Kontroversi Kepala BPIP: Larang Cadar, Agama Musuh Pancasila hingga Paskibraka Harus Lepas Jilbab
BPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di IKN.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di Ibu Kota Nusantara (IKN). BPIP merupakan penanggungjawab Paskibraka untuk upacara HUT ke-79 RI banjir kritik usai keluarnya aturan tersebut.
Saat pengukuhan, terlihat tidak ada satupun anggota Paskibraka putri yang memakai jilbab. Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Yudian membenarkan sejumlah anggota Paskibraka diwajibkan melepas hijab bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai keseragaman dalam pengibaran bendera. Aturan program Paskibraka tertuang dalam Peraturan BPIP Nomor 3 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2022 tentang Program Paskibraka.
Sementara ketentuan tata cara berpakaian anggota Paskibraka tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPIP Nomor 35 Tahun 2024 tentang standar pakaian, atribut, dan sikap, tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Ternyata, bukan kali ini saja pernyataan dan kebijakan Yudian memicu kontroversi yang berujung banjir kritik dari masyarakat. Mulai dari larangan bercadar, menyebut agama musuh Pancasila hingga larangan jilbab bagi Paskibraka.
Berikut pernyataan Yudian yang menjadi kontroversi:
1. Larang Penggunaan Cadar
Semasa menjabat rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian sempat membuat kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswi. Dia mengeluarkan surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal pembinaan mahasiswi bercadar tertanggal 20 Februari 2018.
Kebijakan Yudian menuai protes dari berbagai pihak, meski ada juga yang mendukung. Yudian menjelaskan, aturan ini dikeluarkan untuk menjaga ideologi para mahasiswanya dan memudahkan kegiatan belajar mengajar di kampus. Bahkan, bagi mahasiswi yang melanggar akan diperingatkan, dibina hingga bisa dikeluarkan.
Belum sebulan aturan itu berlaku, Yudian mencabut kebijakan larangan cadar ini dengan mengeluarkan surat bernomor B-1679/Un.02/R/AK.00.3/03/2018 pada 10 Maret 2018.
Dalam surat itu dijelaskan alasan pencabutan aturan larangan bercadar bagi mahasiswi UIN Sunan Kalijaga itu demi menjaga iklim akademik yang kondusif.
2. Agama Musuh Pancasila
Pada tahun 2020, Yudian pernah membuat heboh ketika mengaitkan hubungan Pancasila dan agama. Dia menyebut agama sebagai musuh dari Pancasila saat menyinggung ada kelompok minoritas mengancam Pancasila.
"Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," kata Yudian.
Pernyataan Yudian ini dihujani kritik masyarakat. Bahkan, Yudian diserang habis anggota DPR Ketika rapat bersama Komisi II akibat ucapannya tersebut pada Februari 2020.
Yudian buru-buru meluruskan pernyataannya terkait hubungan Pancasila dan agama. Ia menyebut agama mengisi Pancasila dan bukan sebagai musuh.
Yudian menyebut ajaran agama tidak bertentangan dengan nilai atau sila-sila Pancasila. "Saya meralat pendapat saya, jadi Pancasila tidak mengisi agama, agama yang mengisi Pancasila," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa 18 Februari 2020.
Diketahui, anggota Komisi II DPR RI mengingatkan Kepala BPIP Yudian untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan. Yudian berjanji akan berhati hati dan akan membentuk Humas BPIP untuk memberikan atau menyaring pernyataan-pernyataan ke media.
"Saya akan membentuk humas, saya mulai menahan diri, kalau ada press release akan diedit dulu oleh tim. Untuk yang lain-lain, program kerja, monggo. Jadi nanti insyaallah seperti yang saya sampaikan, saya sudah mulai tidak bicara di depan publik seperti saran pada umumnya hari ini," ujarnya.
3. Sosialisasi Pancasila Lewat TikTok
Kepala BPIP lagi-lagi menjadi sorotan setelah mengeluarkan wacana menyosialisasikan Pancasila ke generasi milenial lewat platform media sosial. Mulai dari YouTube hingga TikTok agar Pancasila lebih dipahami oleh milenial.
"Ada Youtube, ada Blogger, ada pokoknya media sosial yang sekarang digital. Digital mode ini kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk Tiktok segala macam itu," kata Yudian.
Menurut Yudian, cara ini merupakan permintaan Presiden Jokowi yang ingin BPIP bisa merangkul generasi muda. Selain media sosial, BPIP juga menggunakan media lain seperti musik hingga film untuk mengedukasi tentang nilai-nilai Pancasila.
Yudian berpesan, sosialisasi ini harus sesuai dengan kesukaan atau aktivitas yang sering dilakukan milenial setiap harinya. Tentu saja tidak lepas dari smartphone.
4. Soekarno Umat Islam Paling Meneladani Politik Rasulullah
Dalam diskusi dengan Bamusi TV, Yudian pernah mengatakan Soekarno sebagai sosok umat Islam yang berhasil meneladani politik lapangan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
"Bung Karno itu adalah umat Islam yang paling berhasil meneladani politik lapangan Rasulullah, Nabi Muhammad pada waktu Makkah revolusi pertama tidak berdarah dalam sejarah. Bung karno memimpin bangsa Indonesia ini proklamasi tidak berdarah," ungkap Yudian dalam diskusi 'Peringatan 61 Tahun Pidato Bung Karno di Sidang PBB', dilihat dari YouTube Bamusi TV.
Yudian juga mengungkapkan Bung Karno berhasil mewujudkan teori politik majemuk seperti dalam piagam Madinah. Prestasi Soekarno lainnya adalah berhasil mempersatukan seluruh kerajaan di Indonesia menjadi satu negara yakni NKRI.