Kisah Altar Pusaka Mbah Kuntjung di Klenteng Banyumas
Merdeka.com - Altar Pusaka Mbah Kuntjung mempunyai tempat istimewa di hati para umat Klenteng Bon Tek Bio, Kabupaten Banyumas. Altar ini berisi tiga bilah keris serta dimaknai sebagai altar para suci Kejawen.
Sejarah keberadaan pusaka Mbah Kuntjung, bermula dari sasmita (pesan gaib) yang didapat oleh penasihat spiritual klenteng Bon Tek Bio, Lie Fon Won di awal tahun 1990-an. Lewat mata batin, Lie diperlihatkan bahwa Mbah Kunjtung pernah hidup ratusan silam di Banyumas. Ia dianggap seorang tokoh suci.
Konon, Mbah Kuntjung merupakan titisan kyai Semar. Semar dalam kebudayaan Jawa mendapat tempat yang khas sebagai pamong dan danyang pulau Jawa.
-
Apa yang ada di tengah Makam Kembang Kuning? Di tengah makam, berdiri monumen Karel Doorman.
-
Apa keunikan Kelenteng Hok An Kiong? Salah satu keunikan yang dimiliki Kelenteng Hok An Kiong adalah keberadaan Hio-lo atau tempat menancapkan dupa yang terbesar se-Asia Tenggara.
-
Dimana Makam Kembang Kuning berada? Ereveld (makam untuk orang Belanda) Kembang Kuning adalah salah satu kompleks pemakaman termegah di Kota Surabaya, Jawa Timur.
-
Apa arti nama Klenteng Bon Tek Bio? Jika diartikan, Boen Tek Bio sendiri tak hanya merujuk ke definisi soal peribadatan semata. Namun mengarah ke proses manusia dalam berkebajikan berbasis ilmu pengetahuan.
-
Dimana Klenteng Talang berada? Sam Po Toa Lang adalah nama Tionghoa dari klenteng yang ada di Jalan Talang No.2, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
-
Bagaimana Klenteng Hong San Kiong menjadi tempat ibadah 3 agama? Klenteng Hong San Kiong terkenal sebagai tempat ibadah yang disediakan untuk tiga agama, yaitu Konghucu, Budha, dan Tios.
Untuk menghormati Mbah Kuntjung, Klenteng Bon Tek Bio dianggap mempunyai kewajiban mendirikan altar. Di altar ini, pamor Mbah Kuntjung berupa tiga keris yakni Keris Brojol, Sapu Jagat dan Cempana Citra. Pusaka ini memiliki kedudukan yang sama dengan rupang para dewa.
"Altar ini pengayom unsur lokalitas Banyumas," kata Humas Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, So Bin Ta Nanda, Sabtu (18/1).
Altar Mbah Kuntjung juga dipercaya sebagai instrumen ibadah yang punya kekhususan untuk penyembuhan penyakit. Para umat yang hendak berdoa di altar ini biasanya akan mengambil air terlebih dahulu di sumur klenteng. Air nantinya akan diletakkan di altar dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit.
Nanda bercerita pernah suatu kali seorang umat meminta kesembuhan di depan altar Mbah Kuntjung ketika hendak dilarikan ke rumah sakit. Ajaibnya, sebelum ke rumah sakit, umat tersebut sembuh.
"Sebelum melakukan persalinan, umat klenteng di sini biasanya berdoa meminta keselamatan di altar Mbah Kuntjung," ujarnya.
Keajaiban lainnya, kesaksian Nanda nampak saat Klenteng mengalami bencana kebakaran di tahun 2012. Saat itu, 90 persen bangunan klenteng dilahap api. Saat dilakukan pembersihan klenteng, pusaka keris mbah kuncung didapati berada di bawah altar. Pusaka ini tidak tersentuh api.
"Padahal keris ini selalu terpajang di altar dan diikat. Seolah-olah saat kebakaran ia bergerak dan dapat menyelamatkan diri dari api," kata Nanda.
Tiga keris pusaka yang disakralkan ini dijamasi (dimandikan) saban setahun sekali. Petugas jamasan pemandi pusaka keris tersebut adalah orang khusus yang disebut kuncen. Marno (40) telah mengabdikan diri di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas selama 13 tahun. Ia menjadi kuncen menggantikan pamannya.
Marno, warga Kecamatan Somagede ini menjelaskan keris pusakan dirawat sebagaimana rupang para Dewa. Perlakuannya saat dijamasi direndam di air kembang dan dibalur perasan jeruk nipis.
"Tidak ada hal-hal khusus. Cara pemandian sama dengan rupang lainnya," kata Marno.
Memandikan rupang dimaknai menjadi bentuk bakti umat pada para dewa. Di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, memandikan rupang dilakukan 10 hari sebelum Imlek sesuai prediksi hari baik.
Pada hari pemandian rupang, para dewa dipercaya naik ke langit meninggalkan rupang. Para dewa diyakini tengah melapokan hal-hal yang terjadi di bumi selama setahun. Sewaktu rupang kosong, patung-patung dewa dikeluarkan dari altar. Instrumen ibadah ini dibersihkan di sekitar klenteng.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Acara Kirab Pusaka itu merupakan penutup rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas.
Baca SelengkapnyaKelenteng itu dibangun pada tahun 1746. Nama “Tay Kak Sie” sendiri memiliki makna “Kuil Kesadaran Agung”.
Baca SelengkapnyaSaat ini Klenteng Sian Djin Ku Poh telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang bebas dikunjungi.
Baca SelengkapnyaLokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaWilayah yang terdiri dari beberapa pulau ini terkenal dengan ragam destinasi wisata yang menarik untuk di kunjungi. Simak beberapa spot wisatanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaKayu ini bentuk pengakuan terhadap eksistensi agama Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Baca SelengkapnyaPara pembesar Majapahit mengunjungi candi ini pada bulan khusus.
Baca SelengkapnyaDi Bukit Siguntang ditemukan beberapa makam yang dipercaya sebagai keturunan dari Kerajaan Sriwijaya di masa lampau.
Baca SelengkapnyaKeteng-keteng ini terbilang ini, karena memunculkan suara beragam mulai dari kendang, gong bahkan drum yang di zaman itu belum ada.
Baca SelengkapnyaProses penampakan pun hingga kini masih dilakukan oleh tim, agar dapat mengetahui identitas ketiga kerangka manusia tersebut.
Baca SelengkapnyaSelain untuk melestarikan tradisi, jamasan pusaka ini dilkukan untuk memperkenalkan nilai budaya leluhur kepada generasi masa sekarang.
Baca SelengkapnyaMakam itu ditemukan saat penggalian dan pembersihan di kota kuno Tharsa
Baca Selengkapnya