Jaga Kesehatan Anak, Pemkab Banyuwangi Minta Nakes Door to Door Imunisasi
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meminta tenaga kesehatan (Nakes) aktif ke rumah-rumah warga untuk memberikan imunisasi ke balita atau Anak-anak. Hal ini dilakukan karena warga enggan membawa anaknya ke Puskesmas untuk imunisasi akibat dampak pandemi Corona (Covid-19).
Sebelumnya, sejak masa pandemi Covid-19 program imunisasi yang biasa digelar di rumah-rumah warga dipindahkan ke Puskesmas. Namun, angka kunjungan warga yang membawa anaknya ke Puskesmas untuk imunisasi justru mengalami penurunan.
"Sepertinya warga takut membawa anaknya ke Puskesmas untuk diimunisasi. Ini kami pahami karena memang situasi pandemi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (17/7).
-
Apa pesan Ipuk untuk tenaga kesehatan Banyuwangi? Berikan pelayanan yang baik. Jangan sampai muncul keluhan pelayanan buruk karena tidak ramah atau pun pelayanannya lama. Mari sama-sama berbenah, berkomitmen membangun Banyuwangi lebih baik lagi.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
-
Mengapa angka anak tidak sekolah di Banyuwangi rendah? Dengan berbagai program pendidikan yang digulirkan, angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Banyuwangi termasuk salah satu terendah di Jawa Timur, berdasarkan data resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
-
Siapa yang disiagakan di pos kesehatan Banyuwangi? Semua layanan kesehatan ini dilengkapi dengan tenaga dokter, paramedis, dan ambulans. Tenaga medisnya diisi oleh dokter dan perawat dari semua rumah sakit dan klinik yang ada di Banyuwangi.
-
Kenapa Banyuwangi siagakan Nakes? 'Ini untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pemudik maupun wisatawan selama libur lebaran. Meski begitu, kami mengimbau agar para pemudik tetap menjaga kesehatan. Hati-hati saat berkendara, kalau lelah segera istirahat,' ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (3/4).
-
Apa saja program yang dilakukan Banyuwangi untuk mengatasi anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
Sejak sepekan terakhir, katanya, Puskesmas-puskesmas di Banyuwangi mulai menjalankan program jemput bola. Petugas kesehatan akan datang ke rumah warga menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan hingga face shield, sesuai jadwal imunisasi.
"Dinas kesehatan pun mengintensifkan program imunisasi jemput bola ke rumah warga. Tentu dalam bertugas tim Puskesmas menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.
Anas mengatakan, upaya ini dilakukan agar kesehatan dan pertumbuhan anak tetap diperhatikan di tengah pandemi. "Jangan sampai saat pandemi justru kesehatan dan pertumbuhan anak menjadi tidak diperhatikan," jelasnya.
Sementara itu, salah satu bidan di Puskesmas Pesanggaran, Kunthi mengatakan, imunisasi jemput bola dilakukan secara berkala ke rumah warga yang belum melakukan imunisasi terhadap bayinya minimal sebulan sekali.
"Satu bulan minimal satu kali kami mendatangi lokasi rumah warga terdekat," ujarnya.
Sebelum melakukan tindakan imunisasi, Kunthi melakukan pemeriksaan kesehatan melalui wawancara kondisi kesehatan anak dan keluarganya.
"Wawancara perlu kami lakukan terlebih dahulu, untuk tahu kondisinya masing-masing anggota keluarga sebelum dilakukan imunisasi. Maka kami mengecek kesehatan bayi melalui wawancara tentang progres pertumbuhan anak dengan ibunya," katanya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk Fiestiandani mengajak seluruh warga turut berperan dalam pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaKemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaMasa pertumbuhan adalah masa yang kritis bagi anak. Artikel ini akan menguraikan alasan-alasan pentingnya posyandu bagi kesehatan ibu dan anak.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca Selengkapnya