KLHK Minta Limbah Infeksius Covid-19 Disemprot Disinfektan Sebelum Dibakar
Merdeka.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengimbau seluruh manajemen rumah sakit di Indonesia untuk mengelola limbah infeksius Covid-19 dengan baik. Menurut dia, limbah penanganan Covid-19 harus disemprot disinfektan sebelum dibakar.
"Kelola limbah infeksius Covid-19 dengan baik dan jangan sampai limbah tersebut malah menjadi sarana penyebaran pandemi Covid-19," kata Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati di Pontianak dilansir Antara, Jumat (19/6).
Dia berharap pihak rumah sakit agar bisa mengelola limbah infeksius tersebut dengan mesin incinerator (mesin pembakar sampah).
-
Siapa yang membersihkan limbah? Pada Minggu (4/6) lalu, sejumlah aktivis bersama warga membersihkan limbah busa tersebut.
-
Mengapa rumah potong hewan mengolah limbah? Sebelumnya, ide ini muncul usai keberadaan limbah diprotes warga. Pengelolaan limbah ini menimbulkan keresahan karena memunculkan bau tidak sedap.
-
Dimana tempat membuang sampah idealnya? Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya pasti akan memberi dampak buruk bagi lingkungan.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan? 'Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu.' (HR. At- Tirmidzi)
"Lakukanlah pengolahan limbah infeksius Covid-19 sesuai dengan protokol kesehatan, salah satunya sebelum dibakar, terlebih dahulu limbah itu disemprot dengan disinfektan," ujarnya.
Hal itu, menurut dia, penting dilakukan, agar limbah infeksius Covid-19 tidak menjadi sarana penyebaran virus corona pada masyarakat, sehingga memang harus dikelola dengan baik.
"Apalagi limbah infeksius Covid-19, saat ini tercatat naik sekitar 30 persen dibanding hari biasanya atau sebelum pandemi Covid-19," terang dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyambut baik digelarnya diskusi yang membahas tentang pengolahan limbah infeksius Covid-19 untuk di Kota Pontianak dan Indonesia pada umumnya.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada KLHK yang telah banyak membantu terhadap sejumlah rumah sakit yang ada di Kalbar, terutama dukungan dan bantuan APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis," ujarnya.
Daniel juga berharap agar pengolahan limbah infeksius di rumah sakit memang benar-benar sesuai protokol kesehatan. Sehingga tidak menjadi media penyebaran virus corona atau lainnya pada masyarakat.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengolahan limbah yang tidak tepat dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan.
Baca SelengkapnyaLuhut berharap seluruh elemen masyarakat kompak dalam menangkal polusi udara yang disebabkan aktivitas pembakaran sampah.
Baca SelengkapnyaOIKN menyediakan tempat pembuangan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Baca SelengkapnyaZat hasil pembakaran sampah dapat berisiko meningkatkan potensi kanker pada manusia.
Baca SelengkapnyaKementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Baca SelengkapnyaMembakar sampah plastik menjadi salah satu cara yang sering dilakukan oleh masyarakat. Tapi, tindakan ini ternyata sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Baca Selengkapnya"Cerobong di perusahaan itu belum sesuai standar," kata Ketua Sub Kelompok Penegakan Hukum DLH DKI Jakarta Hugo.
Baca SelengkapnyaKebakaran TPA Sarimukti dilaporkan terjadi sejak Sabtu (19/8). Luas areal TPA Sarimukti ini 28.5 hektare sedangkan area yang hangus terbakar 15 hektare.
Baca SelengkapnyaDalam sosialisasi tersebut Satpol PP DKI turut memaparkan dampak buruk pembakaran sampah.
Baca SelengkapnyaProses pembakaran, baik sampah organik maupun anorganik akan menghasilkan asap yang mengandung zat-zat beracun.
Baca SelengkapnyaKebakaran yang terjadi mulai Sabtu (19/8) ini telah meluas lebih dari 10 hektare.
Baca SelengkapnyaTempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, telah dibangun pada tahun 2022 dan diresmikan Presiden Jokowi pada Maret lalu.
Baca Selengkapnya