Kisah Sara, penganyam bambu yang bermimpi jadi pengusaha
Merdeka.com - Hidup berkecukupan dengan penghasilan tak menentu, tidak membuat seorang pengrajin anyaman bakul, Sara (40), berhenti menjalani profesinya tersebut.
Sara sudah 15 tahun menjadi pengrajin anyaman bambu. Penghasil sepekan sekitar Rp 150 ribu.
"Penghasilan enggak tentu. Paling dapat Rp 50 ribu sehari, kalau dihitung seminggu Rp 300 ribu itu pun masih kotor. Bersih-bersihnya Rp 150 ribu seminggu," ujar Sara kepada merdeka.com di Desa Bandung, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, Senin (9/1).
-
Dimana ditemukan gulungan bambu? Potongan-potongan tersebut ditemukan di dalam sumur kuno di situs arkeologi Chaoyang.
-
Apa motif khas Batik Tangerang? Kembang mayang merupakan motif batik yang bisa Anda temukan saat bertandang ke kota tersebut. Desainnya beragam, dengan menyesuaikan tren warna yang kekinian membuatnya kian modis dipandang.
-
Bagaimana jembatan bambu dibuat? Terlihat di lokasi bahwa jembatan hanya ditumpuk menggunakan 3 sampai 4 batang bambu saja. Warga juga merekatkannya menggunakan paku dan kawat, yang kekuatannya jauh dari kondisi standar.
-
Bagaimana Baihaki mengembangkan bisnis lakban? Dalam merintis usahanya, Baihaki menawarkan lakban secara 'door to door'. Aktivitas itu dia lakukan bersamaan dengan kegiatannya sebagai pekerja lepas sales sepeda motor.Pelan namun pasti, bisnis Baihaki mulai menuai hasil positif. Sejumlah pelaku industri mikro memesan lakban yang dijual Baihaki. Pesanan lakban terus masuk. Baihaki langsung menangkap hal tersebut merupakan sinyal bisnis lakban harus dikembangkan. Baihaki kemudian mengajak Fauzan Awaludin, rekan dari kampung yang sama, untuk mengembangkan bisnis lakban.
-
Kenapa Baihaki memulai bisnis lakban? Pengalaman ini membuat Baihaki terpikir untuk membangun sebuah bisnis. Sebelum memulai bisnis barunya, dia melakukan riset. Hampir 95 persen industri UMKM membutuhkan lakban. Sehingga, komoditas tersebut bagi Baihaki merupakan kebutuhan yang memiliki pasar secara luas.
-
Bagaimana Batik Betawi berkembang di Jakarta? Mengutip situs Indonesia Kaya, melihat antusiasme pasar batik di Jakarta yang menjanjikan, pengusaha batik Tionghoa mendatangkan perajin dari kota batik Pekalongan dan Solo untuk membangun industri batik di Jakarta.
Diceritakan Sara, sebenarnya usaha ini bukan miliknya. Dia tak punya modal meski untuk membeli 1 bambu yang bisa dijadikan 10 anyaman bakul.
"Ini ada yang modalin, makanya kecil pendapatannya, padahal kalau punya 1 bambu aja saya bisa bikin 10 anyaman bakul. Kan lumayan modal cuma Rp 20 ribu kita jual Rp 70 ribu," tuturnya.
Sara menjelaskan, bisanya anyaman bakul karyanya dijajakan ke daerah Bekasi, Tangerang dan Lampung dengan harga Rp 70.000. Biasanya, bakul-bakul itu dikirim per tiga bulan menggunakan 1 truk yang membawa ribuan bakul.
"Pingin banget sih berkembang, dapat perhatian, dapat dana dan pembinaan. Apalagi kita juga kan bikin anyaman ini bener-benar manual gak pakai mesin. Habis gimana harga mesinnya aja mahal Rp 15 juta. Bikin anyaman bakul itu awalnya belah bambu dulu nanti dijemur, baru seminggu jadi" jelas Sara yang merupakan warga Kampung Buyung tersebut.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaSejak kecil, dia tidak terpikir akan memiliki usaha dengan omset ratusan bahkan miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaSetelah hampir 1,5 tahun bekerja serabutan, Bagas memutuskan untuk bergabung menjadi member Bisa Ekspor milik Julio.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang memutuskan untuk resign dari kantor dan merintis usaha dari nol di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaPembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca SelengkapnyaKisah inspirasi seorang pemuda yang memutuskan pulang ke kampung halaman untuk memajukan petani di desanya.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca SelengkapnyaBudi menjual anyaman atap ilalang buatannya yang berukuran sekitar 2,5 meter x 1,5 meter seharga Rp 15 ribu per lembar.
Baca SelengkapnyaSekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaUsaha tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang dibuktikan oleh seorang pengusaha ulung dari Sumatera Selatan.
Baca Selengkapnya