Jepara Kota Pertama di Jateng yang Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Merdeka.com - Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menyebut, Jepara menjadi kota pertama di Jateng alami fenomena Hari Tanpa Bayangan. Dimana Hari Tanpa Bayangan tahun ini berlangsung empat hari berturut-turut dengan hari dan waktu yang berbeda.
"Di Jepara sendiri, matahari akan berada persis di atas kepala manusia pukul 11:24.29 WIB pada tanggal 10 Oktober," kata Setyoajie Prayoedhie saat dikonfirmasi, Selasa (8/10).
Sedangkan pada 11 Oktober, Hari Tanpa Bayangan muncul serentak di 15 daerah mulai Semarang, Blora, Pati hingga Brebes. Lalu tanggal 12 Oktober muncul di 8 daerah mulai Sragen, Salatiga, Ungaran, Purwokerto hingga Banjarnegara. Dan yang terakhir tanggal 13 Oktober muncul di jalur pantai selatan Jateng yakni Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Solo, Banyumas hingga Cilacap.
-
Kapan Hari Tanpa Bayangan terjadi di Jakarta? Fenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
-
Dimana Hari Tanpa Bayangan terjadi? Tak hanya di Jakarta, fenomena Hari Tanpa Bayangan diprediksi akan terjadi di wilayah-wilayah lain di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
-
Dimana saja Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena ini terjadi di daerah yang terletak di sekitar garis khatulistiwa, seperti Indonesia.
-
Kapan Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun di berbagai lokasi yang berada di wilayah tropis.
-
Bagaimana Hari Tanpa Bayangan terjadi? Saat fenomena tersebut terjadi, Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamatnya. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
-
Mengapa Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena hari tanpa bayangan disebabkan oleh posisi matahari yang berada tepat di atas kepala (zenith) pada waktu tertentu, sehingga sinar matahari jatuh tegak lurus ke permukaan bumi.
"Di Kabupaten Banjarnegara dan Purwokerto, titik kulminasi utamanya terjadi pada 12 Oktober 2019 pukul 11:27:51 WIB dan pukul 11:29:42.04 WIB siang," tuturnya.
Dia menyebut munculnya kulminasi utama matahari tidak berpengaruh apapun bagi manusia. Hanya saja setiap orang yang berdiri saat kulminasi utama tidak dapat melihat bayangannya.
"Efeknya tidak ada mas, paling ya pada waktu kulminasi tersebut, tidak ada bayangannya," ujarnya.
Nantinya bila kemunculan kulminasi utama dipengaruhi adanya deklinasi matahari yang sama dengan lintang pengamat. Pada kondisi tersebut matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
"Situasi ini memunculkan hilangnya bayangan benda tegak karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," jelasnya.
Faktor lainnya, karena adanya bidang ekuator bumi dan bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika bidang revolusi bumi.
"Ini membuat posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5o LU sampai dengan 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaFenomena ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran astronomi tentang bentuk Bumi.
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaBMKG mengatakan DKI Jakarta mengalami fenomena Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BMKG, hari tanpa bayangan di Indonesia mulai terjadi pada 8 September hingga diperkirakan 19 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaSiap-siap pada Senin (14/10/2024) mendatang, tepat pukul 11.08 WIB, di wilayah Banyuwangi bakal muncul fenomena unik berupa Hari Tanpa Bayangan.
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayangan terjadi karena posisi matahari yang berada tepat di zenith. Yaitu titik tertinggi di langit.
Baca SelengkapnyaManusia zaman dahulu melihat fenomena ini sebagai pertanda akan turun hujan.
Baca SelengkapnyaBanjir yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah disebabkan karena cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaSebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi cerah berawan pada hari ini Sabtu (27/1)
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi setelah hujan mengguyur Jakarta selama semalaman. Kondisi itu diperparah dengan buruknya sistem drainase di kawasan tersebut.
Baca SelengkapnyaLebaran IdulAdha ditetapkan pemerintah jatuh pada Senin (17/6).
Baca Selengkapnya