Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jejak Masyarakat Tionghoa di Pinggir Kali Bekasi

Jejak Masyarakat Tionghoa di Pinggir Kali Bekasi Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Memasuki kawasan Jalan Kenari, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, mulai terasa suasa kental permukiman Tionghoa. Terdapat klenteng tertua diperkirakan usia bangunan lebih dari 350 tahun. Klenteng itu bernama Hok Lay Kiong, berdiri di atas lahan seluas 700 meter persegi, klenteng dikelola oleh Yayasan Pancaran Tri Dharma.

Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma, Ronny Hermawan mengatakan, belum diketahui kapan klenteng tersebut dibangun, namun diperkirakan pada abad ke-18.

"Zaman kakek saya masih kecil, klenteng itu sudah ada," katanya ketika berbincang dengan merdeka.com, Jumat (24/1).

Penamaan Hok Lay Kiong mengacu kepada dewa utama, di mana arcanya berada di altar utama. Di sisi kiri dan kanannya ada empat arca dewa pendamping, kemudian di belakangnya tujuh arca dewa pengawal. Menjelang perayaan Imlek, klenteng itu dirias, banyak ornamen khas Tionghoa mulai lilin hingga lampu lampion menghiasi lingkungan itu.

Menurut Ronny, seiring perkembangan zaman kleteng telah banyak mengalami perubahan. Namun yang masih utuh sampai sekarang adalah pintu masuk utama yang terbuat dari kayu. Fasilitas lain di sana yang menjadi ciri khas adalah dua tungku menyerupai pagoda, tempat pembakaran Fu.

Menurut Ronny, permukiman di sekitaran Klenteng terdiri cukup banyak masyarakat Tionghoa. Mereka sudah turun temurun. Alasan mereka bermukim di sana karena letaknya berdekatan dengan Kali Bekasi, kali alam yang hulunya berada di pegunungan kawasan Bogor, Jawa Barat.

"Air adalah sumber kehidupan, makanya, peradaban itu biasanya mulanya dekat air," kata dia.

Dia menuturkan, penyebaran masyarakat Tionghoa di Bekasi dimulai pada abad ke-17. Mereka merupakan imigran dari Batavia (sekarang Jakarta). Misi dagang eropa ke Indonesia lewat VOC membuat buruh Tionghoa kurang sejahtera, banyak tertekan, sehingga memberontak.

"Memberontak dilawan dengan represif oleh VOC, karena VOC punya senjata. Akhirnya kacau-balau, ratusan atau ribuan orang mati. Tapi ada yang lari ke Tangerang, Banten, Pandeglang, Bekasi, Cikarang, bahkan sampai ke Karawang," kata Ronny.

Karena itu di sepanjang jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) berdiri klenteng, termasuk di Bekasi. Untuk bertahan hidup, masyarakat Tionghoa berdagang. Karena itu, di sekitar klenteng Hok Lay Kiong dulu ada pasar, menjadi yang terbesar di Bekasi. Tidak hanya masyarakat Tionghoa, etnis Sunda, Jawa, Arab dan lainnya pernah berdagang di sana.

Pasar itu sekarang berubah menjadi permukiman padat penduduk. Ini setelah dibangun pasar baru yang sekarang biasa disebut Pasar Proyek.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengintip Arsitektur Megah Klenteng Sian Djin Ku Poh di Karawang, Dibangun Tahun 1770
Mengintip Arsitektur Megah Klenteng Sian Djin Ku Poh di Karawang, Dibangun Tahun 1770

Saat ini Klenteng Sian Djin Ku Poh telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang bebas dikunjungi.

Baca Selengkapnya
Jadi yang Terbesar di Semarang, Ini Fakta Menarik Kelenteng Tay Kak Sie
Jadi yang Terbesar di Semarang, Ini Fakta Menarik Kelenteng Tay Kak Sie

Kelenteng itu dibangun pada tahun 1746. Nama “Tay Kak Sie” sendiri memiliki makna “Kuil Kesadaran Agung”.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengintip Ritual Memandikan Patung Dewa di Wihara Bahtera Bhakti Ancol
FOTO: Mengintip Ritual Memandikan Patung Dewa di Wihara Bahtera Bhakti Ancol

Kegiatan ini menjadi simbol penyucian diri umat Tri Dharma guna menghapus segala keburukan hati dan pikiran serta kembali suci.

Baca Selengkapnya
Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak
Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak

Situs ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.

Baca Selengkapnya
Sensasi Mengunjungi Candi Gambar Wetan, Letaknya di Perbukitan Dekat Penampungan Lahar Gunung Kelud
Sensasi Mengunjungi Candi Gambar Wetan, Letaknya di Perbukitan Dekat Penampungan Lahar Gunung Kelud

Lokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir

Baca Selengkapnya
Mengenal Orang Piliang, Marga Induk Minangkabau dengan Sub Suku yang Beragam
Mengenal Orang Piliang, Marga Induk Minangkabau dengan Sub Suku yang Beragam

Suku ini merupakan salah satu marga etnis Minangkabau yang masih berkerabat dengan Suku Koto yang membentuk Adat Katumanggungan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Unik dan Megah, Yuk! Intip Pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo dalam Arsitektur China di Pekayon
FOTO: Unik dan Megah, Yuk! Intip Pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo dalam Arsitektur China di Pekayon

Saat ini pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo sudah mencapai 70 persen.

Baca Selengkapnya
Melihat Kemeriahan Kirab Budaya Toa Pe Kong di Tegal, Diikuti Oleh 70 Kelenteng di Indonesia
Melihat Kemeriahan Kirab Budaya Toa Pe Kong di Tegal, Diikuti Oleh 70 Kelenteng di Indonesia

Kirab budaya ini menjadi hiburan murah meriah warga dengan sejumlah atraksi.

Baca Selengkapnya
Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci
Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci

Daerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Bukit Pertapaan Blitar, Lokasi Favorit Para Tokoh Masa Silam untuk Bertapa
Mengunjungi Bukit Pertapaan Blitar, Lokasi Favorit Para Tokoh Masa Silam untuk Bertapa

Bukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Fanömba Adu, Kepercayaan Tradisional Suku Nias di Sumatra Utara
Mengenal Fanömba Adu, Kepercayaan Tradisional Suku Nias di Sumatra Utara

Patung yang menjadi media ritual tersebut memang dipercaya ditempati oleh roh-roh para leluhur.

Baca Selengkapnya
Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya
Potret Kalpataru Kayu Bercabang dengan Motif Rumah Ibadah Empat Agama Warisan Sunan Bonang, Ini Makna di Baliknya

Kayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Baca Selengkapnya