
Selanjutnya, upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah tersebut tidak hanya memacu kinerja ekspor, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan, dan menjaga resiliensi perekonomian.
Ke depan, pemerintah juga akan melakukan ekspansi pada ekosistem yang lebih luas seperti pembuatan kendaraan listrik dalam negeri terutama pada produksi baterai. Pemerintah juga telah memberikan akses pasar yang lebih baik bagi produk ekspor Indonesia di pasar internasional.