Kasus Keracunan Massal di Bogor, Sisa Makanan hingga Ikan Tongkol Diuji Laboratorium
Merdeka.com - Polsek Tenjo Resor Bogor, tengah menyelidiki dugaan keracunan makanan yang dialami 84 orang, usai menghadiri resepsi pernikahan di Desa Babakan akhir pekan lalu.
Kapolsek Tenjo Iptu Suyadi menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, untuk memeriksa sisa makanan dan sampai air yang digunakan untuk memasak dalam hajatan tersebut.
"Sampel ada sisa makanan, ikan tongkol, air untuk memasak. Itu semua diuji laboratorium oleh Dinkes Kabupaten Bogor," kata Iptu Suyadi, Senin (13/2).
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Selain itu, kepolisian juga meminta keterangan dari warga penyelenggara resepsi pernikahan yang digelar pada Jumat (10/2).
"Ada sekitar tujuh orang kita wawancara minta keterangan. Pengantinnya kan dirawat juga karena ikut makan," beber Suyadi.
Hasil pemeriksaan sementara, penyelenggara hajatan membeli bahan makanan dari pasar, kemudian dimasak sendiri, lalu disajikan saat resepsi pernikahan. Namun, sehari kemudian atau Sabtu (11/2) puluhan warga mengeluhkan mual, pusing hingga lemas serta gejala keracunan lainnya ke puskesmas.
"Penyebabnya kita masih tunggu hasil laboratorium sampel makanan dan air di Dinkes Kabupaten Bogor," terangnya.
Uji laboratorium terhadap makanan diprediksi membutuhkan waktu satu minggu, untuk diketahui hasilnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina menjelaskan, sampel makanan telah dikirim ke Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyekit (BBTKLPP).
"Kira-kira butuh waktu satu minggu. Nanti hasilnya diberitahu kepada kami. Jadi kita tunggu hasilnya. Sekarang teman-teman di puskesmas membantu penanganan dulu kepada masyarakat yang mengalami gejala," kata Mike.
Mike mengungkapkan, sambil yang dibawa ke Jakarta berupa nasi putih, lauk ikan tongkol bumbu balado, ayam bumbu kecap, soto ayam, oseng bihun, bakso, jamur kuping, air mineral dan air dari sumur.
Diberitakan sebelumnya, 84 orang diduga mengalami keracunan makanan usai menghadiri pesta pernikahan di Desa Babakan RT 002 RW 004, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Camat Tenjo, Yudhi Utomo menyebutkan, pihaknya mencatat tambahan tersebut pada pukul 15.00 WIB dengan rincian 12 orang menjalani rawat inap di UGD Puskesmas Tenjo, 10 orang dirawat inap darurat di Balai Desa Babakan, tiga orang dirujuk ke RS Harapan Mulya dan 59 orang lain berobat jalan.
"Jadi hingga Minggu pukul 15.00 WIB 84 orang tertangani," kata Yudhi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaPuluhan pegawai Pemkab Gowa dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf. Mereka diduga keracunan seusai menyantap hidangan acara pernikahan di Gedung Adi Jaya.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa dua orang pemilik acara, yakni pasangan suami istri (pasutri) SY dan DM.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data, ada 364 warga mengalami keracunan usai menyantap nasi boks saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca Selengkapnya