Jubir Penanganan Covid-19: Demi Bisnis, Banyak RS Tolak jadi Rujukan Pasien Corona
Merdeka.com - Viral video seorang perempuan yang mengaku sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona. Menurutnya, pasien PDP seharusnya sudah masuk ruang isolasi, namun pihak rumah sakit malah menyuruhnya langsung rumah sakit rujukan untuk memeriksakan diri.
"Ini aku sudah kategori PDP dan rumah sakit itu nggak tau mau ngapain, dan kita bisa dilepas begitu saja, disarankan untuk ke 4 rumah sakit besar, tanpa pengawasan," kata si perempuan.
Perempuan tersebut merasa heran mengapa penanganan virus corona di Indonesia begitu longgar. Sebab dia bisa saja tak mengikuti saran rumah sakit tersebut dan memilih pulang ke rumah.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Menanggapi hal itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan perempuan tersebut berobat di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta, dan kemudian perempuan ini diyakini terinfeksi virus corona atau covid -19 dengan kata lain berarti perempuan ini menjadi pasien dalam pengawasan atau PDP.
Namun, meski pasien tersebut dinyatakan berstatus PDP, RS tersebut melepas pasien begitu saja dengan mengatakan mereka tidak memiliki fasilitas untuk merawat. Dalam hal ini, menurut Yuri, ada mekanisme yang salah.
"Rumah sakit mengatakan bahwa kami tidak punya fasilitas untuk merawat, oleh karena itu silakan anda menuju ke rumah sakit lain yang bisa merawat, kita kasih pengantar itu mekanismenya seperti itu," ucap Yuri saat diwawancara dan ditayangkan di akun YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (17/3).
"Seharusnya rumah sakit yang meminta spesimennya, kalau seandainya positif dengan klinis seperti itu kan sebenarnya tidak membutuhkan fasilitas yang khusus yang penting hanya dipisahkan dari pasien yang lain," lanjutnya.
Yuri mengatakan fakta sebenarnya bahwa banyak rumah sakit yang menolak untuk dijadikan rumah sakit rujukan. Yuri mengatakan mereka menjaga citra rumah sakit tersebut.
"Kita menyadari betul bahwa rumah sakit, beberapa rumah sakitlah dia menjaga citranya bahwa jangan sampe ketahuan orang saya merawat orang dengan covid-19, kalau ketauan nanti semua pasien lain gak mau dateng, this is bussiness," lanjut Yuri.
Mendengar pernyataan tersebut Deddy memperlihatkan muka tidak percaya dan mengatakan, "Wow, Kerjaan anda tambah banyak dong pak," ucap Deddy.
Menanggapi keheranan Deddy, Yuri mengatakan "Selamat datang di Indonesia, itu yang terjadi. Banyak sekali rumah sakit yang menolak," ucap Yuri.
"Itulah kenapa kami dari awal keras, tidak pernah mau menyebut nama rumah sakit. Kami tidak pernah mau merilis nama rumah sakit kecuali Sulianti Saroso dan Persahabatan, ya takdir dia memang dia rujukan," lanjut Yuri.
Lalu Deddy mempertanyakan "Apakah rumah sakit ini melanggar hukum?"
"Melanggar, bolehlah dia menolak pasien dengan reason yang jelas, bolehlah dia merujuk pasien dengan alasan yang jelas, bukan berarti kayak pasar silakan kamu mencari sendiri, kami gak mau menerima," tuturnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum dipecat, Dekan FK Unair dipanggil oleh Rektorat untuk mengklarifikasi pernyataan menolak program dokter asing di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBudi mengingatkan, saat ini ada 12.000 bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan dan mendapatkan tindakan cepat lewat operasi.
Baca SelengkapnyaPencopotan ini buntut sikap Budi Santoso yang menolak rencana Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berharap Indonesia tidak lagi kekurangan tenaga dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaDekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso dicopot dari jabatannya usai menolak dokter asing.
Baca SelengkapnyaBudi menegaskan, dokter asing yang diizinkan masuk ke Indonesia akan melewati sejumlah prosedur. Salah satunya tahap adaptasi.
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada empat alasan masyarakat asing, termasuk Indonesia untuk berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaPasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaMeski kecewa, IDI mengaku siap mengawal penerapan UU Kesehatan ini hingga ke tingkat cabang.
Baca SelengkapnyaBudi Gunadi Sadikin menegaskan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan sudah mengizinkan pemerintah untuk mendatangkan dokter asing.
Baca Selengkapnya