Kak Seto: Pelajaran siswa SD terlalu padat
Merdeka.com - Ditjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana merevisi Kurikulum SD di tahun ajaran mendatang. Perubahan itu dengan menyederhanakan jumlah mata pelajaran yang sebelumnya 11 menjadi tujuh pelajaran.
Aktivis perlindungan anak Seto Mulyadi setuju dengan rencana Kemendikbud. Pria yang akrab disapa Kak Seto ini menilai jumlah dan materi pelajaran untuk siswa SD yang berlaku saat ini terlalu padat.
"Itu tepat, karena pelajaran sekarang terlalu padat," kata Kak Seto saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (12/10).
-
Apa program Setyo Wahono untuk pendidikan? 'Menurut saya, sosok Pak Wahono itu orangnya luwes dan memiliki pemikiran cerdas untuk membangun Bojonegoro. Dia juga punya program yang peduli terhadap pendidikan dan pesantren. Jadi beliau memenuhi selera masyarakat,' ujar Kiai Safarun dikutip dari Liputan6.com.
-
Mengapa Kak Seto mengkritik polisi? Ketua Umum LPAI, Seto Mulyadi, mengatakan bahwa pihaknya mengkritik keras Polres Temanggung yang menggelar konferensi pers dengan menghadirkan pelaku pembakaran.
-
Bagaimana anak SD belajar Bahasa Inggris? Kalian bisa memulainya dengan belajar grammar serta memperbanyak kosa kata Bahasa Inggris dan artinya.
-
Bagaimana anak-anak belajar di Kampung Saungkuriang? 'Akhir KKN ini, kami menerima kunjungan empat sekolah SD di Kecamatan Cipondoh, untuk merasakan langsung pesona Kampung Saungkuriang. Dengan kegiatan memberi makan hewan, membuat ekoprint, dan beberapa kerajinan dari barang bekas. Serta membuat aquaponik di mana anak-anak dapat menanam sekaligus memelihara ikan,' paparnya.
-
Bagaimana Kak Seto bereaksi atas pengakuan anak? Mengenai hal ini, Kak Seto akan menghubungi kepala sekolah dan para guru untuk mencocokkan kebenarannya.
-
Bagaimana proses belajar Kurikulum Merdeka? Dalam prosesnya, guru dapat memilih berbagai perangkat atau media ajar yang bisa mendukung pembelajaran murid. Tentu setiap perangkat ajar yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Kak Seto mencontohkan, di negara maju seperti Jerman, mata pelajaran untuk tingkat SD hanya berjumlah 4 sampai 5 pelajaran. Di usia-usia itu, anak memang diberikan kesempatan untuk bermain ketimbang belajar materi yang serius.
Menurut Kak Seto, anak dinyatakan benar-benar siap menghadapi kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya di atas 10 tahun. Sedangkan dari di usia kanak-kanak sampai sembilan tahun, ada baiknya anak diajarkan soal pembentukan karakter diri. Misalnya memantapkan etika dan estetika agar dia berbuat lebih baik dan santun.
"Sebab kalau materi yang disajikan terlalu padat, yang ada siswa malah stres, etika rusak, menjadi pemarah. Dan sifat-sifat itu kan salah satu dasar prilaku anak berbuat tawuran," jelasnya.
Pria yang akrab dengan boneka si Komo ini menambahkan, ada baiknya anak kelas I sampai III SD, belajar sambil bermain. Misalnya tempat belajar di alam bebas, sehingga ketika dia berhitung dia akan menghitung apa yang dia lihat bukan yang disajikan di buku, atau menghitung balok.
"Nah ketika kelas IV, sudah lebih serius," tambahnya.
Kak Seto juga menyebut, sistem belajar untuk siswa SD di Indonesia sangat kaku. Padahal belajar itu hak anak dan bukan kewajiban yang memberatkan.
"Kurikulum yang mengasyikkan, menyenangkan tapi tetap ada unsur pengembangan diri agar anak santun, kreatif, sehingga karakter senang belajar itu muncul dengan sendirinya," papar Kak Seto.
"Sebab pelajaran yang selalu diujikan, kemudian hasilnya mendapatkan nilai merah justu membuat siswa takut belajar. Siswa SD belajar bukan untuk dipaksakan, karena akan mendatangkan perlawanan," jelasnya.
Kak Seto juga sepakat jika pelajaran Bahasa Inggris sebaiknya dihapus untuk siswa SD. Sebab, banyak siswa yang tak mendalami Bahasa Indonesia.
"Benar, bahasa Indonesia kita masih kacau benar, padahal harusnya itu lebih penting. Setelah itu sempurna, baru belajar bahasa kedua, seperti Bahasa Inggris," tandas Kak Seto.
Seperti sebelumnya diberitakan, kurikulum baru itu diharapkan bisa diterapkan 2013 mendatang. Belum jelas berapa mata pelajaran yang dihapus. Yang jelas, kabarnya mata pelajaran Bahasa Inggris dan IPA.
Menanggapi hal itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengatakan rencana itu masih dalam pembahasan.
"Kurikulum masih dalam pembahasan," kata Nuh saat ditemui di Makassar, Jumat (12/10).
Menurutnya, tidak mudah memutuskan satu kebijakan. Meski selesai dibahas di tingkat internal Kemendikbud, pihaknya akan melakukan uji publik sebelum usulan itu benar-benar diberlakukan.
"Nanti selesai pembahasan di internal lalu kita akan lapor ke wapres. Nanti wapres yang sampaikan ke publik. Lalu dilakukan uji pubik. Setelah publik menyampaikan pendapat baru disampaikan. Kurikulumnya seperti itu," jelasnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaApa jadinya jika siswi kelas 9 tak mampu menjawab pertanyaan seputar penjumlahan dan perkalian?
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca Selengkapnya"Saya kaget juga bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaSD Negeri 23 Lolong di Kota Padangkekurangan peserta didik. Sekolah itu hanya mendapatkan 2 siswa baru.
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca Selengkapnya