Kiai NU di Sulsel Meninggal Tidak Lama Usai Dampingi Istri Hadapi Sakaratul Maut
Merdeka.com - H Muhammad Idrus Makkawaru (76), kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Agama Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal dunia pada Minggu lalu. Idrus mengembuskan napas terakhir di rumah putra bungsunya di Kabupaten Gowa.
Sosok yang enggan menisbahkan sebutan Kiai di depan namanya ini wafat menyusul istri tercinta, Siti Saniah (64) yang wafat lebih dulu kurang lebih satu jam sebelumnya karena serangan jantung. Ulama yang tetap aktif belajar hingga di usia senjanya ini meninggalkan lima anak dan 10 cucu.
Anak sulung almarhum, Ahmad Mujahid (51) yang dikonfirmasi mengatakan, Siti Saniah wafat sekitar pukul 18.30 WITA karena serangan jantung yang mulai dirasakan sekitar pukul 16.30 WITA.
-
Kapan Kyai Makmur meninggal? Pada 14 Oktober 1947 ia ditembak mati oleh Belanda pada Agresi Militer I karena tidak mau diajak bekerja sama.
-
Kapan Idrus Hakimy wafat? Idrus Hakimy Dt. Rajo Panghulu wafat di Padang pada 16 April 2001.
-
Di mana Kyai Makmur dimakamkan? Almarhum Kyai Makmur dan adiknya dimakamkan di TPU Pagaran Pemalang.
-
Di mana almarhum meninggal? Kabar duka datang dari Mekkah, Arab Saudi.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Siapa yang meninggal dunia di Pesantren Raudhatul Mujawwidin? Saat itu hari Selasa (14/11/2023) sekitar pukul 17.00 WIB. Besok harinya memang waktu kunjungan di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin. Ketika Airul menelepon ibunya, sang ayah Salim Harahap tengah beraktivitas membuat pagar rumah mereka di Dusun Kumpul Rejo, Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo.
"Almarhum bapak menyaksikan proses terakhir ibu sebelum meninggal dunia dan membimbingnya ucapkan dua kalimat syahadat," tutur Ahmad Mujahid, Jumat (21/8).
Sekira 30 menit jenazah Siti Saniah berada di tempat tidur, karena Idrus belum bersedia jenazah istrinya dipindahkan. Namun karena pertimbangan semakin banyak pelayat, akhirnya jenazah diangkat dan dipindahkan ke ruang tamu.
"Saat jenazah ibu diangkat itulah, bapak yang tadinya tampak tegar tiba-tiba meneteskan air mata. Lima hingga 15 menit kemudian, bapak keluhkan sakit di dada dan keluar keringat dingin. Dan berproseslah juga bapak hadapi sakaratul maut. Jadi jeda waktu wafatnya ibu dan bapak itu kurang lebih satu jam," tutur Ahmad Mujahid.
Sebelum ibu dan bapak wafat, kata Ahmad Mujahid, keduanya masih sempat bercanda. Pasalnya, bapak yang harus dibantu tongkat saat berjalan, tiba-tiba jalan keluar kamar.
"Ibu menegur dan bilang, iih sudah bisa jalan jauh ayah. Disusul canda-canda berikutnya," imbuh putra sulung almarhum almarhumah ini.
Rupanya itulah candaan terakhir dua pasang anak manusia yang bersama hingga usia senja dan bersama menemui Ilahi. Kini pasangan sejati itu di tempat peristirahatan terakhir di daerah asal, Kabupaten Bantaeng.
Kesan mendalam yang ditinggalkan almarhum ke anak-anaknya soal semangat belajar, senantiasa haus akan ilmu.
"Almarhumah bapak itu aktif belajar hingga akhir hayatnya. Diantar anak atau keponakan, bapak kerap datangi Masjid Raya di Makassar untuk mendengar ceramah Anregurutta Prof Dr KH Farid Wajidi dan di masjid Telkom untuk mendengarkan ceramah Anregurutta DR KH Mustamin Arsyad," tutur Ahmad Mujahid.
Selain semangat belajar, almarhum juga rendah hati. Meski orang-orang memanggilnya kiai tapi dia enggan menuliskan kata kiai pendamping namanya. "Bapak tidak merasa kiai, itu alasannya," terang Ahmad Mujahid. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun punya rumah dua lantai, kiai nyentrik ini polih hidup di rumah kayu sederhana.
Baca SelengkapnyaMertua Iwan Bule meninggal pada Rabu (4/10) kemarin pukul 09.24 WIB.
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji meninggal dalam keadaan yang mampu membuat hati tersentuh.
Baca SelengkapnyaSaat pemakaman, turut hadir juga perwakilan dari kampus Universitas Indonesia (UI) dan sejumlah rekan-rekam korban.
Baca SelengkapnyaDalam tausiahnya, UAH menyampaikan kisah seorang kakek yang merawat musala di sebuah desa.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman CCTV, terlihat jemaah meninggal dunia dalam kondisi bersujud ketika salat zuhur di masjid.
Baca SelengkapnyaAyah Ibnu Jamil meninggal dunia pada Rabu 21 Juni 2023. Ibnu Jamil terlihat tegar saat antar ke pemakaman.
Baca SelengkapnyaSaat itu, Gus Aab dalam perjalanan dari Jember menuju Yogyakarta untuk menghadiri Konbes NU.
Baca SelengkapnyaKeluarga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi tewasnya korban yang secara tak wajar.
Baca SelengkapnyaKejadian ini terjadi di Masjid Al Ulaa, Kampung Baru, Balikpapan, pada Selasa (2/1/2024).
Baca SelengkapnyaS mengakui panik usai menabrak korban. Saat itu pelaku gugup sehingga tidak membantu korban yang ditabraknya.
Baca SelengkapnyaHabib Hasan meninggal di usia 47 tahun. Habib Hasan Lahir di Bogor, 26 Februari 1977
Baca Selengkapnya