Jeritan petani Gianyar: Sudah kering, diserang hama tikus pula
Merdeka.com - Petani Bali semakin menjerit menghadapi situasi iklim belakangan ini. Disamping tanaman padi di persawahan yang mereka garap mengalami kekeringan akibat tidak mendapatkan air irigasi, kondisi ini juga diperparah dengan serangan hama tikus.
"Tanaman padi yang baru berumur satu hingga dua bulan tumbuh kurang bagus karena kekurangan air, sekarang diserang tikus lagi, maka hasil panen dapat dipastikan akan berkurang," kata sejumlah petani di Kabupaten Gianyar, seperti dikutip dari Antara, Kamis (25/9).
Ketut Reneng dari anggota salah satu subak di Gianyar menjelaskan, padi miliknya yang baru berumur dua bulan hampir 50 persen rusak akibar serangan hama tikus, dan kondisi yang sama juga dialami petani lainnya sehingga dikhawatirkan akan gagal panen.
-
Apa yang membuat anak tikus terkejut? 'Tapi, Bu, kok mukanya mirip kita?'
-
Di mana tikus ditemukan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Bagaimana cara mengusir tikus dengan merica? Aroma pedas merica sangat tidak disukai tikus. Taburkan merica di area di mana tikus sering bersembunyi atau berkeliaran di rumah. Aroma pedas dari merica membuat tikus kesulitan bernapas.
-
Bagaimana tikus bisa bertahan hidup di ketinggian? Penemuan ini memunculkan pertanyaan penting tentang bagaimana mamalia bisa bertahan hidup di lingkungan yang tandus, dengan suhu yang tidak pernah di atas titik beku dan kadar oksigen yang sangat rendah.
-
Apa yang dilakukan Tikus tanah untuk bertahan hidup? Tikus tanah menghabiskan waktunya di bawah tanah dengan memburu serangga seperti belatung, larva kumbang, dan cacing tanah.
-
Kenapa sulit ketahui perasaan tikus? Meskipun kemungkinan hewan merasakan emosi, tidak diketahui apakah mereka merasakannya dengan cara yang sama seperti kita. Jadi benar-benar sulit mengetahui bagaimana tikus menggunakan ekspresi wajah untuk berkomunikasi,“ kata Luca.
Usaha pemberantasan hama tikus sudah dilaksanakan bersama warga petani lainnya dengan cara memasang makanan yang dibubuhi serbuk racun, tetapi makanan itu hilang tanpa ada tikus yang mati. "Saya heran tidak ada tikus yang mati," ujar Reneng.
Petani lainnya Sukerta menyebutkan, padi dari warga Subak tetangganya di Kembangkuning pernah mengalami nasib serupa, kemudian petani beramai-ramai memburu tikus, maka ribuan binatang yang dijuluki 'Jro Ketut' di Bali itu mati terbunuh.
Tetapi sial, pada musim tanam berikutnya sebagian besar tanaman padinya menghasilkan tidak seperti diharapkan atau rusak tanpa diketahui sebabnya. Oleh sebab itulah petani sekarang tidak berani melakukan pemberantasan secara intensif.
"Kami warga subak di sini pasrah saja terhadap kondisi yang ada sekarang," tutur Sukerta dan Reneng meratapi nasib petani saat ini.
Di Denpasar misalnya ada ratusan hektare lahan sawah tidak digarap akibat tidak ada air irigasi karena kemarau panjang. "Kami tidak mampu membajak tanah karena tidak ada air, sehingga lahan ini untuk sementara terlantar," ucap Made Landuh seorang petani di Denpasar sambil menunjukkan lahan pertaniannya kering dan sudah terbelah akibat tidak ada air.
Sementara itu, Bank Indonesia wilayah III Bali dan Nusa Tenggara melaporkan, pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2014 melambat dari satu persen menjadi 0,02 persen (y-0-y), sehingga sektor ini tidak memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Melambatnya pertumbuhan sektor pertanian disebabkan subsektor tanaman bahan makanan yang tumbuh melambat dari 0,90 persen menjadi 5,09 persen (y-0-y) dan kondisi ini terjadi akibat cuaca disamping adanya pengalihan lahan cukup besar.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaApi menjalar dan membakar tiga kandang ternak dan satu gudang yang ada di sekitar TPA Jatibarang.
Baca Selengkapnya